Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Efisiensi Teknik Sampling dalam Penentuan Indeks Keanekaragaman Polychaeta di Padang Lamun Pantai Sire, Lombok Utara Rahman, Ibadur; Nurliah, Nurliah; Larasati, Chandrika Eka
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v10i2.30533

Abstract

Padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang berperan sebagai tempat tinggal, tempat mencari makan, tempat pembesaran dan daerah pemijahan bagi sejumlah besar biota asosiasinya, termasuk polychaeta. Selain mengambil manfaat dari tumbuhan lamun, polychaeta juga berperan terhadap kesuburan substrat lamun karena kemampuannya dalam menguraikan serasah dan meningkatkan kadar oksigen dalam sedimen melalui aktivitas bioturrbasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks keanekaragaman polychaeta di padang lamun Pantai Sire, Lombok Utara menggunakan 2 (dua) teknik sampling yang berbeda. Pengamatan data lamun dilakukan menggunakan kuadran 50x50 cm2, dengan 3 (tiga) transek dimana masing-masing terdapat 10 titik pengamatan. Pengambilan sampel polychaeta dilakukan menggunakan alat Ekman Grab dan PVC sediment corer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 (lima) jenis lamun dan 17 famili polychaeta di perairan padang lamun Pantai Sire, dimana Capitellidae merupakan jenis dengan rerata kelimpahan tertinggi (1.046±32,34  - 1.430±37,82 individu/m2). Hasil uji-t menunjukkan bahwa perbedaan teknik sampling berpengaruh terhadap total kelimpahan polychaeta di padang lamun, dimana teknik sampling menggunakan PVC sediment corer memiliki hasil yang lebih optimal dibandingkan mengunakan Ekman Grab. Hal tersebut menandakan bahwa alat PVC sediment corer lebih efisien digunakan untuk pengambilan sampel polychaeta di lamun karena sesuai dengan karakteristik substrat lamun yang berpasir. Sedangkan alat Ekman Grab lebih baik digunakan pada substrat berlumpur dan pada perairan yang cenderung dalam. Seagrass bed is one of the ecosystems that act as a place to live, foraging for food, rearing and spawning areas for a large number of associated biota, including polychaeta. Apart from taking advantage of seagrass, polychaeta also plays a role in the fertility of seagrass substrate because of its ability to break down litter and increase oxygen levels in the sediment through bioturbation activity. This study aims to determine the diversity index of polychaeta in seagrass bed at Sire Beach, North Lombok using 2 different sampling techniques. Seagrass data observation was carried out using a 50x50 cm2 quadrant, with 3 transects, each of which had 10 observation points. Polychaeta samples were taken using the Ekman Grab and the PVC sediment corer. The results showed that there were 5 specieses of seagrass and 17 families of polychaeta in seagrass of the Sire Beach, where Capitellidae was the species with the highest average abundance (1,046 ± 32.34 - 1,430 ± 37.82 individuals / m2). The t-test result shows that the different sampling techniques have a correlation to the total abundance of polychaeta, where PVC sediment corer has more optimal results than using Ekman Grab. This indicates that the PVC sediment corer is more efficient to use for polychaeta sampling in seagrass because of its suitability to the characteristics of sandy seagrass substrate. Meanwhile, the Ekman Grab is better to use on muddy substrates and in a deep water. 
Keanekaragaman Jenis Lamun Di Perairan Gili Gede, Lombok Barat Rahman, Ibadur; Nurliah, Nurliah; Himawan, Mahardika Rizki; Jefri, Edwin; Damayanti, Ayu Adhita; Larasati, Chandrika Eka
Journal of Marine Research Vol 10, No 4 (2021): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v10i4.32282

