Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam proses belajar, karena berpikir kritis dapat merangsang penalaran kognitif siswa dalam memperoleh pengetahuan serta mengembangkan ide pemikiran terhadap permasalahan yang terdapat di dalam pembelajaran. Dengan kemampuan berpikir kritis siswa akan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi baik dalam proses pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari. Rendahnya kemampuan berpikir kritis di SMK Negeri Manonjaya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor diantaranya pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat. Adapun tujuan dari penelitian untuk mengetahui: 1) Perbedaan kemampuan Berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest); 2) Perbedaan kemampuan Berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest); 3) Perbedaan kemampuan Berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan model pembelajaran Problem Based Learning pada pengukuran akhir (posttest). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Penelitian ini menghasilkan 1) Nilai thitung sebesar 5,43 dan ttabel sebesar 1,67 maka thitung > ttabel (5,43 > 1,67). Artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran discovery learning pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest); 2) Diperoleh nilai thitung sebesar 3,74 dan ttabel sebesar 1,67 maka thitung > ttabel (3,74 > 1,67). Artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest); 3) Diperoleh nilai thitung sebesar 2,01 dan ttabel sebesar 1,67 maka thitung > ttabel (2,01 > 1,67). Artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan problem based learning pada pengukuran akhir (posttest).