Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Kerapatan dan Tutupan Kanopi Mangrove di Gili Petagan, Lombok Timur Puna, Salvina Herawaty; Marwan, Muh.; Lestariningsih, Wiwid Andriyani; Rahman, Ibadur
Journal of Marine Research Vol 12, No 4 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i4.41028

Abstract

Ekosistem mangrove terdapat pada daerah peralihan antara daratan dan lautan yang dapat berkembang pada daerah pasang surut dengan substrat berlumpur atau berpasir. Ekosistem mangrove mempunyai fungsi fisik, ekologi, dan ekonomi. Gili Petagan merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur dengan luas 56,8 hektar dan didominasi oleh vegetasi mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan dan tutupan kanopi mangrove di Gili Petagan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur. Pengumpulan data kerapatan mangrove menggunakan metode Dombois & Ellenberg, sedangkan data tutupan kanopi mangrove menggunakan metode hemispherical photography. Hasil penelitian ditemukan empat jenis mangrove yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, dan Sonneratia alba. Kisaran diameter batang mangrove di Gili Petagan yaitu antara 4,7-9,56 cm dengan kisaran basal area yaitu antara 46,66-5.320 m2/ha. Rata-rata kerapatan mangrove sebesar 3.120 ind/ha, termasuk dalam kriteria baik. Kemudian nilai rata-rata tutupan kanopi mangrove sebesar 71%, termasuk dalam kategori sedang. Jenis substrat yang dominan ditemukan pada Gili Petagan yaitu lempung berpasir yang sesuai untuk pertumbuhan mangrove.  The mangrove ecosystem is found in transitional areas between land and sea that can develop in tidal areas with muddy or sandy substrates. Mangrove ecosystem have physical, ecological and economic functions. Gili Petagan is a small island located in Padak Guar Village, Sambelia District, East Lombok Regency with an area of 56.8 hectares and is dominated by mangroves. This study aims to determine mangrove’s density and canopy cover in Gili Petagan, Sambelia District, East Lombok Regency. Mangrove density data were collected using the Dombois and Ellenberg method, while data on mangrove canopy cover were obtained using the hemispherical photography method. The result of the study found four mangrove species, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, and Sonneratia alba. The range of mangrove trunk diameters on Gili Petagan is between 4.7-9.56 cm with a basal area range of between 46.66-5,320 m2/ha. The average density of mangrove is 3.120 ind/ha, which falls within the "good" criteria. Furthermore, the average value of mangrove canopy cover is 71%, classified as "moderate." The dominant type of substrate found on Gili Petagan is sandy loam which is suitable for mangrove growth.
Studi Karakteristik Gelombang Laut Perairan Indonesia Menggunakan Model Simulating Wave Nearshore (SWAN) Puna, Salvina Herawaty; Rahman, Ibadur; Sakina, Sholihati Lathifa
Indonesian Journal of Oceanography Vol 7, No 3 (2025): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v7i3.27227

Abstract

Gelombang laut merupakan elemen penting dalam oseanografi yang memengaruhi berbagai aktivitas di wilayah pesisir, seperti transportasi laut, pembangunan infrastruktur, hingga perikanan. Namun, ketersediaan data gelombang di Indonesia masih sangat terbatas dan umumnya hanya mencakup wilayah tertentu atau data lampau. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pemodelan seperti hindcasting gelombang agar informasi gelombang laut di Indonesia bisa diperoleh secara lebih luas dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik gelombang laut di perairan Indonesia dengan menggunakan model numerik Simulating WAves Nearshore (SWAN) melalui pendekatan nested model. Pemodelan dilakukan pada dua skala domain, yakni regional dan nested, dengan resolusi spasial masing-masing 0,25° dan 0,1°, serta periode simulasi dari tahun 2020 hingga 2023. Data input meliputi kecepatan angin dari ECMWF dan data batimetri dari GEBCO, yang kemudian divalidasi menggunakan data buoy di wilayah Australia. Hasil validasi menunjukkan bahwa model SWAN mampu menggambarkan tinggi gelombang signifikan (Hs) dengan baik, dengan nilai korelasi 0,699–0,921 dan RMSE yang relatif rendah. Analisis spasial dan musiman menunjukkan bahwa gelombang tertinggi terjadi pada musim timur (Juni–Agustus), terutama di wilayah selatan Indonesia, sedangkan gelombang terendah terjadi pada musim peralihan I (Maret–Mei). Hasil juga menunjukkan bahwa fenomena iklim global ENSO berpengaruh signifikan terhadap anomali Hs di wilayah utara Indonesia selama fase El Niño. Sementara itu, korelasi antara IODM dan anomali Hs menunjukkan pola negatif di wilayah selatan dan positif di wilayah utara.
Struktur Komunitas dan Persentase Tutupan Kanopi Mangrove di Pantai Keranji, Desa Paremas, Lombok Timur Puna, Salvina Herawaty; Sahrani, Putri; Tirayya, Nadia Hulwa; Buhari, Nurliah; Damayanti, Ayu Adhita; Lestariningsih, Wiwid Andriyani; Rahman, Ibadur
Jurnal Ilmu Kelautan Lesser Sunda Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Ilmu Kelautan - Lesser Sunda
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jikls.v4i2.119