Abstract

Padang lamun merupakan salah satu ekosistem laut yang penting karena berfungsi sebagai habitat beragam jenis, sebagai pemerangkap substrat perairan, peredam gelombang, pendaur ulang zat hara, dan sebagai penyerap sejumlah besar karbon dari atmosfer (blue cabon). Dewasa ini kondisi kesehatan ekosistem lamun senantiasa mengalami penurunan/degradasi, padahal ekosistem lamun menopang sejumlah besar kelangsungan hidup makhluk hidup lainnya bahkan beberapa di antaranya berdampak langsung terhadap manusia. Maka dari itu, perlu dilakukan kajian mengenai kondisi padang lamun yang hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan penataan kawasan perairan agar tetap berorientasi pada upaya pelestarian ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji stuktur komunitas lamun di perairan Gili Gede, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Pengamatan jenis dan persentase penutupan lamun menggunakan kuadran transek berukuran 50cm x 50cm. Pengukuran nilai parameter kualitas air dilakukan secara insitu di lapangan dan di Laboratorium Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Sekotong, Lombok Barat. Hasil penelitian menujukkan bahwa komunitas padang lamun di perairan Gili Gede tersusun atas 4 (empat) jenis, yaitu: Halophilla pinifolia, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, dan Thalassia hemperichii dengan persentase penutupan berkisar antara 17-47%, dan rerata penutupan sebesar 35%. Jenis lamun Enhalus acoroides merupakan jenis yang memiliki kontribusi paling tinggi dalam komunitas padang lamun di perairan Gili Gede.  Seagrass is an important marine ecosystem because of its function as habitat for various species, as substrate trapper, wave reducer, nutrient recycler, and as an absorber of large amounts of carbon from the atmosphere (blue cabon). Today, the condition of seagrass ecosystems is constantly decreasing, even though seagrass ecosystems support a large number of other living things, some of which have a direct impact on humans. Therefore, it is necessary to conduct a study on seagrass community structure whose the results can be taken into consideration in making policies related to the arrangement of water areas so that it remain oriented towards ecosystem conservation efforts. This study aims to examine the structure of the seagrass community in Gili Gede, Sekotong District, West Lombok Regency. Observation of the type and percentage of seagrass cover using a 50cm x 50cm transect quadrant. The analysis of water quality parameter was carried out at the Laboratory of Marine Cultivation Fisheries Center (BPBL) Sekotong, West Lombok. The results showed that the seagrass communities in Gili Gede were composed of 4 (four) species, namely: Halophilla pinifolia, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, and Thalassia hemperichii with a cover percentage ranging from 17-47%, and an average cover of 35%. The seagrass species, Enhalus acoroides, is the species that has the highest contribution to the seagrass community in Gili Gede 
TEKNIK NURSERY DAN OUT-PLANTING SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN MANGROVE DI DUSUN SIUNG, SEKOTONG, LOMBOK BARAT Ibadur Rahman; Fadillah, Fitri; Devi, Lokita; Z, Muhammad Fayyadh A.; Sultansyah, Muhammad; Siahaya, Patrick Alexander; Ta'yuni, Qur'a; Asmileen, Suci Dwi; Utami, Widia Tri; Jefri, Edwin; Wahyudi, Rhojim; Damayanti, Ayu Adhita; Himawan, Mahardika Rizqi; Lestrariningsih, Wiwid Andriyani; Buhari, Nurliah; Larasati, Chandrika Eka; Siagian, Raja Aditya Sahala; Putra, Brilliant Rudzaky Ridwan
Jurnal Pepadu Vol 5 No 4 (2024): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v5i4.5443

Abstract

Mangroves play a crucial role in maintaining environmental balance, including wave attenuation, preventing erosion, providing habitat for various species, and storing carbon to mitigate climate change. However, mangrove ecosystems are currently facing serious degradation threats due to human activities and climate change, necessitating protective measures, rehabilitation, and active community participation to ensure their preservation. This community service initiative aims to conserve mangrove ecosystems through nursery activities (nursery) and mangrove planting (out-planting) in potential areas not yet populated by mangroves in Siung Village, Sekotong, West Lombok. The nursery activities include techniques for collecting seedlings from the wild, selecting and sorting healthy seedlings, placing them in planting media, and caring for the seedlings. Meanwhile, the out-planting activities involve planting the seedlings in the wild and monitoring the planted mangroves to ensure their survival. Over approximately two months, this project has produced 3,200 mangrove seedlings of Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, and Ceriops tagal species, with a survival rate of 87.5%. As for the out-planting activities, 2,700 mangrove seedlings have been successfully planted in areas near the nursery site. Challenges encountered during seedling collection and care include tidal fluctuations, the presence of pests and predators. In the out-planting activities, ongoing monitoring and maintenance are required to maintain a high survival rate for the seedlings planted in the wild.
Pemanfaatan Teknologi GPS Guna Optimalisasi Fishing Ground di Lombok Utara Larasati, Chandrika Eka; Wahyudi, Rojim; Nurliah, Nurliah; Damayanti, Ayu Adhita; Sakinah, Sholihati Lathifa; Mujib, Abd. Saddam
Jurnal Pepadu Vol 5 No 4 (2024): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v5i4.5848

