Fristiani, Arista Kurniasari Budi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Sosialisasi Bahaya Leptospirosis dan Pelatihan Cuci Tangan Pada Santri Pondok Pesantren Ibrohimiyyah Demak Fristiani, Arista Kurniasari Budi; Pristiyani, Oni Oktavia; Windyaningrum, Ana Maria Ika Devy; Darmaji, Khamdan; Lestari, Ina; Dian, Roykhana Maya Kholida; Wardhana, Andhy Kusuma; Nugroho, Dwi Agusatya; Sholikhati, Vivi; Iftihatunnisa, Augia Nur; Putri, Valentine Selviona
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 2 No 4 (2023): Oktober
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v2i4.180

Abstract

Latar belakang: Leptospirosis merupakan zoonosis yang diperatarai oleh bakteri. dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang luka atau membran mukosa (hidung, mulut, dan mata).  menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sehingga dapat memutus rantai penularan dan mengurangi risiko terpapar bakteri Leptospira Tujuan: memberikan penyuluhan tentang Leptospirosis kepada santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Ibrohimiyyah Mranggen-Demak agar konsisten dalam menerapkan PHBS Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan  dengan penyuluhan langsung menggunakan media power point, poster dan pelatihan serta pendampingan tentang cara cuci tangan yang sesuai standar kesehatan. Hasil: hasil nilai kuesioner pretest dan posttest pada peserta penyuluhan bahaya leptospirosis dan pelatihan cara mencuci tangan menunjukkan terdapat peningkatan nilai dari sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan, rata-rata nilai pretest adalah 3,8 dengan nilai tertinggi 6 dan rata-rata nilai posttest adalah 9,4 dengan nilai tertinggi 10 yang diperoleh 43 peserta. Kesimpulan: terjadi peningkatan pengetahuan santriwan dan santriwati tentang leptospirosis dan cuci tangan yang baik dan benar. Kata kunci: cuci tangan, leptosprirosis, PHBS __________________________________________________________________________________ Abstract Background: Leptospirosis is a zoonosis mediated by bacteria. can enter the human body through broken skin or mucous membranes (nose, mouth and eyes). implement Clean and Healthy Behavior (PHBS), so as to break the chain of transmission and reduce the risk of exposure to Leptospira bacteria. Objective: provide counseling about Leptospirosis to students and female students of the Ibrohimiyyah Mranggen-Demak Islamic Boarding School so that they are consistent in implementing PHBS. Method: This community service activity is carried out by direct counseling using power point media, posters and training as well as mentoring on how to wash hands according to health standards. Result: the results of the pretest and posttest questionnaire values ​​for participants in the education on the dangers of leptospirosis and hand washing training showed that there was an increase in scores before and after the counseling activities, the average pretest score was 3.8 with the highest score being 6 and the average posttest score being 9 .4 with the highest score of 10 obtained by 43 participants. Conclusion: there is an increase in the knowledge of female and female students about leptospirosis and proper and proper hand washing. Keywords: hand washing, leptospirosis, PHBS
Pemeriksaan Infeksi Kecacingan dan Edukasi Cuci Tangan Yang Benar Pada Siswa Sekolah Dasar Fristiani, Arista Kurniasari Budi; Salamah, Ummi; Salmiati, Wiwi; Suharman, Reski Aulia; Latifah, Ainun; Novrizal, Yudha Pratama; Ratnadiningrat, Riki
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 3 No 4 (2024): Oktober
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya parasit cacing kedalam tubuh manusia.  Nematoda usus penyebab kecacingan umumnya berasal dari golongan Soil Transmitted Helminths (STH). Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dalam beberapa teknik diantaranya adalah pemeriksaan molekuler yang merupakan keberlanjutan pemeriksaan mikroskopis untuk mengatasi adanya perkembangan mutasi genetik yang terjadi.  