Generasi alpha, yang lahir antara tahun 2010-2025, tumbuh seiring dengan kemajuan teknologi dan digital. Mereka dikenal sebagai kelompok yang terampil dalam menggunakan perangkat digital dan dijuluki sebagai generasi instan atau maju. Oleh karena itu, tidak mengherankan melihat anak-anak usia dini mampu memanfaatkan ponsel cerdas tanpa kesulitan. Perkembangan teknologi dan digital yang pesat memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan serta mengakses informasi. Namun demikian, perkembangan ini juga menantang orang tua dalam mengarahkan pembentukan karakter anak. Anak-anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan ponsel cerdas daripada bersama orang tua, yang dapat berdampak negatif pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan perkembangan karakter mereka. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana gaya pengasuhan anak dan pola asuh anak berkualitas di generasi alpha. Metode yang digunakan adalah metode library research dengan pendekatan kualitatif yang mendeskripsikan hasil temuan dari berbagai sumber buku/jurnal dari media cetak atau media elektronik. Hasil penelitian ditemukan gaya pengasuhan ada 4, yaitu permissive (too sot)/permisif, authoritarian (too hard)/otoriter, authoritative (just right)/demokratis, uninvolved/tidak terlibat, Dalam konteks generasi alpha, strategi pendidikan yang berkualitas mencakup aspek menjadi teladan positif bagi anak, tidak memberikan perlakuan yang berlebihan, meluangkan waktu berkualitas bersama anak, mendorong pertumbuhan kemandirian, menjalankan pengawasan, mengatur penggunaan teknologi secara ketat, mengimplementasikan disiplin yang konsisten, memberikan penghargaan dan kasih sayang, mengajarkan etika bersosialisasi, serta mengedukasi nilai berbagi.