Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian Pustaka: Enterotoxemia pada Kambing Rastiti, Ni Made; Wardani, Putu Intan Kusuma; Diana, Kadek Leni Martha; Burhan, Haris; Yogiana, Wayan; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (5) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.5.755

Abstract

Enterotoxemia adalah gangguan pencernaan akibat penyerapan racun yang dihasilkan oleh spesies genus Clostridium perfringens yang merupakan flora normal dalam saluran pencernaan kambing, akan tetapi bisa menyebabkan masalah apabila jumlahnya berlebihan. Enterotoxemia menjadi salah satu ancaman bagi ternak kambing karena dapat menyebabkan kematian mendadak pada semua kelompok umur. Prevalensi tingkat enterotoxemia berkisar antara 24,13% sampai 100% dan dilaporkan dari berbagai negara di seluruh dunia. C. perfringens diklasifikasikan menjadi lima tipe toksin (A, B, C, D, dan E) menurut produksi empat racun utama, yaitu alpha (CPA), beta (CPB), epsilon (ETX), dan iota (ITX). C. perfringens tipe D merupakan penyebab umum kematian kambing di seluruh dunia. Kehadiran C. perfringens tipe D yang meningkat di usus kecil bersama dengan perubahan mendadak ke diet kaya karbohidrat, pengenalan rumput subur atau tumbuhan lain, dan stres adalah faktor predisposisi utama penyakit ini. Penyebab predisposisi enterotoxemia terjadi yaitu konsumsi pakan yang berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pencernaan dan menciptakan lingkungan yang ideal untuk mikroorganisme C. perfringens tipe D berkembang di usus hewan dan pelepasan racun yang menyebabkan penyakit pada inang. Proliferasi C. perfringens yang diikuti dengan produksi toksin dapat merusak jaringan tubuh di sekitarnya, sehingga memudahkan penyebaran. Gejala keracunan karena enterotoksin C. perfringens dapat berupa nyeri perut bagian bawah, diare dan pengeluaran gas, serta jarang disertai dengan demam dan pusing. Perawatan harus difokuskan pada menghambat proliferasi bakteri, mencegah penyerapan racun dari usus, menetralkan racun yang sudah diserap (seroterapi), dan pengobatan tambahan untuk melawan dehidrasi, asidosis, dan syok.
Rhipicephalus sanguineus Infestation with Ehrlichiosis in Shitzu-Pomeranian Crossbred Dogs Treated using Red Fermented Rice: A Case Report Diana, Kadek Leni Martha; Jayanti, Putu Devi; Batan, I Wayan
Jurnal Medik Veteriner Vol. 6 No. 2 (2023): October
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jmv.vol6.iss2.2023.303-311

Abstract

This report aimed to provide information on the diagnosis, treatment, and therapeutic evaluation of Ehrlichiosis in crossbreed dogs treated using red fermented rice. A Shitzu-Pomeranian crossbreed was indicated with decreased appetite, weight loss, and the presence of high levels of pruritus due to suffering from blood parasites. Physical examination showed an infestation of Rhipicephalus sanguineus around the eyes and back area. A complete hematological examination and blood smear showed leukocytosis, lymphocytosis, thrombocytopenia, increased granulocytes, and the presence of intracytoplasmic bodies in monocytes. The results of the examination using the test kit showed that the sample was positive for Ehrlichiosis. Treatment using Doxycycline (5 mg/kg BW, for 28 days), Ivermectin 1% (0,2 ml SC), Diphenhydramine HCl 10 mg/kg (1,1 ml IM), Chlorpheniramine maleate (1 tablet/day for 14 days), Vitamin B12 (1 tablet/day for 28 days), and 5 ml of red fermented rice solution twice a day for 21 days. After 21 days, the whole treatment reported the appetite returned to normal, reduced infestation of R. sanguineus, and reduced frequency of pruritus.
Uji Fitokimia Terhadap Ekstrak Etanol 70% Dan Ekstrak Air Bunga Kecubung (Datura metel L.) Yang Berpotensi Sebagai Bahan Anestesi Sudira, I Wayan; Samsuri, Samsuri Samsuri; Sudisma, I Gusti Ngurah; Diana, Kadek Leni Martha
Jurnal Sain Veteriner Vol 42, No 3 (2024): Desember
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.74161

Abstract

Anestesi umum dapat didefinisikan sebagai suatu depresi dari sistem saraf pusat (SSP) yang menyeluruh akan tetapi bersifat reversible, yang mengakibatkan hilangnya respon dan persepsi terhadap semua rangsang dari luar. Salah satu agen baru yang berpotensi sebagai bahan anestesi adalah tumbuhan kecubung (Datura metel L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol 70% dan ekstrak air bunga kecubung (Datura metel L.) melalui uji fitokimia dan mengetahui kandungan senyawa kimia yang berpotensi sebagai bahan anestesi. Sampel penelitian berupa bunga kecubung didapat dari daerah Danau Tamblingan, Munduk, Kabupaten Buleleng, Bali yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% dan pelarut air dengan menggunakan metode maserasi. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% dan ekstrak air bunga kecubung (Datura metel L.) dengan uji fitokimia positif mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolat, dan flavonoid namun negatif mengandung triterpenoid/steroid serta mengandung senyawa kimia yang berpotensi sebagai bahan anestesi yaitu alkaloid, saponin, tanin, fenolat, dan flavonoid