Anak Sekolah Dasar memiliki rentang umur 6-13 tahun. Anak sekolah dasar belum memiliki tingkat kematangan berfikir yang baik. Pengenalan tentang perilaku hidup bersih sehat sangat perlu dilakukan sejak dini agar dapat menanamkan perilaku hygiene dan peduli terhadap kesehatan. Tujuan: Meningkatkan pengetahuan tentang infeksi kecacingan serta cara mencegahnya kepada siswa sekolah dasar agar dapat menerapkan perilaku hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten. Metode: Melakukan kegiatan edukasi pada anak sekolah dasar tentang perilaku hidup bersih sehat, cara mencuci tangan yang baik dan benar, pencegahan infeksi kecacingan, dan pemeriksaan mikroskopis cacing. Penyampaian edukasi menggunakan media PowerPoint (PPT), leaflet, dan cacing awetan. Hasil: Diperoleh peningkatan skor rata-rata pengetahuan antara pre-test dan post-test dari skor 9,07 menjadi 9,76. Jumlah partisipan yang mendapatkan skor pengetahuan maksimal semula hanya 13 siswa namun di akhir edukasi meningkat menjadi 31 siswa. Kesimpulan: Terjadi peningkatan skor pengetahuan pada siswa sekolah dasar tentang cara cuci tangan yang benar, pencegahan kejadian kecacingan serta pemeriksaan laboratorium. Kata kunci: cuci tangan, diagnosis kecacingan, hygiene perorangan, kecacingan ______________________________________________________________________ Abstract Background: Helminthiasis are caused by the entry of parasitic worms into the human body. Intestinal nematodes that cause worms generally come from the Soil Transmitted Helminths (STH) group. Laboratory examinations can be carried out in several techniques, including molecular examinations which are a continuation of microscopic examinations to overcome the development of genetic mutations that occur. Elementary school children have an age range of 6-13 years. Elementary school children do not yet have a good level of maturity in thinking. Introduction to clean and healthy living behaviors is very necessary from an early age to instill hygiene behaviors and care for health. Objective: Increase knowledge about worm infections and how to prevent them in elementary school students so that they can apply clean and healthy living behaviors in their daily lives consistently. Method: Conduct educational activities for elementary school children about clean and healthy living behaviors, how to wash hands properly, prevention of worm infections, and microscopic examination of worms. The delivery of education uses PowerPoint (PPT), leaflets, and preserved worms. Results: An increase in the average knowledge score between the pre-test and post-test was obtained from a score of 9.07 to 9.76. The number of participants who obtained the maximum knowledge score was initially only 13 students but at the end of the education it increased to 31 students. Conclusion: There was an increase in knowledge scores in elementary school students about how to wash hands properly, preventing worms and laboratory examinations. Keywords: hand washing, helminthiasis diagnosis, personal hygiene, helminthiasis
Skrining Hipertensi Sebagai Langkah Awal Pencegahan Penyakit Jantung dan Stroke: - Fristiani, Arista Kurniasari Budi; Putra, Galang Mahardhika
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 4 No 1 (2025): Januari
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama bagi penyakit jantung dan stroke. Meskipun penyakit ini dapat dicegah dengan deteksi dini, pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya skrining hipertensi masih rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui edukasi tentang skrining hipertensi dan deteksi dini sebagai langkah pencegahan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai skrining hipertensi dan deteksi dini sebagai upaya pencegahan penyakit jantung dan stroke. Metode: Kegiatan ini menggunakan metode pemeriksaan tekanan darah dan sosialisasi secara langsung dengan media powerpoint, poster serta pendekatan pretest-posttest. Hasil: Berdasarkan hasil pretest dan posttest, terdapat peningkatan signifikan dalam pengetahuan masyarakat mengenai skrining hipertensi dan deteksi dini. Rata-rata skor pretest adalah 4,9, sedangkan rata-rata skor posttest meningkat menjadi 10,4, menunjukkan peningkatan dalam pemahaman peserta. Kesimpulan: Program edukasi tentang skrining hipertensi dan deteksi dini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Peningkatan pengetahuan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga kesehatan dan melakukan skrining secara berkala. Kata kunci: hipertensi, penyakit jantung, stroke __________________________________________________________________________ Abstract Background: Hypertension is one of the main risk factors for heart disease and stroke. Although this disease can be prevented with early detection, public knowledge about the importance of hypertension screening is still low. Therefore, efforts must be made to increase public knowledge through education about hypertension screening and early detection as preventive measures. Objective: This research aims to increase public knowledge about hypertension screening and early detection as a preventive measure against heart disease and stroke. Method: This activity uses blood pressure examination methods and direct socialization with the media of PowerPoint, posters, and a pretest-posttest approach. Result: Based on the pretest and posttest results, there was a significant increase in the community's knowledge regarding hypertension screening and early detection. The average pretest score was 4.9, while the average posttest score increased to 10.4, indicating an improvement in participants' understanding. Conclusion: The education program on hypertension screening and early detection can enhance the public's knowledge about the importance of preventing hypertension, heart disease, and stroke. This increase in knowledge is expected to encourage the community to be more active in maintaining health and conducting regular screenings. Keywords: hypertension, heart disease, stroke
