Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Estimasi Biaya dan Manfaat Ekonomi Sampah di Kota Denpasar (Studi Kasus di: TPS 3R Sekar Tanjung Desa Sanur Kauh, TPS 3R Kesiman, dan TPS 3R Bung Tomo Premananda, I Wayan Hari; Wijana, I Made Sara; As-syakur, Abd. Rahman; Sudarma, I Made; Indriyanti, Komang Dessica; Dewi, I Gusti Ayu Istri Pradnyandari; Andiani, Anak Agung Eka; Novanda, I Gede Agus; Premananda, Made Goura; Primajana, Dewa Jati
Bumi Lestari Journal of Environment Vol 24 No 1 (2024)
Publisher : Environmental Research Center (PPLH) of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/blje.2024.v24.i01.p04

Abstract

Timbulan sampah yang masih belum dapat ditangani menjadi permasalahan di Kota Denpasar. Menurut Arfani dan Lestari (2021) kendala utama dari pengelolaan sampah adalah mengenai pendanaan untuk sarana dan prasarana. Untuk mengurangi beban yang timbul dari biaya pengelolaan sampah, pemerintah harus merencanakan pengelolaan yang efektif. Objek penelitian ini adalah timbulan sampah di Kota Denpasar di TPS 3 R Sekar Tanjung, TPS 3 R Kesiman Kertalangu, dan TPS 3 R Bung Tomo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, yaitu dengan menghitung kapasitas pengelolaan sampah di TPS 3 R dan membandingkan antara biaya dengan manfaat pengelolaan sampah di TPS 3 R. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan yaitu: Pengelolaan sampah pada TPS 3R Kesiman Kertalangu memiliki tingkat efisiensi yang paling tinggi yaitu 82,7%. Hal tersebut sejalan dengan jumlah mesin dan peralatan yang digunakan. TPS 3R Kesiman Kertalangu menggunakan total 9 mesin dan peralatan pada tahap pengolahan. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak diantara TPS 3R lainnya. Dari tiga lokasi penelitian, satu lokasi yaitu TPS 3 R Bung Tomo belum melakukan kegiatan pemilahan dari sumbernya, sedangkan dua lokasi lainnya telah melakukan kegiatan pemilahan dari sumbernya. Pada tiga TPS 3 R di Kota Denpasar, dua diantaranya memiliki B/C Ratio >1 yaitu TPS 3 R Sekar Tanjung dan TPS 3 R Kesiman Kertalangu yang mengindikasikan kegiatan pengelolaan sampah layak secara ekonomi dan TPS 3 R Bung Tomo memiliki B/C Ratio <1 yang mengindikasikan kegiatan pengelolaan sampah belum layak secara ekonomi.
The role of communication, information and education in preventing stunting among stakeholders in Abang Village, Karangasem Regency Marhaeni, A A I N; Yuliarmi, Ni Nyoman; Primajana, Dewa Jati; Pradnyadewi, Diah; Yasa, I G W Murjana; Jayanthi, Ni Kadek Eka; Aryasthini M, Made Sinthya
Central Community Development Journal Vol. 4 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : Privietlab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55942/ccdj.v4i1.309

Abstract

One of the pillars of the 5 pillars of the Grand Design for Population Development in Indonesia is the improvement of population quality. In the effort to enhance pop- ulation quality, one of the pathways that can be taken is to reduce the prevalence of stunting in all regions of Indonesia. Data shows that the lowest stunting prevalence is in Bali Province, but among the regencies/cities within it, Karangasem Regency has the highest prevalence of stunting, making its acceleration a matter of great importance. The objectives of this community service activity are: 1) to evaluate the knowledge, attitudes, and practices related to stunting among young mothers, pregnant women, families with stunted children, integrated health post (Posyandu) cadres, and community leaders in Abang Village after providing Communication, Information, and Education (CIE) on caregiving, the adverse effects of stunting, demographic bonuses, and being Foster Parents for Stunted Children; 2) to enhance the roles of relevant stakeholders in the effort to prevent and reduce stunting in the village. This activity was conducted in Abang Village, Abang District, Karangasem Regency. Karangasem Regency was chosen as the location of the activity because it has the highest prevalence of stunting in Bali Province. The method of the activity involved providing CIE (Communication, Information, and Education) on stunting delivered by two speakers, a pediatrician, and an academic from a university. After the CIE, an evaluation of the Knowledge, Attitude, and Practice (KAP) of the par- ticipants was carried out, and the results were analyzed using descriptive statistics. The analysis results show: 1) knowledge, attitudes, and practices regarding stunting vary greatly among all stakeholders, where, in general, most of them have heard about stunting but do not yet understand their roles in preventing/reducing stunt- ing; 2) an increase in the roles of stakeholders in the effort to prevent and reduce stunting through improved attitudes and future practices they will engage in to prevent and reduce stunting.