Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penerapan Metode Bercerita dalam Mengembangkan Moral dan Agama Anak Usia Dini ‘Azam Muttaqin, Muhammad; Kencana, Rita
ACIECE Vol 3 (2018): Annual Conference on Islamic Early Childhood Education
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan metode bercerita merupakan salah satu metode yang dapatmengembangkan beberapa aspek perkembangan anak usia dini, sepertiperkembangan moral dan agama. Dengan penggunaan metode bercerita seorangguru dapat mengenalkan dasar-dasar moral dan agama pada anak usia dini.Pendekatan penelitian ini kami menggunakan kajian pustaka (library research) sebagaitempat atau sumber acuan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah inginmengetahui metode mengembangkan moral agama pada anak usia dini denganmetode cerita. Berdasarkan hasil penelitian, secara umum metode bercerita untukmengembangkan potensi moral dan agama anak didik ialah dengan menggunakanmetode membaca langsung dari buku cerita, bercerita dengan menggunakan ilustrasigambar dari buku, menceritakan dongeng, bercerita dengan menggunakan papanflanel, bercerita dengan menggunakan media boneka, dramatisasi suatu cerita, danbercerita sambil memainkan jari-jari tangan. Isi dalam cerita harus mengandung aspekreligius, aspek pedagogis, dan aspek psikologis yaitu berisi materi cerita tentang kisahnabi, sahabat, ulama, dan orang-orang sholeh
METODE BERCERITA SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN DI KB PELITA HATI YUSNITA, YUSNITA; KENCANA, RITA
ELEMENTARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/elementary.v5i1.4542

Abstract

Early childhood education is a foundational stage of education that plays a strategic role in human resource development. Early childhood is considered a crucial and significant period in the educational process, as it has a major impact on subsequent learning stages. At this stage, children are in an optimal condition to develop various abilities, including physical, cognitive, language, socio-emotional, and spiritual aspects. Storytelling is one of the approaches used in early childhood education. The implementation of this method plays an important role in developing children's language skills. Through storytelling, children can be trained to express their thoughts or opinions and develop skills in continuing a story or fairy tale presented by the teacher. Therefore, teachers need to understand the role and function of storytelling in supporting children's language development optimally. This research focuses on the use of storytelling as an educational tool at KB Pelita Hati, involving the stages of planning, implementation, and evaluation. Teachers apply storytelling methods by encouraging children to engage in meaningful learning. One way to do this is by asking them to retell the knowledge they have acquired, whether from the school environment or real-life experiences. This approach aims to make children more active in the learning process, making learning activities more enjoyable and beneficial for their development. This study is a descriptive research with a quantitative approach, conducted at KB Pelita Hati. The subjects of this study were 14 students from KB Pelita Hati. The data were then analyzed using the formula P = ????/???? × 100% to determine whether the storytelling method as a learning tool for children reached 81.42%, categorized as "Very Well Developed" (BSB). Therefore, the storytelling method in KB Pelita Hati has developed very well. ABTRAK Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan dasar yang memiliki peran strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. Masa usia dini dianggap sebagai periode krusial sekaligus penting dalam proses pendidikan, karena berpengaruh signifikan terhadap tahap pembelajaran selanjutnya. Pada tahap ini, anak berada dalam kondisi optimal untuk mengembangkan berbagai aspek kemampuan, termasuk fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan spiritual. Metode bercerita merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini. Penerapan metode ini memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Melalui bercerita, anak dapat dilatih untuk mengungkapkan pikiran atau pendapatnya serta mengembangkan keterampilan dalam melanjutkan cerita atau dongeng yang telah disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, seorang guru perlu memahami peran dan fungsi metode bercerita dalam mendukung perkembangan bahasa anak secara optimal. Fokus penelitian ini adalah penggunaan metode bercerita sebagai alat Pendidikan di KB Pelita Hati dengan tahapan melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Guru menerapkan metode bercerita dengan mendorong anak untuk belajar secara lebih bermakna. Salah satu caranya adalah dengan meminta mereka menceritakan kembali pengetahuan yang telah diperoleh, baik dari lingkungan sekolah maupun pengalaman sehari-hari. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat anak lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan dan memberikan manfaat bagi perkembangan mereka. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pedekatan kuantitatif, yang dilakukan di KB Pelita Hati. subjek dalam penelitian ini adalah siswa KB Pelita Hati, sebanyak 14 siswa. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan P = ????/???? × 100% untuk melihat apakah metode bercerita sebagai alat pembelajaran anak berada pada angka 81,42% dengan kategori berkembangan sangat baik  (BSB), dengan demikian metode bercerita pada anak di KB pelita Hati berkembang sangat baik.
ANALISIS KOMPETENSI GURU PAUD DALAM MENGAJAR DAN KOMPETENSI PENUNJANG Nurhaqia, Sophia; Eriani, Eva; Kencana, Rita; Siagian, Seriyanti
Jurnal Sentra Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Sentra Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/sentra.v2i2.4091