Abstract

Lombok Utara memiliki potensi perikanan yang besar, namun tantangan dalam penentuan lokasi fishing ground yang optimal seringkali menjadi hambatan dalam peningkatan hasil tangkapan dan pendapatan, khususnya bagi nelayan tradisional. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan nelayan dalam memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS) guna mengoptimalkan penentuan lokasi fishing ground. Berkolaborasi dengan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), program ini difokuskan pada peningkatan keterampilan nelayan dalam menggunakan GPS, yang selama ini belum banyak diakses oleh komunitas nelayan tradisional. Melalui serangkaian pelatihan dan penyuluhan, nelayan diperkenalkan pada teknologi GPS, mulai dari cara operasional dasar hingga aplikasi praktis di lapangan. Pendampingan intensif dilakukan untuk memastikan bahwa nelayan mampu menggunakan GPS secara mandiri dalam aktivitas penangkapan sehari-hari. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam efisiensi penentuan lokasi penangkapan, mengurangi penggunaan bahan bakar, mengurangi ketergantungan pada metode tradisional yang memakan waktu, dan meningkatkan hasil tangkapan secara keseluruhan. Melalui kemitraan dengan KNTI, program ini juga mengedepankan nilai-nilai keberlanjutan dan kelestarian lingkungan, sejalan dengan prinsip-prinsip perikanan tradisional yang ramah lingkungan. Dengan demikian, penggunaan teknologi GPS menjadi salah satu solusi efektif dalam meningkatkan produktivitas perikanan dan kesejahteraan nelayan tradisional di Lombok Utara.
Pelatihan Pengolahan Pangan Berbahan Dasar Rumput Laut Cokrowati, Nunik; Lumbessy, Salnida Yuniarti; Diniarti, Nanda; Fitriani, Syawalina; Waspodo, Saptono; Hilyana, Sitti; Buhari, Nurliah; Rahman, Ibadur; Wahyudi, Rhojim; Larasati, Chandrika Eka; Kholilah, Nenik; Nuryadin, Rusmin; Mujib, Abdul Saddam; Yasir; Basmal, Jamal; Suwarti
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 6 No Risdamas (2024): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek No. 6 Vol. Risdamas Desember, 2024
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v6iRisdamas.199

Abstract

Pemanfaatan rumput laut saat ini sudah beragam, baik untuk produk pangan maupun non pangan. Produk turunan rumput laut dapat dikelompokkan menjadi 5P, yaitu Pangan, Pakan, Pupuk, Produk Kosmetik, dan Produk Farmasi. Untuk itu kegiatan ini bertujuan untuk transfer ilmu, teknologi dan inovasi pengolahan pangan berbahan dasar rumput laut sebagai camilan sehat. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 20 November 2024 di Desa Paremas Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Metode kegiatan ini adalah ceramah dan praktek langsung pembuatan produk olahan berbahan rumput laut. Masyarakat sasaran kegiatan ini sejumlah 30 orang yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri. Masyarakat sasaran berasal dari Desa Paremas, Seriweh, Keruak, Lungkak, Jerowaru dan Ketapang Raya Kabupaten Lombok Timur. Hasil kegiatan ini adalah cara membuat pilus rumput laut dan keripik dari Ulva telah diajarkan oleh tim kegiatan kepada masyarakat sasaran. Kripik Ulva memiliki cita rasa gurih, renyah dan ringan dan tetap nampak berwarna hijau. Pilus rumput laut memiliki cita rasa gurih dan masih terasa taste rumput laut. Kesimpulan kegiatan ini adalah keterampilan pembuatan kripik Ulva dan pilus rumput laut telah diajarkan oleh tim kegiatan dan masyarakat sasaran memahami keterampilan tersebut
Sebaran Spasial Plankton dan Klorofil-a sebagai Indikator Penentuan Daerah Potensial Penangkapan Ikan di Perairan Gili Trawangan Salwa, Hanna; Larasati, Chandrika Eka; Paryono
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 16 No. 3 (2024): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v16i3.57446

