Mangoli, Yefta Yan
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pelayanan Pastoral Konseling terhadap Suami atau Istri yang Mengalami krisis Rohani akibat Kematian Mangoli, Yefta Yan
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 4, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Agustus 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v4i2.156

Abstract

This study aims to determine the spiritual impact of the sudden death of a husband or wife experienced by grieving couples and how to deal with the sudden loss of a husband or wife, as well as how the impact of pastoral counseling services experienced. In this study, researchers used qualitative research methods through semi-structured interviews conducted on participants to obtain the intended data. From the results of the research conducted, it can be concluded that the impact of the sudden death of the husband causes a crisis for the participants and one of them is a spiritual crisis. The role of pastoral counseling services carried out by the Pastor can help participants to get through and manage the crisis situation they are experiencing. Although until now, participants have not experienced a complete recovery.AbstrakPenelitian  ini bertujuan untuk mengetahui dampak spritual akibat kematian suami atau istri secara tiba-tiba yang dialami oleh pasangan yang berduka dan bagaimana menghadapi peristiwa kehilangan suami atau istri secara tiba-tiba, serta bagaimana dampak pelayanan pastoral konseling yang dialami. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Metode penelitian kualitatif melalui wawancara semi terstruktur yang dilakukan terhadap partisipan untuk memperoleh data yang dimaksudkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa  dampak dari kematian suami secara tiba-tiba mengakibatkan keadaan krisis bagi partisipan dan salah satunya ialah krisis spritual. Adapaun peran pelayanan pastoral konseling yang dilakukan oleh Gembala Sidang dapat menolong partisipan untuk melewati dan megelolah keadaan krisis yang dialami. Walaupun sampai saat sekarang ini, partisipan belum mengalami pemulihan secara total.
Gembala dalam Pelayanan Pelepasan Okultisme Mangoli, Yefta Yan
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 3, No 1 (2023): Jurnal Teologi dan Pentakosta Indonesia - April 2023
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v3i1.60

Abstract

Occult release ministry is very important in pastoral ministry. However, the problem is that many pastors do not have sufficient ability and skills to solve the problems faced by the congregation, so that not a few members of the congregation prefer to go to psychics, even to traditional healers to find a way out of their problems. Lack of sense of responsibility of a pastor in ministry. Meanwhile, the church members really need the presence and role of a pastor in accompanying the church members in solving the problems they face. Servants of God or pastors do not take a personal approach to understand how to help church members get out of the struggles they are experiencing. This can cause congregation members to get involved in occultism. Using descriptive qualitative methods it can be concluded that in accordance with the results of studies conducted both through the Bible and books related to the topic of discussion that the ministry of releasing occultism is very important to be carried out by every pastor as a manifestation of responsibility in maintaining the life of the church members who are shepherded.AbstrakPelayanan pelepasan okultisme sangat penting dalam pelayanan penggembalaan. Namun yang menjadi persoalan adalah banyak gembala yang kurang memiliki kemampuan dan keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi jemaat sehingga tidak sedikit dari warga jemaat yang lebih memilih pergi ke paranormal, bahkan ke dukun untuk mencari jalan keluar dari permasalahannya. Kurangnya rasa tanggung jawab dari seorang gembala dalam pelayanan. Sementara warga jemaat sangat membutuhkan kehadiran dan peran seorang gembala dalam mendampingi warga jemaat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Hamba Tuhan atau gembala kurang melakukan pendekatan secara pribadi untuk mengerti cara menolong warga jemaat keluar dari pergumulan yang dialami. Hal ini dapat menyebabkan warga jemaat untuk terlibat okultisme.Mengunakan metode kualitatif deskritif dapat disimpulkan bahwa Sesuai dengan hasil dari kajian yang dilakukan baik melaui Alkitab maupun buku-buku yang berkaitan dengan topik pembahasan bahwa pelayanan pelepasan okultisme sangat penting untuk dilakukan oleh setiap gembala sebagai wujud dari tanggung jawab dalam memelihara kehidupan warga jemaat yang digembalakan.
Studi Tentang Keadaan Setelah Kematian Dalam Perspektif Perjanjian Baru Mangoli, Yefta Yan
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 2, No 1 (2022): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v2i1.33

Abstract

Death is part of the journey of human life. Everyone will experience death. Life after death is often a hot debate in the Christian world to this day. Therefore, through this paper, the author tries to find answers to the views on the concept of death and resurrection in the Bible. Discussion of the concept of the state after death. This study uses a qualitative research method with a descriptive approach, taking the main sources from the Old and New Testaments as well as literature that supports the topic of discussion. Based on the results of research conducted through Bible studies and literacy related to the topic of discussion, it can be explained that there are several concepts about the afterlife. However, based on biblical studies, it can be understood that in the New Testament times it was stated that the spirits and souls of the dead in Christ will live for eternity, while those who die outside of Christ will fall into destruction.AbstrakKematian merupakan bagian dari perjalanan hidup manusia. Setiap orang pasti akan mengalami kematian. Kehidupan setelah kematian sering menjadi perdebatan hangat di dunia Kristen hingga saat ini. Oleh karena itu, melalui tulisan ini, penulis mencoba mencari jawaban atas pandangan tentang konsep kematian dan kebangkitan dalam Alkitab. Pembahasan Konsep keadaan setelah kematian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, mengambil sumber utama dari Perjanjian Lama dan Baru serta literatur yang mendukung topik pembahasan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui studi Alkitab dan literasi terkait topik pembahasan, dapat dijelaskan bahwa ada beberapa konsep tentang akhirat. Namun, berdasarkan studi Alkitab dapat dipahami bahwa pada zaman Perjanjian baru menyatakan bahwa roh dan jiwa orang mati di dalam Kristus akan hidup dalam kekekalan, sedangkan mereka yang mati di luar Kristus akan masuk dalam kebinasaan.
Peran Keteladanan Gembala dan Keluarganya dalam Memotivasi Pelayanan Penggembalaan bagi Jemaat di Era Disrupsi Mangoli, Yefta Yan; Boimau, Charles Yermias
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 9, No 1 (2024): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2024
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52104/harvester.v9i1.179