Abstract

Mangroves are coastal ecosystems rich in biodiversity and play a crucial role both globally as carbon sinks and locally in maintaining ecological balance and providing habitats for various species. Understanding the structure of mangrove communities is essential, as it involves studying the components and interactions within the environment. This research aims to examine the community structure and canopy cover percentage of mangroves at Keranji Beach, Paremas Village, East Lombok. Mangrove data were collected using the line transect method, while canopy cover data were obtained using hemispherical photography. The study identified 7 mangrove species i.e: Sonneratia alba, Avicennia alba, Avicennia marina, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, and Bruguiera gymnorrhiza. The density of the mangrove ecosystem at the tree and sapling levels falls within the very dense category (≥1500 individuals/ha). S. alba was the species with the highest importance value index (INP) (231% - 271%), indicating its significant role and contribution to the mangrove community. For the seedling category, two mangrove species were found, R. apiculata and B. gymnorrhiza, each with a 1% presence. The average percentage of mangrove canopy cover was 64.8%, classified as moderate with a good rating.
Analisis Perbedaan Karakteristik Geomorfologi: Studi Kasus Pesisir Ampenan, Kota Mataram dan Desa Sekotong Barat, Lombok Barat Robbani, Fida Fahmi; Puna, Salvina Herawaty; Lestariningsih, Wiwid Andriyani; Larasati, Chandrika Eka
Geomedia Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol. 22 No. 1 (2024): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v22i1.69715

Abstract

Pulau Lombok merupakan pulau yang terletak di Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Karakteristik dan kondisi bentuk lahan di Pulau Lombok tidak terlepas dari berbagai faktor, salah satunya adalah faktor geomorfologi. Analisis kondisi geomorfologi suatu wilayah dapat dilakukan melalui pendekatan secara lansung berupa observasi wilayah, serta pemanfaatan sistem penginderaan jarak jauh atau remote sensing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kondisi geomorfologi daerah pesisir Ampenan, Kota Mataram dan pesisir Desa Sekotong Barat, Lombok Barat. Penelitian ini mencakup data sekunder dan data primer. Pengambilan data primer meliputi observasi lapangan. Data sekunder didapatkan dengan memanfaatkan citra penginderaan jarak jauh dari data model elevasi digital (DEM). Analisis karakteristik geomorfologi dilakukan berdasarkan aspek morfografi, morfometri, dan morfogenesis. Daerah pesisir Ampenan memiliki bentuk topografi cenderung landai dengan elevasi berkisar 6-10 m yang termasuk dalam lokasi strategis untuk pemukiman. Sedangkan, tebing-tebing didaerah pesisir pantai sekotong memiliki elevasi berkisar 100-250 m dengan tingkat kecuraman yang terjal, sehingga pada beberapa titik lokasi sering terjadi erosi atau tanah longsor. Daerah pesisir Ampenan termasuk kedalam daerah bentukan asal marine dan antropogenik. Pada Desa Sekotong Barat, ditemukan beberapa bentuk lahan pada daerah pesisir yaitu struktural, marine, dan antropogenik.