Abstract

Kelimpahan plankton yang tinggi dapat menjadi indikator kesuburan perairan dan dimanfaatkan sebagai penentu lokasi daerah penangkapan ikan (fishing ground). Daerah penangkapan ikan dapat diidentifikasi berdasarkan keberadaan dan jumlah gerombolan ikan di suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi spasial fitoplankton, zooplankton, dan klorofil-a guna menentukan zona potensial daerah penangkapan ikan. Penelitian dilakukan pada Maret 2024 di perairan Gili Trawangan dengan 12 titik stasiun pengambilan sampel. Penentuan lokasi sampel menggunakan metode purposive sampling berdasarkan karakteristik perairan, dengan fokus pada area yang memiliki kelimpahan plankton dan klorofil-a yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan bagian selatan Gili Trawangan, khususnya Stasiun 03 dan 05, memiliki potensi tinggi sebagai zona daerah penangkapan ikan karena tingginya kelimpahan fitoplankton, zooplankton, dan klorofil-a. Hal serupa juga ditemukan pada Stasiun 09 di perairan timur Gili Trawangan, yang memiliki kelimpahan tertinggi dari seluruh parameter yang diukur. Namun, lokasi ini berada di sekitar kawasan pelabuhan sehingga kurang sesuai untuk kegiatan perikanan. Secara keseluruhan, perairan Gili Trawangan memenuhi kriteria sebagai zona potensial daerah penangkapan ikan karena tingginya kelimpahan plankton yang berperan sebagai sumber makanan utama bagi ikan. Jenis plankton yang paling dominan di perairan ini antara lain Coscinodiscus sp., Rhizosolenia sp., dan Nauplius sp.. Semakin tinggi kelimpahan plankton di suatu perairan, semakin tinggi produktivitas perairan tersebut, yang berdampak pada meningkatnya jumlah ikan yang tersedia.
PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK MENJADI EKOBRIK UNTUK MENEKAN LAJU PENCEMARAN SAMPAH MIKROPLASTIK YANG MENGANCAM KELANGSUNGAN HIDUP BIOTA PERAIRAN TELUK BUMBANG, KABUPATEN LOMBOK TENGAH Rahman, Ibadur; Larasati, Chandrika Eka; Waspodo, Saptono; Gigentika, Soraya; Jefri, Edwin
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v1i1.82

Abstract

Sampah plastik merupakan permasalahan serius karena sifatnya yang sangat sulit terurai secara alami. Bentuk derifat dari sampah plastik yaitu sampah mikroplastik yang berukuran ≤ 5 mm. Berbagai penelitian menunjukkan terdapat sejumlah konsentrasi plastik dalam tubuh organisme perairan, seperti: plankton, kekerangan, krustasea, dan ikan. Kandungan plastik pada hewan tersebut dapat dipindahkan ke hewan pemangsanya termasuk manusia dalam rantai makanan. Konsentrasi plastik pada tubuh manusia dapat memicu pertumbuhan sel kanker yang mengancam kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Masyarakat Teluk Bumbang sejatinya telah mengetahui dampak negatif sampah plastik yang dibuang ke laut, namun dalam prakteknya masih banyak dijumpai karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang membudaya. Pengabdian kepada masyarakat ini berupaya menambah kesadaran masyarakat mengenai ancaman sampah mikroplastik terhadap lingkungan dan biota perairan, serta mengenai solusi pengelolaan sampah plastik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan beberapa pendekatan, yaitu: (1) survei tentang pemahaman dan perilaku masyarakat terhadap sampah plastik; (2) penyuluhan mengenai ancaman sampah plastik; (3) pelatihan pembuatan ekobrik untuk mengurangi laju produksi sampah plastik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dihadiri kelompok nelayan Teluk Bumbang dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagaian besar masyarakat masih membuang sampah di sembarang tempat sedangkan yang lainnya membuang sampah ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai ancaman sampah plastik, masyarakat menunjukkan komitmennya untuk berhenti membuang sampah sembarangan dan berkomiten dalam upaya mengelola sampah plastik menjadi produk yang bernilai ekonomis, misalnya ekobrik
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MELALUI PENGUATAN KEARIFAN LOKAL DAN PRANATA SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN GILI AIR, KABUPATEN LOMBOK UTARA Waspodo, Saptono; Larasati, Chandrika Eka; Amir, Sadikin; Hilyana, Sitti; Astriana, Baiq Hilda
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v2i1.499

