Penuaan dikaitkan dengan penurunan umum pada sistem muskuloskeletal dan sensorik yang terlibat dalam pemeliharaan kontrol postural. Kelemahan ekstremitas bawah dan gangguan keseimbangan adalah risiko intrinsik independen utama faktor jatuh dan kehilangan kemandirian. Pada lansia terjadi perubahan komposisi tubuh berupa penurunan fatfree mass atau peningkatan fat mass. Pada proses penuaan Kekuatan otot muscle strength pada lansia juga berhubungan dengan masalah keseimbangan sehingga lansia berisiko mudah terjatuh. Setiap aktivitas fisik baik statis maupun dinamis membutuhkan kontrol keseimbangan tubuh untuk mencapai postur tubuh berdiri yang stabil, sehingga terhindar resiko jatuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Balance Exercise terhadap Keseimbangan Postural Lansia di Desa Lemper Pamekasan. Desain penelitian ini adalah quasy eksperimental (pre-post test). Populasinya ini adalah seluruh Lansia di Desa Lemper Pademawu Pamekasan (N=156), dan sampel 15 responden (10%) yang memenuhi kriteria inklusi penelitian dengan teknik simpel random sampling. Data penelitian berupa data primer dari karakter responden dan pengukuran keseimbangan postural pada lansia diolah untuk analisa univariate dan bivariate dengan uji Wilcoxon, kemudian disajikan dalam taebl yang dinarasikan. Hasil penelitian didapatkan pre-post ballance exercise dengan keseimbangan postural (baik 873% dan sedang 13%) – (baik 93,3% dan sedang 6,7%) dengan rata-rata selisih 6,26667. Hasil uji wilcoxon didapatkan α = 0,001 < 0,05, artinya ada pengaruh Balance Exercise terhadap Keseimbangan Postural Lansia di Desa Lemper Pamekasan.Dibutuhkan peran aktif dari berbagai pihak terkait untuk dapat mengimplementasikan terapi komplementer dengan model 3 dan atau 12 balance exercise sebagai upaya pencegahan resiko jatuh pada Lansia. Sosialisasi yang berkesinambunngan, dukungan finansial, serta pendampingan dan pelatihan terapi ini merupakan kunci utama keberhasilan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia