Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

JARAK SEBARAN AKAR LAKA (Dalbergia parviflora Roxb) DARI TEPI SUNGAI YANG DIMANFAATKAN MASYARAKAT DESA ULAK MEDANG KABUPATEN KETAPANG M, Iskandar A; Fariska, Rahmanisa Rizki; Munadian, Munadian
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 1 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i1.78792

Abstract

Akar Laka (Dalbergia parviflora, Roxb.) is a Non-Timber Forest Product (NTFP) that can be processed into various kinds of accessories and medicinal products, and can be used in worship activities.     Akar Laka is a type of liana that can be found in riverbank areas, which can support the community's economy through its utilisation activities.   This study aims to determine the distribution distance of Akar Laka from the riverbank starting from the first point of Akar Laka found and how far Akar Laka can still be found, and obtain information related to the harvesting technique carried out by the Ulak Medang Village Community, Ketapang Regency. The research method used was a survey method with data collecting technique consisting of interviews and observations, as well as measuring the distribution distance of Akar Laka in the field. The results showed that Akar Laka can be found at a distance of 150 metres to 250 metres from the banks of the Pawan River, with an altitude in the location ranging from 18 to 24 metres above sea level, with the harvesting technique applied by the Ulak Medang Village Community is by picking up dead Akar Laka parts that can be found in the ground, using traditional tools called Benas. The results of this study can be used as one of the data completeness for the initial mapping of the existence of Akar Laka in West Kalimantan, and can be the basis for determining regulations related to the sustainability of Akar Laka in the future.Keywords: Akar Laka (Dalbergia parviflora, Roxb.), Harvesting distribution,  Harvesting technique.AbstrakAkar Laka (Dalbergia parviflora, Roxb.) merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk aksesoris, dan obat-obatan, serta dapat digunakan dalam kegiatan peribadatan.     Akar Laka ialah sejenis liana yang dapat ditemui di area pinggiran sungai, yang dapat menunjang perekonomian masyarakat melalui pemanfaatannya.   Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jarak sebaran Akar Laka dari tepi sungai mulai dari titik pertama Akar Laka   ditemukan dan seberapa jauh Akar Laka masih dapat ditemukan, serta memperoleh informasi terkait teknik pemungutan yang dilakukan oleh Masyarakat Desa Ulak Medang, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data yang terdiri dari wawancara dan observasi, serta pengukuran jarak sebaran Akar Laka di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan Akar Laka dapat ditemukan pada jarak 150 meter sampai dengan 250 meter dari tepi Sungai Pawan dengan ketinggian pada lokasi berkisar 18 sampai 24 meter dari permukaan laut, teknik pemungutan yang diterapkan oleh Masyarakat Desa Ulak Medang adalah dengan memungut bagian Akar Laka yang sudah mati yang dapat ditemukan di dalam tanah, dengan menggunakan alat tradisional yang disebut Benas. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu kelengkapan data untuk pemetaan awal keberadaan Akar Laka di Kalimantan Barat, serta dapat menjadi landasan dalam penetapan peraturan terkait keberlangsungan Akar Laka dimasa mendatang. Kata Kunci: Akar Laka (Dalbergia parviflora, Roxb.), Sebaran pemungutan, Teknik  Pemungutan
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) DESA PULAU KUMBANG KECAMATAN SIMPANG HILIR KABUPATEN KAYONG UTARA Zainal, Sofyan; Peri, Peri; Prayogo, Hari; Munadian, Munadian
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.67627

