Tanjung, Dhiauddin
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

WANITA KARIR SEBAGAI EMANSIPASI WANITA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Kartika, Sahnaz; Tanjung, Dhiauddin
Journal of Gender and Social Inclusion in Muslim Societies Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/jgsims.v3i2.14563

Abstract

Masyarakat sering membandingkan Bias gender disebabkan oleh tubuh dan biologi laki-laki dan perempuan. Bias gender sering kali berasumsi bahwa perempuan lemah dan menjadi sasaran diskriminasi, kekerasan, dan pelecehan. Akibat perkembangan sosial-tradisional, pandangan ini sering terjalin dalam masyarakat. Tujuan pembebasan adalah untuk memuji perempuan atas hak-hak mereka yang tidak diakui. Di sisi lain, struktur sosial yang memaksa perempuan untuk bekerja di rumah tidak berubah meski ada pembebasan yang memungkinkan perempuan memasuki profesi publik. Kajian ini bertujuan untuk mendefinisikan isu-isu pembebasan perempuan pekerja dari perspektif Islam. Penelitian kepustakaan berbasis analisis deskriptif adalah metode yang digunakan dalam penelitian semacam ini. Informasi primer dalam penelitian ini berasal dari tulisan profesional yang membahas tentang pembebasan dan kesetaraan gender, sedangkan informasi sekunder berasal dari buku-buku dan karya-karya objektif yang berkaitan dengan modul penelitian. Studi ini menemukan bahwa Islam menerima hukum perempuan bekerja sebagai langkah menuju pembebasan perempuan selama mereka melindungi kodratnya sebagai istri, ibu, dan perempuan serta menerima bentuk amal untuk keluarganya. Namun, jika perempuan melalaikan tanggung jawabnya dan bekerja tanpa izin suaminya, hukum ini bisa menjadi tabu
TRANSFORMING WAQF: From Social Charity to Sustainable Investment through Maqashid al-Shari‘ah in Aceh Kafrawi, Kafrawi; Yuslem, Nawir; Tanjung, Dhiauddin; Mardika, Andi
Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies Vol 9, No 2 (2025)
Publisher : UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/jcims.v9i2.25528

Abstract

This study investigates the reorientation of waqf utilization from a traditional charity-based model to a strategic investment framework, analyzed through the lens of maqashid al-shariah. In Lhokseumawe City, Aceh, waqf assets comprise approximately 485,877.42 m² across 296 locations; however, only about 7% are managed productively, indicating a substantial gap in socio-economic impact. The contemporary transformation of waqf practice signifies a paradigm shift from donation-oriented approaches to investment-driven strategies, necessitating a robust theoretical foundation. Adopting a qualitative field research design, the study employed purposive sampling of 15 informants, including nazhir, government officials, and Sharia economic practitioners. Data were collected through in-depth interviews and participatory observation. Findings demonstrate that the five pillars of maqashid al-shariah provide a comprehensive evaluative framework for productive waqf management. Three key patterns were identified—substitution (ibdal–istibdal), functional expansion, and asset conversion—each assessed in relation to principles such as hifzh al-din, hifzh al-mal, and hifzh al-nafs. Aligning waqf practices with maqashid principles enables the integration of Islamic spiritual values with community economic empowerment. While Indonesia’s Law No. 41 of 2004 establishes the legal foundation for waqf governance, policy innovations are required to harmonize it with contemporary Islamic financial instruments. The study recommends regulatory reform, nazhir certification, and the adoption of digital governance to enhance transparency and sustainability. It concludes that embedding maqashid al-shariah within the waqf management framework can unlock the full potential of national waqf assets as a catalyst for sustainable economic development, while preserving the core values of Sharia at every stage of asset management.