Kompetensi komunikasi yang dirasakan atau Self-Perceived Communication Competence (SPCC) merupakan satu cara yang umum untuk mengukur kompetensi komunikasi dalam dunia bisnis, namun hingga saat ini belum dilakukan dalam bidang pelayanan sosial. Padahal dengan mengetahui kompetensi komunikasi maka efektivitas pelayanan sosial dapat dicapai. Penelitian ini untuk mengetahui SPCC Sarjana Pendamping Desa Sejahtera (SPDS) dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhinya dalam pelayanan sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, kuesioner penilaian diri diberikan kepada 148 SPDS sebagai pekerja sosial di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Pengolahan data menggunakan statistik deskriptif untuk menentukan tingkat kompetensi komunikasi dan aplikasi SEMPLS3 dengan embedded two stage approach - model second order factor untuk menentukan faktor determinan yang mmpengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan SPCC SPDS dalam pelayanan sosial berkategori Sangat Kompeten. SPCC SPDS dalam pelayanan sosial ditentukan ciri personal (jenis kelamin), faktor lingkungan (sosial budaya, dukungan organisasi, afiliasi keagamaan), motivasi, pengetahuan, dan kemampuan, yang diaplikasikan dalam perilaku komunikasi secara tepat sehingga mencapai efektivitas komunikasi dalam pelayanan sosial. Temuan penting penelitian ini secara umum memperkaya pandangan bahwa jenis kelamin, aspek sosial budaya, dukungan organisasi dan afiliasi keagamaan berkontribusi terhadap kompetensi komunikasi, khususnya pada bidang pelayanan sosial, yang belum ada peneliti yang melakukannya.