Abstract

Keberadaan kearifan lokal dalam masyarakat merupakan hasil dari proses adaptasi turun menurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu lingkungan yang biasanya didiami ataupun lingkungan dimana sering terjadi interaksi didalamnya. Seiring berjalannya waktu, dengan masuknya era globalisasi, timbullah sebuah trend modernitas yang masuk ke suatu kawasan yang menyebabkan terjadinya degradasi kearifan lokal disuatu wilayah. Salah satunya yaitu kawasan Gili Air, Kabupaten Lombok Utara yang dikenal dengan kawasan wisata pesisir dan pulau-pulau kecil. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan adanya penguatan kearifan lokal pada masyarakat nelayan sekitar Gili Air, serta mengedepankan nilai-nilai adat dan budaya yang menjadi daya tarik dan menjadikan nilai ekonomis bagia masyarakat nelayan. Metode pendekatan yang diterapkan dalam kegiatan ini yaitu dengan melakukan metode penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah ini meliputi penyuluhan dan pendampingan kelompok masyarakat. Hasil menunjukkan bahwa salah satu bentuk riil dari kearifan lokal yang dimiliki oleh wilayah Pulau Lombok khususnya di Desa Gili Indah adalah awig-awig. Awig-awig adalah norma hukum adat disuatu wilayah yang mengikat bagi seluruh warga adat. Masyarakat Desa Gili Indah banyak yang belum memahami isi dari awig-awig tersebut. Hal ini disebabkan oleh terputusnya informasi dari perangkat desa ke warga sekitar terutama masyarakat kalangan muda. Peraturan Desa Gili Indah lebih memadai dan lebih komprehensif untuk dilaksanakan dan dibandingkan dengan awig-awig yang hanya terbatas pada pengaturan tentang pengambilan sumberdaya pesisir dan laut saja. Perlu dilakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat, agar mereka lebih meningkat pemahaman dan pengetahuannya tentang Peraturan Desa tersebut. Seperti halnya awig-awig yang secara terus menerus disampaikan lewat “tutur” dari para tokoh lokal maupun masyarakat dari generasi ke generasi telah terbukti mampu diadopsi dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Hal inilah yang merupakan salah satu kekuatan daripada awig-awig jika dilihat dari sisi penerimaan dan adopsinya pada masyarakat karena proses penyampaiannya adalah secara kontinyu dan konsisten pada setiap kegiatan masyarakat.
PENGOLAHAN LIMBAH UDANG VANNAME DALAM RANGKA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT PADA MASA PANDEMI COVID19 DI DESA PEMENANG, LOMBOK UTARA Astriana, Baiq Hilda; Damayanti, Ayu Adhita; Larasati, Chandrika Eka; Paryono; Himawan, Mahardika Rizki; Lestari, Dewi Putri
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v2i1.503

