Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pendidikan Kesehatan Tentang Anemia dan Pemberian Tablet Tambah Darah di SMPN 1 Jatibarang: Health Education About Anemia and Providing Blood Supply Tablets at SMPN 1 Jatibarang Bambang Eryanto; Dwi Friska Azhari2; Desy Fatmawaty; Ghina Cantika; Asep Wirapraja; Dea Risa; Regina Ayu Pratiwi; Siska Permata Sari; Satrio Gilang Pratama; Liyana Eprilianti; Sintiawati; Vina Sindia Maharani; Maya Puspita Sari; Sheila Nurbasiya; Lu’lu Mauzah; Dewi Sukarnee; Robi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Salah satu permasalahan kesehatan yang sering dihadapi remaja adalah anemia, suatu kondisi di mana tubuh kekurangan zat besi yang dapat berdampak pada pertumbuhan, energi, dan kemampuan konsentrasi. Salah satu tanda keberhasilan pengobatan anemia pada anak perempuan ialah Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dalam mingkatkan kadar darah. Sekitar 1,3% anak perempuan yang menggunakan Tablet Tambah Darah (TTD), menurut data Riskesdas 2018 yang menunjukkan bahwa 80,9% remaja putri mendapatkannya di sekolah. Tujuan dari program KKN yang dilakukan oleh mahasiswa STIKES Indramayu adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa/ siswiSMPN 1 Jatibarang tentang anemia. Metode pendidikan Kesehatan ini menggunakan ceramah langsung dan menggunakan media poster. Hasil menunjukkan bahwa presentase pengetahuan peserta pada pendidikan kesehatan tentang anemia pada remaja dan pemberian tablet tambah darah untuk anemia sebelum pemaparan materi ialah 42%, dan setelah pemaparan materi mengalami kenaikan sebesar  58%  menjadi 100%. Berdasarkan nilai tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditargetkan sebelumnya.   Abstract: One of the health problems that teenagers often face is anemia, a condition where the body lacks iron which can impact growth, energy and ability to concentrate. One sign of successful treatment of anemia in girls is giving blood supplement tablets (TTD). Only 1.3% of teenage girls use Blood Supplement Tablets (TTD), according to 2018 Riskesdas data which Demonstrates that 80.9% of teenage girls get them at school. The aim of the KKN program carried out by STIKES Indramayu students is to increase the understanding and knowledge about anemia of students at SMPN 1 Jatibarang. This health education method uses direct lectures and uses poster media. The results showed that the percentage of participants' knowledge of health education about anemia in adolescents and the administration of blood supplement tablets for anemia before the presentation of the material was 42%, and after the presentation of the material it increased by 58% to 100%. Based on this value, the success indicators that were previously targeted have been achieved.
HUBUNGAN BODY SHAMING DENGAN CITRA TUBUH PADA REMAJA PUTRI Carsita, Wenny Nugrahati; Melany Oktavia Putri; Bambang Eryanto; Alvian Pristy Windiramadhan
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 12 No. 2 (2025): Vol 12, No 2 (2025)
Publisher : Bagian Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jks.v10i1.315

Abstract

Tujuan: Remaja putri cenderung mengalami ketidakpuasan terhadap bagian tubuh dan penampilannya, yang disebabkan oleh sensitivitas yang lebih tinggi terhadap bentuk tubuh, sehingga berpotensi mengganggu persepsi terhadap citra tubuh. Persepsi terhadap citra tubuh pada remaja putri dipengaruhi oleh penilaian fisik dari orang lain, yang dikenal dengan body shaming. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body shaming dengan citra tubuh pada remaja putri. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode analitik. Populasi dalam penelitian terdiri atas siswi kelas VIII dan IX yang berjumlah 390 responden. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik stratified random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 197 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner body shaming dan kuesioner citra tubuh dari Multidimentional Body Self Relation Questionanaire-Apperence Scale (MBSRQ-AS). Analisis data bivariat dilakukan menggunakan uji Pearson Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan dari 101 (51,3%) responden yang mengalami body shaming ringan sebanyak 61 responden (56%) memiliki citra tubuh positif, 88 responden yang mengalami  body shaming sedang sebanyak 47 (43,1%) memiliki citra tubuh positif, dan 8 responden yang mengalami body shaming berat sebanyak 7 (87,5%) memiliki citra tubuh negatif. Hasil analisis didapatkan nilai p= 0,028 (α = < 0,05). Simpulan: Terdapat hubungan antara body shaming dengan citra tubuh. Disarankan untuk pihak sekolah untuk dapat melakukan pencegahan terhadap perilaku body shaming dengan melakukan pembinaan kepada siswa dan menggali alasan body shaming melalui sesi konseling.
Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Kemampuan Mengontrol Marah Pada Pasien Risiko Perilaku Kekerasan Rahma Tania BR Manik; Bambang Eryanto; Juwita Handayani
MEJORA Medical Journal Awatara Vol 1 No 1 (2023): OKTOBER
Publisher : Awatara Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61434/mejora.v1i1.50

Abstract

Perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah dan bermusuhan yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri dimana individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kemampuan mengontrol marah pada pasien dengan Risiko perilaku kekerasan. Metode penelitian ini menggunakan systematic literature review. Pencarian dan seleksi literatur berdasarkan Prepared Reporting Items for Systematic Riviews and Meta-analysis. Artikel dipilih melalui skrining sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Batasan tahun terbit artikel 2011 s.d 2021. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan 5 artikel yang dibahas didapatkan kemampuan mengontorl marah mengalami penurunan setelah diberikan terapi relakasi nafas dalam dengan p value < 0.05 yang artinya ada pengaruh yang signifikan terapi relakasi nafas dalam terhadap kemampuan mengontrol marah. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah melakukan penelitian terkait pengaruh terapi relakasi nafas dalam terhadap kemampuan mengontrol marah dengan mengembangkan metode yang jelas dan teknik penelitian yang sudah ada.