Abstract

Orangutans are the only great apes that live on the Asian continent, where in Indonesia only found on the islands of Sumatra and Kalimantan. Orangutans themselves are protected animals under national law, namely based on the Minister of Environment and Forestry Number 106 of 2018 concerning protected plant and animal species. The purpose of this study is to examine how public perceptions of the existence of orangutans and analyze the relationship between knowledge, cosmopolitan and counseling levels with community perceptions of the existence of orangutans (Pongo pygmaeus). This research was carried out in Pulau Kumbang Village using Purposive Sampling method by collecting data through interviews, observations, distribution of questionnaires and documentation. The results of this study show that public perception of the existence of orangutans (Pongo pygmaeus) Pulau Kumbang Village, Simpang Hilir District, North Kayong Regency is positive with each respondent's answer as many as 54 respondents (61.4%) Positive, 27 respondents (30.7%) neutral, and 7 respondents (8.0%) negative. There is a positive and significant relationship between the level of knowledge and cosmopolitan with public perception, there is a positive and insignificant relationship between the level of counseling and public perception. The need for cooperation from various institutions, both from government and non-government institutions as well as local communities to increase awareness of orangutans.Keyword: Orangutans, Public Perception, Pulau Kumbang Village.AbstrakOrangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di benua Asia, dimana di Indonesia hanya terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan. Orangutan sendiri merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap keberadaan orangutan dan menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan, kosmopolitan dan penyuluhan dengan persepsi masyarakat terhadap keberadaan orangutan (Pongo pygmaeus). Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Kumbang dengan menggunakan metode Purposive Sampling dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap keberadaan orangutan (Pongo pygmaeus) Desa Pulau Kumbang Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara adalah positif dengan masing-masing jawaban responden sebanyak 54 responden (61,4%) Positif 27 responden (30,7%). %) netral, dan 7 responden (8,0%) negatif. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan dan kosmopolitan dengan persepsi masyarakat, terdapat hubungan positif dan tidak signifikan antara tingkat penyuluhan dan persepsi masyarakat. Perlunya kerjasama dari berbagai institusi, baik lembaga pemerintah maupun non-pemerintah serta masyarakat lokal untuk meningkatkan kesadaran terhadap orangutan.Kata kunci: Desa Pulau Kumbang, Orang Utan, Persepsi Masyarakat.
PEMANFAATAN ROTAN SEBAGAI BAHAN KERAJINAN ANYAMAN MASYARAKAT DUSUN SUNGAI HIJAU DESA TELUK KEBAU KECAMATAN NANGA MAHAP KABUPATEN SEKADAU (Utilization of rattan as a woven craft material the community of Sungai Hijau Hamlet Teluk Kebau Village Nanga Mahap District Sekadau Regency ) M, Iskandar A; Hendi, Hendi; Thamrin, Edy; Munadian, Munadian
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 3 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i3.50800

Abstract

Indonesian forests have abundant non-timber forest products. In Sungai Hijau Hamlet, rattan is potential biological wealth. Rattan is usually used by the community for woven crafts, rigging, and other purposes. This study aims to record the types of wicker produced by the community of Sungai Hijau Hamlet, Teluk Kebau Village, Nanga Mahap District, Sekadau Regency. The research methods are carried out through surveys and interviews. Data retrieval uses purposive sampling techniques to determine respondents. The results show that there are 7 types of rattan commonly used by the community of Sungai Hijau Hamlet: Korthalsia rigida Blume, Korthalsia echinometra Beccari, Calamus javensis Blume, Calamus caesius Blume, Calamus trachycoleus Beccari, Daemonorops geniculata (Griff) Mart, and Daemonorops angustifolia Mart. From 7 types of rattan, 9 are woven: atongk, penengkeingk, tikau lipat, impak, nayak, ogak, bakol, tengouk, and ontangk. All types of woven products are used as support in work activities and to meet daily needs.Keywords: Non-timber Forest Product, Rattan Utilization, Woven.AbstrakHutan Indonesia mempunyai hasil hutan bukan kayu yang cukup melimpah. Di Dusun Sungai Hijau rotan adalah potensi kekayaan hayati. Rotan biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai bahan kerajinan anyaman, tali-temali, dan untuk keperluan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendata jenis rotan dan mendeskripsikan jenis anyaman yang dihasilkan oleh masyarakat Dusun Sungai Hijau, Desa Teluk Kebau, Kecamatan Nanga Mahap Kabupaten Sekadau. Motode penelitian dilakukan dengan survei dan wawancara. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan responden. Hasilnya menunjukan bahwa ada 7 jenis rotan yang biasa digunakan oleh masyarakat Dusun Sungai Hijau yaitu: Korthalsia rigida Blume, Korthalsia echinometra Beccari, Calamus javensis Blume, Calamus caesius Blume, Calamus trachycoleus Beccari, Daemonorops Geniculata (Griff) Mart, dan Daemonorops angustifolia mart. Dari 7 jenis rotan menghasilkan 9 bentuk anyaman yaitu atongk, penengkeingk, tikau lipat, impak, nayak, ogak, bakol, tengouk, dan ontangk. Semua jenis produk anyaman digunakan sebagai penunjang dalam aktifitas bekerja dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Kata kunci: Hasil Hutan Bukan Kayu, Pemanfaatan Rotan,  Anyaman,
Training to Enhance Ecoprint Products Based on the Natural Potential in the National Environment Nurhaida, Nurhaida; Muflihati, Muflihati; Munadian, Munadian
GUYUB: Journal of Community Engagement Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/guyub.v5i2.8598

