Gelombang laut merupakan elemen penting dalam oseanografi yang memengaruhi berbagai aktivitas di wilayah pesisir, seperti transportasi laut, pembangunan infrastruktur, hingga perikanan. Namun, ketersediaan data gelombang di Indonesia masih sangat terbatas dan umumnya hanya mencakup wilayah tertentu atau data lampau. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pemodelan seperti hindcasting gelombang agar informasi gelombang laut di Indonesia bisa diperoleh secara lebih luas dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik gelombang laut di perairan Indonesia dengan menggunakan model numerik Simulating WAves Nearshore (SWAN) melalui pendekatan nested model. Pemodelan dilakukan pada dua skala domain, yakni regional dan nested, dengan resolusi spasial masing-masing 0,25° dan 0,1°, serta periode simulasi dari tahun 2020 hingga 2023. Data input meliputi kecepatan angin dari ECMWF dan data batimetri dari GEBCO, yang kemudian divalidasi menggunakan data buoy di wilayah Australia. Hasil validasi menunjukkan bahwa model SWAN mampu menggambarkan tinggi gelombang signifikan (Hs) dengan baik, dengan nilai korelasi 0,699–0,921 dan RMSE yang relatif rendah. Analisis spasial dan musiman menunjukkan bahwa gelombang tertinggi terjadi pada musim timur (Juni–Agustus), terutama di wilayah selatan Indonesia, sedangkan gelombang terendah terjadi pada musim peralihan I (Maret–Mei). Hasil juga menunjukkan bahwa fenomena iklim global ENSO berpengaruh signifikan terhadap anomali Hs di wilayah utara Indonesia selama fase El Niño. Sementara itu, korelasi antara IODM dan anomali Hs menunjukkan pola negatif di wilayah selatan dan positif di wilayah utara.