Edukasi Tentang General Check-Up Sebagai Upaya Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular Fristiani, Arista Kurniasari Budi; Almawadah, Arini Nur; laenaturohmah, Laenaturohmah; Akmal, Ikhsanuddin; Tama, Innes Wahyu; Fazlina, Novia Dewi; Sari, Devi Ayunda; Lutpia, Nadiya Sabila; Hamdani, Mohammad Khoirul; Rahmawati, Nicky Dwi; Amaliah, Nuril; Ariyadi, Tulus
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 4 No 3 (2025): Juli
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v4i3.734

Abstract

Latar belakang: Kesehatan merupakan faktor krusial dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, namun masih banyak warga yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin. Keterbatasan akses, waktu, dan biaya menjadi kendala utama dalam menjalani pemeriksaan kesehatan dasar, sehingga meningkatkan risiko penyakit kronis yang tidak terdeteksi sejak dini. Melalui program General Check-Up (GCU). Tujuan: kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk menghadirkan layanan kesehatan yang mudah diakses serta edukasi gaya hidup sehat guna mendukung upaya promotif dan preventif di tingkat komunitas. Metode: kegiatan dilakukan pendekatan kepada warga di wilayah RW 5 Kelurahan Lamper Tengah dengan memperkenalkan diri dan menjalin hubungan yang baik dengan warga setempat. Sosialisasi menggunakan leaflet untuk menjelaskan serta mendemontrasikan terkait pemeriksaan kesehatan atau GCU, kemuadian dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2025. Sasaran dari program pemeriksaan kesehatan ini adalah warga berusia diatas 60 (lansia) tahun ke atas. Hasil: kelompok partisipan dengan kisaran usia 60-80 tahun, didapati hasil tensi tertinggi sebesar 152/110 mmHg dan terendah 100/70 mmHg. kadar gula darah tertinggi sebesar 512 mg/dL dengan angka terendah ssebesar 44 mg/dl. kadar tertinggi sebesar 317 mg/dL, dan angka terendah sebesar 130 mg/dl.  Kadar asam urat pada partisipan tercatat sebesar 11,4 mg/dL terendah 3,9 mg/dl. Terdapat peningkatan nilai post test dibanding pre test Kesimpulan: Kegiatan  sosialisasi dan  pemeriksaan kesehatan dapat  meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin. Kata kunci: asam urat, GCU,glukosa, kolesterol, tekanan darah _________________________________________________________________________ Abstract Background: Health is a crucial factor in improving the quality of life of the community, but many residents are still unaware of the importance of regular health checks. Limited access, time, and costs are the main obstacles to undergoing basic health checks, thus increasing the risk of chronic diseases that are not detected early. Through the General Check-Up (GCU) program. Objective: This community service activity aims to provide easily accessible health services and promote healthy lifestyle education to support community-level promotive and preventive efforts. Method: The activity was carried out by approaching residents in the RW 5 area of ​​Lamper Tengah Village by introducing themselves and establishing good relationships with residents. Socialization used leaflets to explain and demonstrate health checks or GCU, then continued with carrying out health check activities. This activity was carried out on January 19, 2025. The target of this health check program was residents aged over 60 (elderly) years and above. Result: The participant group with an age range of 60-80 years, found the highest blood pressure results of 152/110 mmHg and the lowest 100/70 mmHg. The highest blood sugar level was 512 mg/dL, with a lowest of 44 mg/dL. The highest level was 317 mg/dL, and the lowest was 130 mg/dL. Participants' uric acid levels were recorded at 11.4 mg/dL, with a lowest of 3.9 mg/dL. There was an increase in post-test scores compared to pre-test scores. Conclusion: Socialization and health check-ups can increase public awareness of the importance of regular health check-ups. Keywords: uric acid, GCU, glucose, cholesterol, blood pressure