Abstract

The communities that live in the neighborhood of national parks have restrictions on the use of the forests around them; this is related to the rules that protect the national park as a conservation area. It often creates conflict between the public and the government. Sustainable use of forests by using non-wood forests as raw materials for the production of ecoprint products can be one of the solutions. Faculty of Forestry has an obligation to assist the government in ensuring the sustainability of the forests around the national parks. This activity aims to transfer science by introducing ecoprint products that can use the potential of the surrounding nature in a sustainable way. The method used is perform a presentation and direct practice of producing ecoprint products. This activity was accomplished through the collaboration between Bukit Baka Bukit Raya National Park and the Ella Belaban Village, which had about 35 participants. The success of this activity is evaluated through the  questionnaires before and after the activity. Based on the results of the questionnaire, there is an increase in public understanding of ecoprint products over 65%.
SIFAT FISIS DAN KEKERASAN PAPAN BLOK DARI BATANG KELAPA SAWIT DAN FINIR JENIS KAYU CEPAT TUMBUH Mangurai, Silvia Uthari Nuzaverra Mayang; Massijaya, Muh Yusram; Hadi, Yusuf Sudo; Hermawan, Dede; Abdillah, Imam Busyra; Munadian, Munadian
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 2 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i2.87749

Abstract

The oil palm trunk and fast-growing species was the potential as raw materials for blockboard. The quality of composite board can be reflected by the value of physical and mechanical properties that influenced by the characteristics of veneer, board core and type of adhesive and the method of manufacturing. The aim of this research was to produce block boards from oil palm trunk waste and sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen), manii (Maesopsis eminii Engl.), mangium (Acacia mangium Willd.) veneers as surface layers. The size of the blockboards was 35 x 35 x 2.4 cm3. The adhesives used were phenol formaldehyde (PF) and urea formaldehyde (UF) with glue spread of 200 g ·m-2. The blockboards were made with a pressure of 15 kg ·cm-2 for 10 minutes at 130 oC for PF and 110 oC for UF. The physical and mechanical properties of the boards were tested based on SNI 01-7201, JAS 232 2003 and JIS A 5908-2003 standard. The research results show that the wood veneer species and adhesive types can improved the physical properties and hardness of block board with oil palm trunk core. Moisture content value of the boards had less than 10% and the thickness sweeling had less than 12%. Thickness swelling and delamination were influenced by adhesive types. Block board with PF adhesive have a lower delamination value than bloc board with UF adhesive so it can be used for exterior purposes. The hardness value blockboard fulfil BS standard and recommended for flooring applications.Keywords: adhesives types, blockboard, fast-growing species, oil palm trunk, physical properties and hardnessAbstrakLimbah batang kelapa sawit dan jenis kayu cepat tumbuh mempunyai potensi sebagai bahan baku papan blok. Kualitas papan komposit dapat terlihat dari sifat fisis dan mekanis yang dipengaruhi oleh karakteristik finir, bagian inti papan, jenis perekat, dan metode pembuatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan sifat fisis dan kekerasan papan blok dari limbah batang kelapa sawit dan sengon, manii, dan mangium finir sebagai lapisan permukaan. Papan blok berukuran 35 x 35 x 2,4 cm3. Perekat yang digunakan adalah fenol formaldehida (PF) dan urea formaldehida (UF) dengan berat labur sebesar 200 g ·m-2. Papan blok dibuar dengan tekanan 15 kg ·cm-2 selama 10 minutes pada suhu 130 oC untuk perekat PF and 110 oC untuk perekat UF. Sifat fisis dan kekerasan diuji berdasarkan standar SNI 01-7201, JAS 232 2003, dan JIS A 5908-2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kayu dan jenis perekat dapat membantu meningkatkan sifat fisis dan kekerasan papan blok dengan inti batang kelapa sawit. Nilai kadar air papan blok dibawah 10% dan pengembangan tebal dibawah 12%. Papan blok dengan perekat PF mempunyai nilai delaminasi lebih kecil dibandingkan papan blok dengan perekat UF dan dapat digunakan sebagai keperluan eksterior. Nilai kekerasan papan blok BKS telah memenuhi Standar British yang direkomendasikan untuk aplikasi lantai.Kata kunci: batang kelapa sawit, jenis kayu cepat tumbuh, jenis perekat, papan blok, sifat fisis dan kekerasan
PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAN RASIO PELARUT TERHADAP KANDUNGAN TANIN PADA DAUN KRATOM (Mitragyna speciosa) Munadian, Munadian; Muflihati, Muflihati; Mangurai, Silvia Uthari Nuzaverra Mayang
Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 14, No 2 (2024): TENGKAWANG : JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jt.v14i2.87746

