Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Prevalensi Luka Memar pada Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga Syatirah, Andi Bau; Dase, Jerny; Makmun, Armanto; Mathius, Denny; Gani, Azis Beru
Indonesian Journal of Health Vol 4 No 1 (2024): Vol.04 No.01 (Juni 2024)
Publisher : Yayasan Citra Cendekia Celebes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33368/inajoh.v4i1.103

Abstract

Pendahuluan: Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan salah satu kasus yang meningkat tiap tahunnya. Kekerasan yang sangat umum ditemui merupakan kekerasan tumpul serta luka memar yang paling sering ditemukan. Tujuan: Mengetahui Prevalensi luka memar pada kasus KDRT yang didapatkan di Centra Visum Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Tahun 2022 – 2023. Metode: Menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik. Hasil: Jumlah kasus KDRT di yang didapatkan dengan total 340 kasus, Jumlah pasien pada tahun 2022 yang mengalami trauma tumpul sebanyak 99 kasus (29,1%) serta trauma bukan tumpul 66 kasus (19,4%) serta tahun 2023 yang mengalami trauma tumpul sebanyak 86 kasus (25,3%) serta bukan trauma tumpul 89 kasus (26,1%). Jumlah pasien yang mengalami luka memar pada pasien perempuan 2022-2023 tertinggi pada tahun 2022 sebanyak 82 kasus (51,6%) dan terendah tahun 2023 sebanyak 77 kasus (48,4%). Jumlah pasien yang mengalami luka memar berdasarkan perubahan warna dimana pada tahun 2022 didapatkan yang tertinggi yaitu warna merah 40 kasus (24,7%), begitupun pada tahun 2023 tertinggi warna merah didapatkan dengan 35 kasus (21,7%), Kesimpulan: Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa kasus KDRT meningkat tiap tahunnya. Adanya penurunan tingkat kekerasan trauma tumpul serta peningkatan bukan trauma tumpul pada tahun 2022-2023, begitupun dengan kasus KDRT pada perempuan terjadi penurunan. Perubahan warna tertinggi yaitu warna merah (hari pertama) yang menandakan makin banyak yang berani dan sadar akan penyelesaian kasus KDRT tidak hanya diselesaikan dirumah tetapi harus diselesaikan bersama aparat penegak hukum pada hari pertama terjadinya kasus KDRT.
KARAKTERISTIK KEJADIAN MATI MENDADAK AKIBAT PENYAKIT KARDIOVASKULAR : LITERATURE REVIEW Sudirman, Farah Zhafirah; Wisudawan, Wisudawan; Dase, Jerny
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.36895

Abstract

Kematian mendadak akibat penyakit kardiovaskular merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, dengan penyakit jantung koroner (PJK) sebagai penyebab utamanya. Angka kematian mendadak di Indonesia juga meningkat, terutama pada populasi usia produktif dan lansia. Meskipun banyak kematian mendadak dapat dicegah dengan deteksi dini dan manajemen faktor risiko, kesadaran masyarakat terhadap kondisi ini masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kematian mendadak akibat penyakit kardiovaskular, faktor risiko yang menyertainya, dan pentingnya deteksi dini serta pencegahan guna mengurangi angka kejadian kematian mendadak di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui tinjauan pustaka (literature review). Dari hasil analisis terhadap 10 jurnal, ditemukan bahwa sekitar 80% kematian mendadak di populasi dewasa disebabkan oleh PJK, sedangkan pada populasi usia muda, kardiomiopati dan kelainan genetik lebih sering menjadi penyebabnya. Faktor risiko utama yang berkontribusi pada kematian mendadak termasuk hipertensi, diabetes, riwayat merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. Pentingnya skrining dini dan edukasi masyarakat tentang faktor risiko juga ditekankan sebagai langkah pencegahan yang krusial. Kematian mendadak akibat penyakit kardiovaskular memerlukan perhatian khusus, terutama dalam upaya pencegahan dan deteksi dini. Edukasi masyarakat mengenai gaya hidup sehat, pengendalian faktor risiko, dan peningkatan skrining jantung yang lebih komprehensif dapat membantu menurunkan angka kejadian kematian mendadak. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi kebijakan kesehatan masyarakat dan program intervensi yang lebih efektif di Indonesia.
Integrating Human Reliability Assessment into Health Promotion Strategies to Reduce Patient Mortality and Preventive to Legal Issue Assegaf, S. Zulfikar. G.; AL, Suardi; Dase, Jerny; Mutaher, Annisa Anwar; Nelwan, Berty. J; Zainuddin, Andi Alfian; Lawrence, Gatot. S.
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 8 No. 12: DESEMBER 2025 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v8i12.8567

Abstract

Introduction: Human error is one of the leading factors in medical negligence cases worldwide. These errors may include a range of actions such as misdiagnosis, medication errors, and procedural mistakes. Based on studies and reports from several major hospitals in Indonesia, as well as reports from the Hospital Patient Safety Committee (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit – KKPRS), incidents related to patient safety in the ICU remain considerably high. Human Reliability Analysis (HRA) is a method used to prevent human error by analysing and assessing the likelihood of human mistakes within a work system and by developing mitigation strategies to minimise such errors. The HRA method involves several techniques and approaches that can be applied in healthcare settings to enhance patient safety and prevent medical negligence. Methods: This qualitative descriptive-exploratory study was conducted in the ICU of Dr. Wahidin Sudirohusodo General Hospital from January to March 2025. Thirty ICU healthcare workers were recruited through total sampling. Mortality data were reported only for contextual description, not as a direct outcome of HRA, in order to avoid conflating qualitative error mapping with quantitative outcomes. Results: ICU nurses demonstrated a higher potential for human error compared to anesthesiology residents. The ICU mortality rate was 45%, with chronic kidney disease, malignancies, and cardiovascular disorders identified as the leading causes of death. These figures are presented descriptively and not interpreted as effects of HRA Conclusion: The SHERPA approach provided insight into potential errors, their impact, and contributing factors, enabling recommendations to strengthen ICU safety systems. These findings underline the urgent need for medical audits and suggest potential implications of SHERPA in reducing medico-legal risks, rather than establishing causal effects on mortality reduction.