Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
0.61
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Kesehatan Prima Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo
Ruslan Ningrat, Jaya Pandu
Unknown Affiliation
Health Professions Nursing Public Health

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

 1 
KELEPE (KELOR LELE TEMPE) SEBAGAI MAKANAN TINGGI PROTEIN UNTUK UPAYA PENCEGAHAN STUNTING ANAK BALITA Wahyuningsih, Retno; Darni, Joyeti; Ruslan Ningrat, Jaya Pandu
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol 4, No 2 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jpms.v4i2.1120

Abstract

Angka kejadian stunting saat ini menjadi perhatian besar di Indonesia. Upaya saat ini yang dilakukan adalah dengan memberikan edukasi mengenai makanan berprotein tinggi. Edukasi yang diberikan bertujuan agar ibu balita dapat berperan menyediakan menu sehat berprotein tinggi sehingga bisa mencegah angka terjadinya Stunting. Edukasi pada ibu balita dapat diberikan melalui penyuluhan gizi. Penyuluhan bisa diberikan kepada kader Posyandu dan Ibu Balita guna meningkatkan pengetahuan sehingga akan berdampak pada perubahan perilaku sehari-hari dalam pencegahan masalah stunting pada Balita. Tujuan kegiatan adalah untuk memberdayakan kader dan ibu balita dalam pembuatan makanan tinggi protein berbasis pangan lokal (daun kelor, ikan lele, dan tempe/produk nugget kelepe) sebagai upaya pencegahan stunting. Metode dilakukan dengan memberikan penyuluhan, pelatihan antropometri (pengukuran ukuran dimensi tubuh, baik berupa berat badan, tinggi badan,panjang badan, LILA), demonstrasi pembuatan produk Kelepe (Kelor, Ikan Lele dan tempe), pengisian kuesioner pre-post test untuk mengetahui keberhasilan penyuluhan yang dilakukan baik kepada sasaran kader maupun ibu-ibu Balita. Hasil kegiatan menunjukkan rata-rata pengetahuan kader dan ibu balita mengalami peningkatan. Proses pelatihan antropometri dan demonstrasi pembuatan produk selingan berbasis Kelepe pada kader dan ibu balita berlangsung baik serta mereka mengapresiasi dengan berpartisipasi aktif. Kesimpulan kegiatan pengabdian masyarakat yakni kader dan ibu balita memiliki pengetahuan yang baik setelah mendapatkan penyuluhan tentang stunting dan kelepe sebagai makanan tinggi protein untuk upaya pencegahan stunting. 
Analyzing the Relationship Between Food Security, Food Taboos, and Stunting Incidence Among Toddlers Aged 24–59 Months Ruslan Ningrat, Jaya Pandu; Kusnandar; Hikmayani, Nur Hafidha
Jurnal Kesehatan Prima Vol. 19 No. 2 (2025): AUGUST
Publisher : poltekkes kemenkes mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jkp.v19i2.1859

Abstract

Stunting is a chronic growth disorder characterized by a child's height that is inappropriate for their age. It is caused by prolonged nutritional deficiencies, particularly during the critical growth period of 0–24 months. An increase in stunting among children raises the risk of illness, mortality, weakened immunity, increased infections, and impaired physical and cognitive development. In the short term, stunted children are more susceptible to disease and death, and often experience delays in mental and motor development. Long-term effects include disproportionate growth according to age and an increased risk of obesity, especially among females who are future mothers. According to the 2022 Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI), Central Lombok Regency recorded the % stunting prevalence among all regencies/cities in West Nusa Tenggara Province, at 37%.Furthermore, based on the Ministry of National Development Planning (Bappenas) Decree No. KEP.61/M.PPN/HK/08/2024, Central Lombok was designated as a Priority Location (lokus) for stunting prevention due to its high estimated number of stunted children and low coverage of nutritional interventions. This study employed an observational design with a cross-sectional approach. The study population comprised all toddlers in Central Lombok Regency, with a sample of 144 toddlers. Data were analyzed using multivariate tests with SPSS 24 software. Multivariate analysis showed no significant association between food security (p = 0.153; OR = 0.56; 95% CI: 0.252–1.242), sex (p = 0.124; OR = 0.54; 95% CI: 0.255–1.138), and the incidence of stunting among children aged 24–59 months in Central Lombok Regency. Household food security was not significantly associated with stunting among toddlers aged 24–59 months.
KELEPE (KELOR LELE TEMPE) SEBAGAI MAKANAN TINGGI PROTEIN UNTUK UPAYA PENCEGAHAN STUNTING ANAK BALITA Wahyuningsih, Retno; Darni, Joyeti; Ruslan Ningrat, Jaya Pandu
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol. 4 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jpms.v4i2.1120

Abstract

Angka kejadian stunting saat ini menjadi perhatian besar di Indonesia. Upaya saat ini yang dilakukan adalah dengan memberikan edukasi mengenai makanan berprotein tinggi. Edukasi yang diberikan bertujuan agar ibu balita dapat berperan menyediakan menu sehat berprotein tinggi sehingga bisa mencegah angka terjadinya Stunting. Edukasi pada ibu balita dapat diberikan melalui penyuluhan gizi. Penyuluhan bisa diberikan kepada kader Posyandu dan Ibu Balita guna meningkatkan pengetahuan sehingga akan berdampak pada perubahan perilaku sehari-hari dalam pencegahan masalah stunting pada Balita. Tujuan kegiatan adalah untuk memberdayakan kader dan ibu balita dalam pembuatan makanan tinggi protein berbasis pangan lokal (daun kelor, ikan lele, dan tempe/produk nugget kelepe) sebagai upaya pencegahan stunting. Metode dilakukan dengan memberikan penyuluhan, pelatihan antropometri (pengukuran ukuran dimensi tubuh, baik berupa berat badan, tinggi badan,panjang badan, LILA), demonstrasi pembuatan produk Kelepe (Kelor, Ikan Lele dan tempe), pengisian kuesioner pre-post test untuk mengetahui keberhasilan penyuluhan yang dilakukan baik kepada sasaran kader maupun ibu-ibu Balita. Hasil kegiatan menunjukkan rata-rata pengetahuan kader dan ibu balita mengalami peningkatan. Proses pelatihan antropometri dan demonstrasi pembuatan produk selingan berbasis Kelepe pada kader dan ibu balita berlangsung baik serta mereka mengapresiasi dengan berpartisipasi aktif. Kesimpulan kegiatan pengabdian masyarakat yakni kader dan ibu balita memiliki pengetahuan yang baik setelah mendapatkan penyuluhan tentang stunting dan kelepe sebagai makanan tinggi protein untuk upaya pencegahan stunting. 
Co-Authors Joyeti Darni Kusnandar Nur Hafidha Hikmayani Retno Wahyuningsih