Abstract

Kratom (Mitragyna speciosa) leaves contain tannins that have potential as natural dyes, but the optimization of tannin extraction conditions from these leaves still needs to be studied. This study aims to determine the effect of variations in extraction time and ethanol solvent ratio on the tannin content obtained from Kratom leaves. The soxhletation extraction method was used with a variation of extraction time of 3, 4, and 5 hours, and ethanol solvent ratio of 1:0, 1:1, and 0:1. The results showed that optimal conditions were achieved at an extraction time of 4 hours with a solvent ratio of 1:1, resulting in the highest extract yield and significant tannin content. Analysis of tannin content was carried out by Folin-Ciocalteu spectrophotometric method. The findings suggest that the right combination of time and solvent ratio can increase the extraction efficiency of tannins from Kratom leaves, thus supporting its potential use as an environmentally friendly natural colorant in various industries.Keywords: Extraction time, Kratom leaves, Solvent ratio, TanninsAbstrakDaun Kratom (Mitragyna speciosa) memiliki kandungan tanin yang potensial sebagai pewarna alami, namun optimalisasi kondisi ekstraksi tanin dari daun ini masih perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh variasi waktu ekstraksi dan rasio pelarut etanol terhadap kandungan tanin yang diperoleh dari daun Kratom. Metode ekstraksi soxhletasi digunakan dengan variasi waktu ekstraksi 3, 4, dan 5 jam, serta rasio pelarut etanol 1:0, 1:1, dan 0:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimal dicapai pada waktu ekstraksi 4 jam dengan rasio pelarut 1:1, menghasilkan rendemen ekstrak tertinggi dan kandungan tanin yang signifikan. Analisis kandungan tanin dilakukan dengan metode spektrofotometri Folin-Ciocalteu. Temuan ini menunjukkan bahwa kombinasi waktu dan rasio pelarut yang tepat dapat meningkatkan efisiensi ekstraksi tanin dari daun Kratom, sehingga mendukung potensi penggunaannya sebagai pewarna alami yang ramah lingkungan di berbagai industri.Kata kunci: Waktu ekstraksi, Daun kratom, Rasio pelarut, Tanin
Sifat Kimia Dua Jenis Kayu Cepat Tumbuh Berdasarkan Posisi Aksial Uthari, Silvia; Munadian, Munadian
Jurnal Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Vol 2 No 1 (2024): JIFKA Juni 2024
Publisher : Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jenis kayu cepat tumbuh menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan kayu. Kerusakan hutan dapat ditekan dengan penanaman jenis kayu cepat tumbuh. Dua jenis kayu cepat tumbuh yang banyak dibudidayakan adalah kayu sengon dan kayu akasia mangium. Kedua jenis kayu ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi seperti produk berbahan dasar kayu dan produk pulp dan kertas. Sifat kimia menjadi salah satu sifat dasar yang penting untuk pengaplikasian secara tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan sifat kimia kayu sengon dan mangium berdasarkan arah aksial. Variasi jenis kayu dan arah aksial menjadi faktor dalam penelitian ini. Dua jenis kayu cepat tumbuh yang digunakan adalah kayu sengon dan kayu mangium. Arah aksial pohon adalah ujung, tengah, dan pangkal. Pengujian kimia kayu sengon dan mangium menggunakan standar TAPPI. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu mangium mempunyai kandungan zat ekstraktif, lignin, holoselulosa, selulosa, dan hemiselulosa yang lebih tinggi dibandingkan kayu sengon. Kayu sengon dan kayu mangium dapat dijadikan sebagai bahan baku pulp dan kertas serta konstruksi ringan hingga sedang.
Potensi Pewarna Alami Sebagai Pemanfaatan Hasil Alam Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Muflihati, Muflihati; Nurhaida, Nurhaida; Munadian, Munadian
Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Flores Ende

