Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Penyuluhan

Penguatan Modal Sosial Menuju Kemandirian Perempuan Perdesaan Pelaku Industri Rumahan Emping Melinjo di Provinsi Banten Khaerul Saleh; Sumardjo Sumardjo; Aida Vitayala S Hubeis; Herien Puspitawati
Jurnal Penyuluhan Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.613 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v14i1.16325

Abstract

Industri rumahan selama ini kurang memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar, disebabkan karena rendahnya tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kapabilitas terhadap penguasaan  tekonologi serta akses permodalan, padahal keberadaannya memiliki posisi penting dalam perekonomian nasional. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran modal sosial mikro dan meso serta permasalahannya terhadap kemandirian perempuan perdesaan pelaku industri rumahan emping melinjo.  Penelitian dilakukan di Provinsi Banten,  dengan sampel sebanyak 453 orang,  terdiri dari; 154 orang di zona industri, 147 orang di zona pertanian dan 152 orang di zona pariwisata dari 6.857 orang perempuan perdesaan pelaku industri rumahan emping melinjo.  Analisis data menggunakan statistik deskriptif, one way anova, dan Struktural Equation Modeling (SEM).  Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kemandirian, tingkat kapasitas, modal sosial meso dan modal sosial mikro perempuan persdesaan berada pada kategori sedang.  Model hibryd menunjukkan bahwa kemandirian perempuan perdesaan 43,0 % dipengaruhi secara langsung maupun oleh modal sosial meso, dan tingkat kapasitas, sedangkan modal sosial mikro berpengaruh melalui bekerjanya tingkat kapasitas. Tingkat kemandirian perempuan perdesaan ditentukan melalaui aspek  pengambilan keputusan, kerjasama, kedinamisan usaha dan akses permodalan.  Strategi peningkatan kemandirian dilakukan melalui penguatan modal sosial meso, terutama dukungan infrastruktur dan materi penyuluhan, yang memiliki pengaruh tidak langsung  pada penguatan modal sosial mikro dan  tingkat kapasitas perempuan perdesaan.Kata kunci :  Industri rumahan emping melinjo, Modal sosial mikro, Modal sosial meso, tingkat kapasitas dan tingkat kemandirian perempuan perdesaan
Model Kapasitas Petani Padi Sawah dalam Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Tangerang Khaerul Saleh; Suherman Suherman
Jurnal Penyuluhan Vol. 17 No. 1 (2021): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25015/17202132887

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat Kapasitas Petani Padi Sawah di Kabupaten Tangerang dan faktor-faktor penentu yang dapat mempengaruhi peningkatan kapasitas Petani padi sawah dalam mendukung ketahanan Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Tangerang. Populasi dalam penelitian ini adalah Petani padi sawah dan berada di lokasi penelitian. Lokasi penelitian di tiga Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yakni BPP Kronjo, BPP Tegalkunir dan BPP Sukatani. Desain penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan melibatkan 150 responden yang mewakili tiga BPP, data yang dikumpulkan adalah data primer dan data skunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuseioner, wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Data tersebut terdiri atas karakteristik responden (ξ1); Inovasi teknologi (ξ2); Kegiatan Penyuluhan (ξ3); Dukungan Kelembagaan Lokal (ξ4); Kapasitas (η1); dan Keahana pangan Berkelanjutan (η2). Pemilihan responden dilakukan secara proporsional random sampling (proportionally random sampling) berdasarkan kriteria penelitian. Analsis data menggunakan statistik deskriptif, one way ANOVA dan Struktural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas Petani Padi sawah berada pada kategori sedang. Unsur yang paling besar memepengaruhi tingkat kapasitas adalah Dukungan Kelembagaan Lokal sebesar 0,44 (65,25 persen) Kegiatan Penyuluhan sebesar 0.24 (45,55 persen) dan karakteristik responden sebesar 0.18 (30.75 persen) melalui lama pendidikan formal. Pendidikan non formal dan penguasaan lahan usahataninya. Sedangkan ketahanan pangan berkelanjutan depengaruhi oleh Inovasi Teknologi sebesar 0,29 (47,25 perses) serta tingkat Kapasitas petani sebesar 0.18 (30.75 persen).
Respon Petani Padi Sawah terhadap Program Budidaya Padi Sistem Jajar Legowo di BPP Tegalkunir, Kabupaten Tangerang Khaerul Saleh
Jurnal Penyuluhan Vol. 18 No. 02 (2022): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25015/18202239868

Abstract

Technological innovations that are currently developing in the agricultural sector cannot be separated from the behavior of the farmers themselves, efforts to achieve increased production and productivity continue to be carried out both through increasing knowledge and changing farmers' attitudes, based on this, the purpose of this study is to determine the respone of lowland rice farmers in implementing the technology of the jajar legowo system, as well as what factors are dominant in the respone of farmers in applying the technology of the jajar legowo system. The research location was carried out at BBP Tegalkunir, Tangerang Regency, starting from August to October 2021. Withdrawing and collecting preliminary data, apart from using a questionnaire, they also looked for related data related to the research, Respondents in this study were 49 farmers who were taken by simple random sampling. The analysis used is non-parametric statistical analysis using the Rank Sperman correlation test. The results showed that the respone of farmers in applying the technology of lowland rice farming with the jajar legowo system was mostly in the medium category. The results of the Rank's Spearman correlation test simultaneously show that the length of farming, the role of extension workers, the role of farmer groups and the nature of innovation have a significant relationship with the respone of farmers in applying the technology of lowland rice farming with the jajar legowo system, while age, education level, land area and cropping index do not have a significant relationship. a real relationship with the respone of farmers in applying the technology of paddy farming with the jajar legowo system.