Kearifan lokal adalah sikap dari manusia serta hubungannya dengan lingkungan yang terbentuk secara alamiah dan berasal dari adat istiadat atau ajaran leluhur. Api Tak Kunjung Padam merupakan kearifan lokal yang berpotensi untuk menjadi konteks dalam pembelajaran Fisika. Pendekatan ini menggali pengetahuan masyarakat dalam konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep-konsep fisika yang terlibat dalam fenomena tersebut dan mengembangkan strategi pemeliharaan untuk menjamin kelestarian objek wisata ini. Dengan mengidentifikasi konsep-konsep Fisika, diharapkan kearifan lokal ini dapat dikaji dalam pembelajaran Fisika di sekolah. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik purposive sampling dengan melibatkan pengelola wisata, pengurus desa, dan masyarakat setempat sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan cerita legenda, Api Tak Kunjung Padam berasal dari tongkat kyai Moko yang ditancapkan ke tanah. Secara Sains, Api Tak Kunjung Padam berkaitan erat dengan konsep pembakaran, transfer kalor, dan interaksi antara bahan bakar dengan oksigen, yang dijelaskan melalui model "Segitiga Api". Lebih lanjut, ditemukan bahwa faktor-faktor seperti kondisi lingkungan dan intervensi manusia memiliki pengaruh signifikan terhadap kelangsungan fenomena ini. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pemahaman tentang konsep fisika dalam konteks kearifan lokal ini tidak hanya memberikan wawasan edukatif tetapi juga memfasilitasi pelestarian budaya. Hal ini memperkuat pentingnya pendidikan masyarakat dan kolaborasi dengan pemerintah untuk pelestarian dan promosi wisata Api Tak Kunjung Padam sebagai bagian dari warisan budaya.