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/abdika.v4i2.4028

Abstract

The management of National Parks which have special regulations means that village communities around the area have limitations in utilizing the potential of the forests around where they live, as a result, conflicts often occur between village communities and National Park managers. It is necessary to find a solution to utilize a more diverse range of forest products without having to violate the rules for managing national parks. One of the non-timber forest products that has quite high potential for improving the economic level of society is natural dyes that can be extracted from various kinds of resources in the forest. Bukit Baka Bukit Raya National Park has very abundant natural resources so efforts are needed to utilize these natural resources sustainably. For this reason, the PKM Forestry team, in collaboration with the TNBBBR management, carries out outreach on the potential of natural dyes as a use of natural products based on regional potential in improving the economy of the community of Belaban Ella Village, Belaban Resort, Bukit Baka Bukit Raya National Park. It is hoped that this outreach can increase the community's capacity to utilize forest products that are environmentally friendly and of course have high economic value. This outreach can change people's mindset to start exploiting the potential that exists in the forest in an environmentally sustainable way.
Ecobrick is An Effort to Reduce Plastic Waste in The Cipta Karya Village, Bengkayang district: Ecobrick Sebagai Upaya Mengurangi Limbah Plastik Di Desa Cipta Karya Kabupaten Bengkayang Munadian, Munadian; Nurhaida, Nurhaida; Muflihati, Muflihati; Wulandari, Reine Suci Wulandari; Siahaan, Sarma
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2024): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v8i3.20129

Abstract

Desa Cipta Karya merupakan desa wisata yang berada di Kabupaten Bengkayang, hal tersebut menyebabkan banyaknya aktivitas wisata masyarakat yang berakibat pada meningkatnya limbah plastik. Status desa yang termasuk kedalam 75 desa wisata terbaik di Indonesia menyebabkan masyarakat dan pemerintah harus tetap menjaga keindahalan lingkungan desa tersebut, salah satu caranya adalah dengan pengolahan sampah plastik. Pembuatan Ecobrick merupakan salah satu solusi pengolahan limbah plastik menjadi barang yang memiliki nilai guna. Pengabdian ini bertujuan untuk wadah transfer informasi tentang potensi pengolahan limbah plastik menjadi produk ecobrick sebagai tanggung jawab civitas akademika dalam upaya menjaga status desa sebagai desa wisata terbaik. Pengabdian yang dilakukan adalah dengan cara persentasi dan praktek langsung pembuatan produk ecobrick. Dari olah data kuisioner menunjukan adanya peningkatan pemahaman masyarakat tentang pengolahan limbah plastik yang memiliki nilai guna lebih dan dapat memberikan peluang usaha baru dengan nilai jual yang tinggi sehingga masyarakat menjadi unggul dalam ekonomi dan lingkungan pun terjaga.