Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder) dalam perspektif Islam Utari, Riyanda; Yulianty, Novy
Bayani Vol 5 No 1 (2025): Bayani: Jurnal Studi Islam
Publisher : LPPAIK Universitas Muhammadiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52496/bayaniV.5I.1pp16-27

Abstract

This study explores the relationship between symptoms of Borderline Personality Disorder (BPD) and personality from the perspective of Islamic psychology. Using a systematic literature review approach, it examines how Islamic religiosity and spirituality influence the manifestation and management of BPD among Muslims in Indonesia. The findings suggest that intrinsic religiosity—rooted in deep spiritual reflection—can serve as a protective factor against core BPD symptoms such as emotional instability and chronic emptiness. Furthermore, Indonesia’s Islamic culture, with its emphasis on communal values like cooperation and deliberation, offers a supportive environment for recovery. However, challenges persist in the form of low mental health literacy and religious stigma. The study concludes that integrating Islamic spiritual values with evidence-based psychological interventions offers a culturally sensitive and effective approach for addressing BPD in the Indonesian context.
Konsep Kebebasan di Mata Generasi Muda Muslim di Daerah Bandung dan Jakarta: Sebuah Studi Fenomenologi Usman, Irianti; Utari, Riyanda; Suwandi, Firdaus Dwi; Yusron, Isman Rahmani
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol. 7 No. 1 (2022): JAQFI VOL.7 NO. 1, 2022
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jaqfi.v7i1.17549

Abstract

This phenomenological study investigated the way three authentic Indonesian Muslims who live in Bandung and Jakarta gave meaning to the word freedom. Three informants were purposively selected to participate in the study: a 34-year-old Muslim businesswoman; married; and lives in Jakarta; a Muslim man, 36 years old, single, a lawyer who lives in Bandung; and a 21-year-old single man who is a sophomore at a private university in Bandung. In-depth interview was administered to obtain detailed and more comprehensive information about the participants’ thoughts and experiences.  IPA (Interpretative Phenomenological Analysis) and Domain Analyses were utilized to analyze the data gathered. The study found that birth order, parenting styles, exposure to collectivist or individualistic value systems as well as Western concept of freedom, repentance or “Tawbah”, and increased knowledge about Islam were strongly related to their meaning construction of the word freedom.
Pemberian konseling kelompok untuk meningkatkan empati pelaku bullying di Sekolah Kedinasan Negeri Bandung Timur Utari, Riyanda
Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi Vol 3 No 1 (2017): 2017
Publisher : Psikologi UHAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jippuhamka.v3i1.9218

Abstract

Empati merupakan salah satu aspek dalam kecerdasan emosional yang dibutuhkan seseorang untuk berinteraksi sosial. Di dalam dunia pendidikan khususnya tingkat perguruan tinggi, rendahnya empati dapat menjadi salah satu penyebab maraknya bullying di antara senior terhadap junior. Mahasiswa dengan empati rendah membuat dirinya kurang mampu merespon tekanan dan ketidaknyamanan yang dialami oleh orang lain, karena orang yang rendah empatinya tidak mampu memahami pengalaman emosi yang dialami oleh orang lain. Orang yang kurang empati tidak mampu menghubungkan perilaku anti sosial dalam hal ini bullying yang dilakukannya dengan reaksi emosi orang lain. Dikarenakan penelitian dilakukan pada Perguruan Tinggi Kedinasan di Bandung Timur yang mencetak pamong atau abdi masyarakat nantinya, kiranya tidaklah berlebihan apabila empati sangat dibutuhkan untuk dapat memahami problematika yang ada dalam masyarakat, dan seorang aparat pemerintahan yang tidak memiliki empati yang tinggi akan dengan mudah melakukan pelanggaran dalam masyarakat seperti kecurangan, bullying dalam masyarakat, ingin menang sendiri hingga korupsi. Oleh karena itu metode konseling khususnya konseling kelompok menjadi dibutuhkan sebagai problem solving mengurangi perilaku bullying di perguruan tinggi kedinasan tersebut dengan meningkatkan empati yang dimilikinya, karena dalam konseling kelompok diharapkan dapat menghantarkan konseli mencapai insight (pemahaman) tentang diri konseli sendiri sehingga pemikiran-pemikiran irasional yang sebelumnya ada, seperti perasaan lebih unggul, senioritas, serta percaya diri berlebihan dapat berubah menjadi pemikiran rasional. Berdasarkan perhitungan statistik deskriptif, dapat diperoleh data bahwa ada peningkatan empati dari sebelum dan sesudah diberikan konseling kelompok yaitu sebesar 27,88%. Aspek dari empati yang memiliki perubahan signifikan adalah aspek perhatian 53,13% dan fantasi 42,11%. Ini menunjukkan adanya pengaruh konseling kelompok terhadap empati seseorang.
Makna Hidup Menurut VICTOR E. FRANKL Dalam Pandangan Psikologi Islam Utari, Riyanda; Rifai, Ahmad Rifai
Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi Vol 6 No 2 (2020): 2020
Publisher : Psikologi UHAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jippuhamka.v6i2.9262

Abstract

Perjalanan kehidupan manusia tidak sama, namun tujuan yang ingin dicapainya adalah mencari arti dari kehadirannya di dunia. Istilah Makna hidup dipopulerkan oleh Vicktor E. Frankl setelah melihat penderitaan dan kebahagiaan tidak membuat seseorang menjadi putus asa atau bahagia secara signifikan. Makna hidup adalah baru manusia dalam bertingkah laku sehingga ia merasa kehidupannya bermanfaat, dengan melihat apa saja yang telah ia lalui, prestasi yang telah ia capai, penderitaan yang ia alami, dan bagaimana ia sampai pada hari ini setelah semua yang ia lalui sebelumnya. Islam sebagai agama universal juga memiliki pandangan bahwa manusia haruslah menemukan arti dari kehidupannya untuk mendapatkan hidup yang berkualitas. melalui dua pandangan ini, makna hidup diharapkan menjadi panduan manusia untuk bisa menjalankan hidup yang berarti. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis konten serta pendekatan Teori Humanistik Victor E. Frankl dan pendekatan Psikologi Islam. Analisis Konten diharapkan dapat membantu dalam mengulas bagaimana manusia memaknai kehidupannya terutama dalam kondisi yang jauh dari rasa nyaman dan seimbang, dimana manusia secara naluriah selalu mencari makna hidup kapanpun dan dimanapun dalam sudut pandang Psikologi dan Pandangan Islam.