Abstract

Kompetensi guru mengacu pada perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, sikap yang harus ada dalam diri guru dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam mendidik. Jurnal ini menyajikan tentang kompetensi dalam mengajar serta harus dikuasai oleh seorang guru dan kompetensi penunjang yang dapat mendukung keahlian dan perannya sebagai guru. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa saja kompetensi dalam mengajar dan kompetensi penunjang yang mendukung keahlian seorang guru. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) yang menyadur sumber dari buku dan artikel pada jurnal ilmiah yang berkaitan dengan variabel penelitian. Temuan dalam penelitian ini yaitu seorang guru harus memperhatikan kompetensi yang harus dimiliki dan dikembangkan dalam mengajar, yaitu: 1) Mengajar dan mengoptimalkan potensi siswa, 2) Mendesain pembelajaran yang menarik, 3) Memahami gaya belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar, guru paling sedikit menguasai empat kemampuan, yakni: 1) Merancang proses kegitan belajar mengajar dikelas, 2) Menerapkan proses belajar sesuai dengan rancangan, 3) Mengevaluasi proses belajar mengajar dikelas, 4) Menguasai materi pembelajaran. Beberapa hal yang terdapat dalam kompetensi penunjang yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu: 1) Keahlian dalam menulis, 2) Keahlian dalam melakukan penelitian, 3) Keahlian dalam berbahasa asing.
PARENTING ANAK BERKUALITAS DI GENERASI ALPHA Devianti, Rika; Ningrum, Sutria; Kencana, Rita; Siswanto, Iwan; Amalia, Nur
Jurnal Sentra Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Sentra Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/sentra.v2i2.4236

Abstract

Generasi alpha, yang lahir antara tahun 2010-2025, tumbuh seiring dengan kemajuan teknologi dan digital. Mereka dikenal sebagai kelompok yang terampil dalam menggunakan perangkat digital dan dijuluki sebagai generasi instan atau maju. Oleh karena itu, tidak mengherankan melihat anak-anak usia dini mampu memanfaatkan ponsel cerdas tanpa kesulitan. Perkembangan teknologi dan digital yang pesat memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan serta mengakses informasi. Namun demikian, perkembangan ini juga menantang orang tua dalam mengarahkan pembentukan karakter anak. Anak-anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan ponsel cerdas daripada bersama orang tua, yang dapat berdampak negatif pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan perkembangan karakter mereka. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana gaya pengasuhan anak dan pola asuh anak berkualitas di generasi alpha. Metode yang digunakan adalah metode library research dengan pendekatan kualitatif yang mendeskripsikan hasil temuan dari berbagai sumber buku/jurnal dari media cetak atau media elektronik. Hasil penelitian ditemukan gaya pengasuhan ada 4, yaitu permissive (too sot)/permisif, authoritarian (too hard)/otoriter, authoritative (just right)/demokratis, uninvolved/tidak terlibat, Dalam konteks generasi alpha, strategi pendidikan yang berkualitas mencakup aspek menjadi teladan positif bagi anak, tidak memberikan perlakuan yang berlebihan, meluangkan waktu berkualitas bersama anak, mendorong pertumbuhan kemandirian, menjalankan pengawasan, mengatur penggunaan teknologi secara ketat, mengimplementasikan disiplin yang konsisten, memberikan penghargaan dan kasih sayang, mengajarkan etika bersosialisasi, serta mengedukasi nilai berbagi.
Early Childhood Speaking Skills Through the Media of Paper Puppets Based on Fables Kencana, Rita; Yusnita, Yusnita; Thalia, Karinda Dwi
BUHUTS AL ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 4, No 2 (2024)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/alathfal.v4i2.13750

