Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Bahasa Inggris Destriani, Ni Putu Ita; Risma, .; Pasaribu, Irma A.; Rohmah, Etik A.
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 2 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i02.P06

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by dengue virus infection where the vector is the female Aedes aegypti mosquito. DHF causes high mortality and morbidity because a vaccine for DHF has not yet been found. DHF therapy is still supportive and symptomatic, causing this disease to remain a health problem for the community. The purpose of this study was to determine the effectiveness of kecombrang flower (Etlingera elatior) as Aedes aegypti instar III larvicide. This research was conducted at the Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga in July 2023. The research design used was true experimental design with post-test only group control design. Divided into 7 groups, namely negative control, 0.1%, 0.6%, 1.1%, 1.6%, 2.1% and 2.6%. The number of samples used in the study was 560 larvae. Each group contained 20 larvae with 50ml of solution containing kecombrang flower extract. Repetition was done 4 times at each concentration. The test used was Kruskal-Wallis (p<0.05), Post-Hoc Mann Whitney U test (p<0.05). The results showed the highest average larval mortality at concentrations of 2.1% and 2.6% at 100% and the lowest average at a concentration of 0.1% at 28.75%. In the Kruskal-Wallis test, each treatment group showed significant differences (p<0.05). The Mann Whitney U post hoc test showed significant differences between the two treatment groups. Keywords: Aedes aegypti, Kecombrang flower (Etlingera elatior), Larvacide
Hubungan Tingkat Stres Dengan Durasi Bermain Game Online Pada Mahasiswa Angkatan 2020 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya Rafly, Muhammad; Nandaka, I Ketut Tirka; Mutiadesi, Wahyu Prasasti; Pasaribu, Irma A.
CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal Vol. 5 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stres dapat dialami oleh siapa saja, termasuk mahasiswa, dan penyebabnya dapat berasal dari berbagai faktor seperti lingkungan, faktor internal diri, atau pikiran. Saat menghadapi situasi yang memicu terjadinya stres tubuh akan merespon dengan mengalami stres. Jika stres ini tidak ditanggulangi, dapat berkembang menjadi stres berat, dan tanpa penanganan yang tepat dapat mengalami gangguan mental serius seperti depresi, dan gangguan kecemasan. Ketika seseorang mengalami stres, ada upaya untuk mengatasinya, dan salah satu caranya adalah dengan bermain game. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan durasi waktu bermain game online pada mahasiswa Angkatan 2020 pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. penelitian ini bersifat observational analitik merupakan penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antar variable. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dimana semua data yang menyangkut variable penelitian diukur pada waktu bersamaan (point time approach). Sampel diambil dengan teknik pengambilan simple random sampling sebanyak 64 orang. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. menggunakan analisis uji korelasi spearmen dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau 95%. Hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0,907 > α = 0,005. Didapatkan bahwa tidak adanya hubungan tingkat stres dengan durasi waktu bermain game online. Tidak ada hubungan tingkat stres dengan durasi bermain waktu bermain game online pada mahasiswa Angkatan 2020 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya.
In Silico Bahan Aktif Epigallocatechin Gallate dari Sargassum cristaefolium untuk Menghambat Pembentukan Interleukin 1B pada Sindroma Mata Kering Faiq, Muhammad Nabil; Pasaribu, Irma A.; Jauhar, Tamam; Biutifasari, Verna
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 6 No 3 (2025): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v6i3.528

Abstract

Dry eye syndrome is a multifactorial condition that disrupts the tear film and ocular surface, causing discomfort, visual disturbances, and damage to the ocular surface. Sargassum cristaefolium, a brown alga found in Indonesia, contains the active compound Epigallocatechin gallate (EGCG), which has anti-inflammatory potential. EGCG can inactivate interleukin-1B signaling, thereby triggering the activation of MMPs that play a role in epithelial barrier degradation and maintaining lubrication of the corneal surface. EGCG also exhibits functions comparable to Cyclosporin A, a drug used for dry eye syndrome. This study aims to determine the performance of EGCG in suppressing interleukin-1B to inhibit the production and activation of MMPs through an in-silico approach. The method involves several stages, namely molecular docking, ADME prediction, and toxicity prediction of the active compound EGCG. EGCG is predicted to have potential equivalent to Cyclosporin A in inhibiting interleukin-1B. EGCG shows advantages such as good distribution in blood plasma, no effect on CYP3A4 enzymes, and no influence on OCT2 substrates. In addition, EGCG has a slower excretion rate, is non-mutagenic, does not cause skin sensitization, and is non-hepatotoxic. Thus, EGCG found in Sargassum cristaefolium may serve as an anti-inflammatory agent and inhibit interleukin-1B protein in dry eye syndrome through in silico mechanisms.
Hubungan antara Kejadian Penyakit Skabies dan Kualitas Tidur pada Anak di Panti Asuhan X Surabaya Anastasya, Agnes; Yatmasari, Erina; Rahadianto; Pasaribu, Irma A.
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 30 No 1 (2024): JANUARI
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v30i1.2756

Abstract

Skabies adalah penyakit kulit tersering ketiga di Indonesia yang disebabkan tungau Sarcoptes scabiei var. hominis. Manifestasi utamanya adalah adanya rasa gatal yang memburuk pada malam hari sehingga sering menyebabkan gangguan tidur pada penderitanya. Penyakit skabies sering terjadi di tempat seperti panti asuhan yang memiliki kepadatan hunian yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian penyakit skabies dan kualitas tidur  pada anak di Panti Asuhan X Surabaya. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan studi cross sectional. Sampel diambil dari anak-anak Panti Asuhan X Surabaya kelas 4 SD ke atas dengan teknik total sampling. Data diperoleh dengan cara anamnesis, pengamatan, dan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index. Analisis data menggunakan uji koefisien kontingensi. Hasil penelitian dari total 34 responden, terdapat 10 anak yang menderita skabies (29,4%), dengan 8 anak yang kualitas tidurnya baik (80%) dan 2 anak yang kualitas tidurnya buruk (20%). Berdasarkan uji koefisien kontingensi didapatkan hasil berupa nilai p = 0,024 (p<0,05 disimpulkan, ada hubungan antara kejadian penyakit skabies dan kualitas tidur pada anak di Panti Asuhan X Surabaya. Namun, gangguan tidur ini bersifat multifaktorial, sehingga tetap perlu untuk memperhatikan hal lainnya, seperti kondisi fisik, kondisi lingkungan, serta intensitas dari pruritus nokturnal.