Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Metode Pembelajaran Prespektif Al-Qur’an Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Agama Islam Sekarang (Studi Komparatif Imam Ibnu Katsir Dan M. Quraisy Shihab) Nur Aini; Masruhen; Mardiyah
Teaching and Learning Journal of Mandalika (Teacher) e- ISSN 2721-9666 Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/teacher.v5i1.2797

Abstract

Tesis ini adalah hasil penelitian pustaka tentang Metode Pembelajaran Prespektif Al-Qur’an Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Agama Islam Sekarang yang sasarannya adalah 4 ayat Al Qur’an tentang metode pembelajaran menurut Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab. Tujuan dari penelitian di sini disebabkan karena akhir-akhir ini banyak sekali metode dan pendekatan yang terus bermunculan dan diterapkan dalam pendidikan diberbagai bidang mata pelajaran, tetapi dari beberapa metode tersebut tidak ditemukan atau kurang sesuai dengan metode pembelajaran atau suatu istilah yang berasal dari Al-Qur’an. Karena bagaimanapun konsep PAI yang digunakan untuk membentuk, membangun, dan mengkader generasi penerus umat islam merupakan hasil muatan ayat al-Qur’an dan teks hadis. Metode pembahasan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif-kualitatif dan komparatif. Adapun teknik pengolahannya yakni: data collection (mengumpulkan data), procces choice (proses pemilihan), data foccusion (pemusatan perhatian) dalam data reduction (yakni metode menyederhanakan data-data yang masih bersifat umum), data display (proses untuk menjawab rumusan) dan terakhir conclusion (menarik kesimpulan). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahawa metode pembelajaran menurut Al-Qur’an dalam QS. Al-Nahl: 125, QS. Lukman: 12-19, Al-Kahfi: 177 dan QS. AL-Baqoroh:189 yaitu mencakup metode ceramah, diskusi, kisah atau cerita, suri taladan, demonstrasi dan tanya jawab. Adapun relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam Sekarang, yaitu: Hikmah, yaitu dialog dengan menggunakan kata-kata yang benar, bijak, lembut, sopan, memudahkan, disertai dengan dalil-dalil yang kuat (ilmiah dan logis). Mau’izhah, yaitu nasehat-nasehat yang lemah lembut lagi benar, ajakan pada suatu hal yang positif atau memberi pelajaran dan peringatan dengan dalil-dalil (argumentasi) yang dapat diterima oleh akal. Jidal, yaitu berdebat atau membantah dengan peserta didik yang tidak menerima pendapat atau ajakan dengan cara-cara yang terbaik, yang tidak emosional, tidak ada unsur celaan, ejekan, sindiran dan kesombongan. Demonstrasi, dapat menjadikan perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain, dan dapat mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan. Tanya jawab, memang dapat menjadi sebuah metode yang menarik dalam pembelajaran, karena peserta didik akan menjadi aktif dengan memberikan pertanyaan atau memberikan jawaban tentang apa yang mereka ketahui.
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGGULANGI DEKADENSI MORALITAS SISWA DI UPT SD 343 GRESIK DUSUN COKEL DESA PATARSELAMAT Masruhen; Sholihan; Putri Alizzana
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 04 (2025): Volume 10 No. 04 Desember 2025 Build
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i04.34385

Abstract

Penelitian ini mengkaji peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menanggulangi dekadensi moralitas siswa di UPT SD Negeri 343 Gresik, Dusun Cokel Desa Patar Selamat, bermula dari kenyataan bahwa modernisasi dan akses teknologi telah memicu pergeseran nilai terlihat dari ucapan tidak sopan kepada guru, ketidakpatuhan terhadap aturan, hilangnya semangat belajar, dan perkelahian antar siswa. Tujuan penelitian adalah menggambarkan kondisi moral siswa, mengidentifikasi faktor penyebab, serta menganalisis strategi guru PAI dalam menanggulanginya. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif lapangan dengan purposive sampling; data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan kepala sekolah, guru PAI, guru kelas, dan beberapa siswa, serta dokumentasi. Hasil pembahasan menunjukkan guru PAI menjalankan empat strategi utama: pembinaan intensif dan cepat tanggap terhadap gejala pelanggaran, komunikasi dan kerja sama aktif dengan sekolah dan orang tua, peran sebagai motivator untuk menumbuhkan semangat belajar, dan keteladanan yang mengintegrasikan ajaran agama ke dalam perilaku sehari-hari. Temuan penelitian menegaskan bahwa intervensi guru efektif apabila didukung kesinambungan peran keluarga dan pengendalian akses media digital. Implikasi penelitian menyarankan penguatan program pendidikan karakter berbasis PAI, peningkatan keterlibatan orang tua, alokasi waktu agama yang lebih memadai, serta pengembangan literasi digital untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang membentuk akhlak mulia pada peserta didik.
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGGULANGI DEKADENSI MORALITAS SISWA DI UPT SD 343 GRESIK DUSUN COKEL DESA PATARSELAMAT Masruhen; Sholihan; Putri Alizzana
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 04 (2025): Volume 10 No. 04 Desember 2025 Build
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i04.34385

Abstract

Penelitian ini mengkaji peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menanggulangi dekadensi moralitas siswa di UPT SD Negeri 343 Gresik, Dusun Cokel Desa Patar Selamat, bermula dari kenyataan bahwa modernisasi dan akses teknologi telah memicu pergeseran nilai terlihat dari ucapan tidak sopan kepada guru, ketidakpatuhan terhadap aturan, hilangnya semangat belajar, dan perkelahian antar siswa. Tujuan penelitian adalah menggambarkan kondisi moral siswa, mengidentifikasi faktor penyebab, serta menganalisis strategi guru PAI dalam menanggulanginya. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif lapangan dengan purposive sampling; data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan kepala sekolah, guru PAI, guru kelas, dan beberapa siswa, serta dokumentasi. Hasil pembahasan menunjukkan guru PAI menjalankan empat strategi utama: pembinaan intensif dan cepat tanggap terhadap gejala pelanggaran, komunikasi dan kerja sama aktif dengan sekolah dan orang tua, peran sebagai motivator untuk menumbuhkan semangat belajar, dan keteladanan yang mengintegrasikan ajaran agama ke dalam perilaku sehari-hari. Temuan penelitian menegaskan bahwa intervensi guru efektif apabila didukung kesinambungan peran keluarga dan pengendalian akses media digital. Implikasi penelitian menyarankan penguatan program pendidikan karakter berbasis PAI, peningkatan keterlibatan orang tua, alokasi waktu agama yang lebih memadai, serta pengembangan literasi digital untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang membentuk akhlak mulia pada peserta didik.