Abstract

This research aims to stimulate early childhood speaking skills through the use of paper puppet media based on fabled fairy tales. The subjects of this study are teachers, and students aged 5-6 years of KB Al-Adawiyah Tembilahan. The research method uses a qualitative approach with observation, interview, and documentation data collection techniques. The results of the study show that the use of paper puppets based on fables can stimulate speaking skills. Children are very enthusiastic about learning and pay attention to what the teacher is saying, can speak in simple words in their entirety, enjoy listening and retelling simple stories in order and easy to understand, understand the form of questions by using what, why, and how, can use prepositions: inside, outside, above, below, on the side, can participate in a conversation and do not dominate to always want to be heard. This is proven through the participation of children in retelling the stories conveyed as well as their ability to express ideas and emotions and actively participate in learning with the guidance of teachers. This study suggests that the media applied should be more varied as a way to stimulate early childhood speaking skills.
Early Childhood Speaking Skills Through the Media of Paper Puppets Based on Fables Kencana, Rita; Yusnita, Yusnita; Thalia, Karinda Dwi
BUHUTS AL ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 4, No 2 (2024)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/alathfal.v4i2.13750

Abstract

This research aims to stimulate early childhood speaking skills through the use of paper puppet media based on fabled fairy tales. The subjects of this study are teachers, and students aged 5-6 years of KB Al-Adawiyah Tembilahan. The research method uses a qualitative approach with observation, interview, and documentation data collection techniques. The results of the study show that the use of paper puppets based on fables can stimulate speaking skills. Children are very enthusiastic about learning and pay attention to what the teacher is saying, can speak in simple words in their entirety, enjoy listening and retelling simple stories in order and easy to understand, understand the form of questions by using what, why, and how, can use prepositions: inside, outside, above, below, on the side, can participate in a conversation and do not dominate to always want to be heard. This is proven through the participation of children in retelling the stories conveyed as well as their ability to express ideas and emotions and actively participate in learning with the guidance of teachers. This study suggests that the media applied should be more varied as a way to stimulate early childhood speaking skills.
Penerapan Permainan Labirin Kardus Untuk Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Kencana, Rita
Asghar: Jurnal of Children Studies Vol 5 No 2 (2025): Desember 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/asghar.v5i2.13044

Abstract

This study aims to determine the application of cardboard maze games in improving early childhood visual-spatial intelligence. Visual-spatial intelligence is the ability to understand and manipulate shapes, spaces, and relationships between objects that are very important for children's cognitive development. The research method used is This study uses a mixed method, namely qualitative and quantitative methods with the type of classroom action research, which was carried out in two cycles on 10 children aged 5–6 years at KB Ar-Rahman Tembilahan. Data were collected through observation of teacher activities, observation of children's activities, and visual-spatial intelligence tests. The results of the study showed a significant increase in each indicator. The percentage of learning implementation by teachers increased from 52% in the pre-cycle to 80% in the first cycle, and 90% in the second cycle. Children's activity also increased from 45% in the pre-cycle to 79% in the first cycle, and 85% in the second cycle. The results of the child's visual-spatial intelligence test increased from 36.66% in the pre-cycle to 65% in the first cycle, and 84.1% in the second cycle. These findings show that the application of cardboard maze games is effective in improving children's visual-spatial intelligence through fun and interactive learning activities. This study recommends teachers to use simple game-based media in learning as an effort to improve children's cognitive abilities.