Abstract

Manfaat limbah udang berupa cangkang dan kepala udang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Padahal menurut penelitian yang pernah dilakukan, hasil analisis tepung dari limbah ini memiliki kandungan protein sebesar 63%. Apabila bahan ini ditambahkan ke makanan sehari-hari maka dapat meningkatkan nilai gizi makanan tersebut. Desa Pamenang, sebagai salah satu Desa di Kabupaten Lombok Utara, dikenal sangat mengandalkan sektor wisata sebagai mata pencaharian masyarakatnya mengingat posisinya yang berhadapan lansung dengan Gili Matra. Dengan adanya bencana alam yaitu gempa di tahun 2018 yang diikuti oleh pandemi COVID19, lumpuhnya sektor wisata menyebabkan menurunnya pendapatan masyarakat di desa tersebut. Masalah lain yang muncul adalah meningkatnya lokus stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis di daerah ini. Oleh karena itu, pemberian pelatihan pengolahan cangkang dan kepala udang menjadi bubuk kaldu udang sebagai zat aditif alami yang memiliki nilai gizi diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan masyarakat setempat. Selain itu, diversifikasi pemanfaatan kaldu bubuk udang ini diharapkan dapat meningkatkan added value dari panganan lokal. Metode pendekatan yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah metode penyelesaian masalah yang meliputi penyuluhan serta pelatihan yang dibarengi dengan inisiasi pembentukan dan pendampingan kelompok masyarakat termasuk pemberian bantuan peralatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya pengetahuan peserta kegiatan mengenai manfaat limbah udang, dan diperolehnya keterampilan mengolah limbah udang menjadi bahan makanan yang memiliki nilai gizi dan ekonomi. Selain itu, sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, sampel kaldu bubuk udang yang dihasilkan dianalisa di laboratorium untuk mengetahui kandungan nutrisi yang dimiliki.
PENDAMPINGAN PEMENUHAN PERSYARATAN PENGAJUAN SERTIFIKAT HALAL UNTUK PRODUK OLAHAN IKAN YANG DIHASILKAN OLEH POKLAHSAR PUTRI BAHARI DI KAWASAN KONSERVASI GILI MATRA Gigentika, Soraya; Hilyana, Sitti; Waspodo, Saptono; Amir, Sadikin; Paryono, Paryono; Rahman, Ibadur; Larasati, Chandrika Eka; Sakina, Sholihati Lathifa; Nuryadin, Rusmin; Kholilah, Nenik; Ashari, Rowi; Murdin, Lalu Ferdi Alfarisi; Martanina, Martanina
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 5 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i5.2471

Abstract

Pada kawasan konservasi Pulau Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan (Gili Matra) terdapat tiga kelompok pengolah dan pemasar ikan (Poklahsar), salah satunya adalah Poklahsar Putri Bahari yang mengolah abon ikan. Produk olahan yang dihasilkan oleh poklahsar tersebut telah memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), tetapi belum memiliki sertifikat halal. Sementara itu, produk olahan ikan yang dihasilkan oleh poklahsar tersebut perlu melakukan pengembangan dan perluasan pasar, dimana salah satu strateginya adalah melalui kepemilikan sertifikat halal pada produk olahan abon ikan yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendampingan untuk pemenuhan persyaratan sertifikat halal pada Poklahsar Putri Bahari. Target yang akan dicapai dari kegiatan pengabdian ini adalah poklahsar di kawasan konservasi Gili Matra mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai sertifikat halal pada produk perikanan, pendetailan terhadap persyaratan pengajuan sertifikat halal, serta tahapan pengajuan sertifikat halal. Kegiatan pendampingan ini menggunakan metode kaji tindak partisipatif melalui diskusi dan wawancara. Pelaksanaan kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah alih pengetahuan teoritis dan implementasi. Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada bulan Mei-Agustus tahun 2024. Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah Poklahsar Putri Bahari telah memiliki dokumen profil perusahaan, daftar produk dan bahan yang digunakan, sertifikat bahan baku, proses produksi, serta manual SJPH. Melalui kegiatan pendampingan ini, maka Poklahsar Putri Bahari telah dapat mengatasi semua kendala yang umumnya dihadapi oleh usaha mikro dan kecil dalam mempersiapkan dokumen persyaratan pengajuan sertifikasi halal.