Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SINTESIS KARBON BERPORI DARI BIOMASSA BATANG JAGUNG YANG DIDOPING NITROGEN DAN KARAKTERISASINYA UNTUK APLIKASI PENANGKAP KARBON DIOKSIDA WULANDARI, IRA; GULTOM, NOTO SUSANTO; ADIPERDANA, BUDI; BAHTIAR, AYI
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jme.v14i1.52883

Abstract

Emisi karbon dioksida (CO2) di atmosfer yang yang meningkat seiring dengan berjalannya waktu dapat memberikan efek yang signifikan terhadap pemanasan global. Teknologi penangkap karbon merupakan salah satu upaya untuk mengurangi emisi CO2 tersebut. Dalam penelitian ini, disintesis karbon berpori sebagai material adsorben untuk aplikasi penangkap karbon dioksida dari biomassa batang jagung dengan doping atom N yang berasal dari urea (CH4N2O) dan aktivator KOH. Variasi rasio massa raw material:KOH:urea yang digunakan adalah (1:1:1), (1:1:2), dan (1:1:3). Keberhasilan doping N pada karbon diuji dengan karakterisasi EDS, FTIR dan XPS. Hasil pengukuran EDS menunjukkan adanya kandungan atom C, O yang berasal dari biomassa dan unsur N yang berasal dari doping. Spektra FTIR untuk semua variasi rasio doping, menunjukkan adanya gugus fungsi C-N pada bilangan gelombang 1066-1124 cm-1, yang menunjukkan bahwa doping N telah berhasil dilakukan pada karbon. Pengukuran XPS menunjukkan adanya ikatan antara atom C dan atom N dalam bentuk Pyrrolic N, Pyrridinic N, dan Oxidized N dengan energi ikat masing-masing 400,1 eV, 398,2 eV, dan 404,6 eV. Hasil EDS, FTIR dan XPS ini menunjukkan bahwa karbon berpori dengan doping N telah berhasil disintesis. Foto SEM menunjukkan terbentuknya pori atau rongga yang tidak terstruktur akibat aktivator KOH dan doping N. Hasil analisis pengukuran BET menunjukkan bahwa rasio (1:1:2) menghasilkan luas permukaan paling tinggi, yaitu 563,494 m2/g, volume total pori sebesar 0,397 cm3/g, dan diameter rata-rata pori sebesar 2,82 nm. Dengan demikian, sampel (1:1:2) memiliki potensi yang paling besar untuk diaplikasikan sebagai material karbon berpori penangkap karbon dioksida.
Quality Control Analysis of Linear Accelerator Radiotherapy Device in the Department of Radiotherapy at Pasar Minggu District Hospital Apriantoro, Nursama Heru; Wulandari, Ira; Sari, Gando; Riyangga, Dea; Murdaka, Egi Kamal; Wellyam, Petra Pratama; Kurnia, Try Wulan; Fathoni, Imam Muhamad
Jurnal Ilmu Fisika Vol 16 No 1 (2024): March 2024
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jif.16.1.46-54.2024

Abstract

Radiation accidents pose a significant risk, often stemming from inadequate calibration of radiation output, procedural lapses, and faults in radiation monitoring systems. Addressing these risks is pivotal, particularly in radiotherapy, where the precise functioning of linear accelerator (Linac) devices is crucial. This study delves into the quality control procedures applied to the Linac radiotherapy device within the Department of Radiotherapy at Pasar Minggu District Hospital. Drawing upon the renowned reference standards set by the AAPM Task Group 142 and BAPETEN Regulation No. K2N.2/MT-08, this research, conducted in November 2022, rigorously evaluated the mechanical, dosimetry, and safety aspects of the Linac device. The examination encompassed critical elements, including gantry angles, optical distance indicators, laser precision, collimator angles, light field size, and photon and electron beam outputs. Safety features such as door interlocks, audiovisual indicators, and radiation alert systems were scrutinized. The analysis reveals a reassuring finding: the Linac device at Pasar Minggu District Hospital adheres commendably to tolerance limits specified by reference standards across all measured parameters, indicating robust performance in mechanics, dosimetry, and safety. This meticulous quality control regimen has proven highly effective in ensuring the device's operational integrity and safety, affirming its reliability for precise radiotherapy treatments.