Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Negara, Gerakan Islam Pasca-Fundamentalis dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia: Kekuasaan Simbolik dan Upaya Konsolidasi Angretnowati, Yuseptia; Karolus, Meike Lusye
Politika: Jurnal Ilmu Politik Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Magister Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/politika.13.2.2022.369-393

Abstract

Artikel ini menjelaskan politik menjaga pluralisme agama yang selama ini digunakan pemerintahan Joko Widodo untuk memperoleh legitimasi atas kebijakan melarang organisasi kemasyarakatan yang dianggap berseberangan dengan Pancasila sebagai ideologi negara. Penelitian ini berfokus pada kasus politik pelarangan yang dialamatkan pada gerakan kewarganegaraan Islam pasca-fundementalis yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan tidak diperpanjangnya status legal Front Pembela Islam (FPI). Kedua kasus ini merupakan fragmen dari bekerjanya sistem politik yang tidak liberal. Upaya mendapatkan dan mengukuhkan legitimasi ini dapat dibaca dengan dua cara: 1) upaya rezim dalam mengonsolidasikan kekuasaan; dan 2) memerangi gerakan konservatif. Efektivitas kedua tujuan ini dapat ditakar melalui kemampuan dalam memainkan kekuasaan simbolik. Studi mengenai legitimasi dalam merespons gerakan Islam politik di Indonesia ini dilakukan dengan menggunakan perspektif interpretif dengan menggunakan 2 pendekatan, yakni melacak sumber-sumber kekuasaan simbolik dan menakar performatif kekuasaan simbolik tersebut melalui pemikiran Bourdieu mengenai politik publik. Hasil penelitian menunjukan wacana menjaga pluralisme menyimpan ambiguitas serta alasan terbentuknya kohesivitas di atas kebijakan populis dan tidak liberal tersebut di antara elit politik dan mayoritas yang terbelah.
Pendampingan Penyusunan Rencana Komunikasi Strategis GPIB Marga Mulya Yogyakarta sebagai Tempat Ibadah Ramah Wisata Angretnowati, Yuseptia; Fariszy, Revta; Rahmawati, Keny; Lusye Karolus, Meike
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i1.748

Abstract

Melalui kehadiran gereja di ruang publik yang lebih inklusif diharapkan gereja mengalami berbagai konsekuensi positif.  Harapan tersebut tidak hanya mengenai upaya menyuburkan toleransi keberagaman, akan tetapi secara internal dapat berdampak bagi pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya bahkan citra positif bagi suatu daerah. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mendampingi GPIB Marga Mulya, Yogyakarta menyusun rencana komunikasi strategis program transformasi gereja menjadi destinasi ramah wisata. Penyusunan rencana komunikasi strategis ini berfokus pada upaya mensistematisasi langkah-langkah komunikatif apa saja yang perlu dilakukan GPIB Marga Mulya. Upaya sistematis tersebut diperlukan untuk mengkoordinasi sumber daya yang dimiliki serta menyusun tindakan komunikatif yang berarti untuk merangkul kembali strakeholder penting, baik itu pemerintah maupun masyarakat untuk menyiapkan gereja ramah wisata. Adapun metode yang digunakan untuk membuat rencana komunikasi strategis GPIB Marga Mulya menuju gereja ramah wisata yang inklusif dan terhubung adalah studi pustaka, wawancara, focus grup discussion, observasi, dan konsultasi pendapat ahli. Setelah berbagai tahap pengumpulan data dilakukan, tim abdimas merumuskan dokumen rencana komunikasi strategis yang akan dimanfaatkan Ketua Majelis Jemaat (KMJ) gereja untuk dikomunikasikan kebijakan ini pada rapat program kegiatan di tingkat majelis jemaat. Selanjutnya hasil dari dokumen rencana strategis ini nantinya juga akan dimanfaatkan untuk menyusun beberapa langkah strategis untuk menjalin komunikasi di level eksternal. 
Comparing Places of Worship as Tourist Destinations Based on Architectural Attraction: An Analysis on the West Indonesian Protestant Church (GPIB) Marga Mulyo, Yogyakarta Fariszy, Revta; Angretnowati, Yuseptia; Rahmawati, Keny; Karolus, Meike Lusye; Kancana, Sauptika
E-Journal of Tourism Volume 12 Number 2 (September 2025)
Publisher : Centre of Excellence in Tourism Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24922/eot.v12i2.2192

Abstract

Religious‑heritage tourism in Indonesia has predominantly highlighted temples and mosques, leaving Protestant heritage sites such as the Western Indonesian Protestant Church (GPIB) Marga Mulya underrepresented in both scholarship and tourism promotion. This study aims to assess and compare the tourism potential of GPIB Marga Mulya, the oldest Protestant church in Yogyakarta, with other architecturally significant places of worship in Indonesia, to inform sustainable heritage‑tourism strategies. Using a comparative qualitative descriptive approach, the research applies SWOT analysis, supported by literature review, field observation, and interviews with church stakeholders, to evaluate historical value, architectural features, accessibility, and visitor engagement. Findings show that while GPIB Marga Mulya benefits from a central Malioboro location and rich Dutch colonial heritage, it is constrained by limited promotion, inadequate visitor facilities, and diminished visual prominence. In contrast, sites such as Cut Meutia Mosque in Jakarta and Santo Petrus Cathedral in Bandung leverage active programming, segmented community outreach, and event‑based attractions to strengthen their tourism appeal. This study contributes to expanding the scope of religious‑heritage tourism research to include Protestant sites and offers practical recommendations for positioning strategies, though its conclusions are limited to five case studies within the Indonesian context.