Pendahuluan: Isolasi social merupakan kegiatan interaksi yang dilakukan oleh individu dengan seseorang tetapi mengalami kegagalan dalam berinteraksi yang disebabkan oleh pikiran yang negative. Seseorang dapat mengalami isolasi social dimana saat kodisi seseorang tidak mau berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya, sehingga orang yang mengalami gangguan tersebut memilih untuk menarik diri, tidak melakukan kontak fisik dan sering bertengkar dengan pikirannya sendiri sehingga memilih menghindar bertemu orang lain dan lebih memilih untuk menyendiri. Metodologi: Tujuan penelitian ini mengetahui adanya pengaruh terapi keluarga terhadap kemampuan berinteraksi pada pasien isolasi sosial. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus (asuhan keperawatan),Objek dalam penelitian ini adalah pasien ODGJ dengan diagnosis isolasi sosial. Metode pengumpulan pada penelitian ini melalui wawancara terhadap responden. Dengan menjelaskan kepada responden manfaat dan tujuan terapi keluarga dan jika responden memenuhi kriteria dan bersedia untuk menjadi responden kemudian mengisi informed concent untuk kesediaan menjadi responden dalam penelitian.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan Keadaan klien saat keluarga belum memberikan terapi berupa intervensi terhadap klien 1,2 dan 3 tampak masih suka menyendiri, malu, tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan sedangkan keadaan klien setelah diberikan terapi oleh keluarga, klien 1 dan 3 terjadi perubahan seperti perlahan-lahan sudah mau berkomunikasi dengan orang lain namun, pada klien 2 masih belum bisa berkomunikasi dengan perawat tetapi dengan orang terdekat sudah ada perubahan. Kata Kunci: Isolasi sosial, Skizofrenia, Terapi Keluarga