Abstract

Within the scope of ecclesiastical service, a pastor and his family must be able to be examples and role models in all aspects of their lives, both within the church and in society. So this research aims to examine the extent to which the role model of pastoral families is important in carrying out pastoral services and its impacts. In this research, descriptive qualitative methods were used. Through studies that have been carried out both in the Bible and literature related to the topic of discussion, it can be concluded that the lives of pastors and their families are always in the spotlight of congregation members and the wider community. Therefore, a pastor and his family must be able to be a role model in building a home life, educating the family, and also in all aspects of their life. Because this can have an impact on the progress and decline of a pastoral service that is carried out. AbstrakKehidupan gerejawi menuntut seorang gembala dan keluarganya harus menjadi teladan dalam mengembalakan jemaat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pentingnya keteladanan keluarga gembala didalam pelayanan gerejawi, terutama penggembalaan jemaat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kajian pustaka guna mengumpulkan informasi yang didapat dari dokumen dan artikel serupa. Melalui kajian terkait dengan topik pembahasan yang diteliti, disimpulkan bahwa kehidupan gembala dan keluarganya selalu menjadi sorotan dama kehidupan baik jemaat, bahkan masyarakat. Akhirnya, artikel ini menyajikan peran seorang gembala dan keluarganya dalam pengembalaan pastoral, yang diharapkan mampu menjadi teladan melalui kehidupan rumah tangganya, dan juga dalam segala aspek kehidupannya. Bagaimana melalui kehidupan keluarga gembala dapat berdampak pada kemajuan sebuah pelayanan penggembalaan yang dilakukan.
Pandangan Kekristenan Mengenai Praktik Spiritisme Berlandaskan Alkitab Zega, Desriaman; Mangoli, Yefta Yan
Jurnal Ap-Kain Vol 2, No 1 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/jak.v2i1.126

Abstract

Spiritualism is a person's view or belief that people who have died that people who have died still have a relationship with people who are still alive. The relationship referred to in this case is that people who have died can be communicated or dialogued with. can be invited to communicate or dialogue. Well, this is often done by Christians who believe in the Lord Jesus. Therefore, through this article, the author tries to find answers regarding the biblical view of spiritualism. towards the practice of spiritualism. This research uses a qualitative method with a descriptive approach with sources from the Bible and literature related to the topic. literature related to the topic of discussion. Based on the results of the research conducted through the study of the Bible and literature related to the topic, it can be explained that people who have died have no relationship with the living and the practice of spiritism is a behavior that is against the Christian faith. contrary to the Christian faith. God is strongly against the practices of spiritism in any form. In fact, anyone who practices spiritism will not inherit the kingdom of heaven.AbstrakSpiritualisme adalah pandangan atau keyakinan seseorang bahwa orang-orang yang telah meninggal masih memiliki hubungan dengan orang-orang yang masih hidup. Hubungan yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa orang-orang yang telah meninggal dapat diajak berkomunikasi atau berdialog. Nah, ini sering dilakukan oleh umat Kristiani yang percaya kepada Tuhan Yesus. Oleh karena itu, melalui artikel ini, penulis mencoba mencari jawaban mengenai pandangan Alkitab terhadap praktik spiritisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan sumber dari Alkitab dan literatur yang terkait dengan topik pembahasan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui studi Alkitab dan literatur yang terkait dengan topik pembahasan, dapat dijelaskan bahwa orang-orang yang telah meninggal tidak memiliki hubungan dengan orang-orang yang masih hidup dan praktik spiritisme adalah perilaku yang bertentangan dengan iman Kristiani. Tuhan sangat menentang praktik-praktik spiritisme dalam bentuk apapun. Bahkan, siapa pun yang mempraktikkan spiritisme tidak akan mewarisi kerajaan surga.
Kajian Antropologi Dalam Perspektif Iman Kristen Dengan Keyakinan Adanya Kebangkitan Tubuh Dameirianto, Yohanes Damacinus Kartika; Mangoli, Yefta Yan
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 5, No 1 (2025): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/didasko.v5i1.169

Abstract

This article presents a discussion of human fragility in Christian epistemology, especially after the fall of the first human into sin and inherited in human life from generation to generation. Sin has made humans walk out of the path desired by God as a representative of God through the human body. Through the recognition of the restoration that comes from God, humans are expected to remain faithful in having hope for God's promises. By using a library method approach in anthropological research in the perspective of Christian faith with the belief in the resurrection of the body. The author tries to synthesize understanding, first to gain a correct understanding of the origin of human existence in answering the theory of evolution, second about humans falling into sin which resulted in their normal origin becoming abnormal as humans, third about God who by grace in His justice and mercy, has granted salvation to humans, and fourth about the resurrection of the body that brings every believer to live in eternity in Jesus Christ.AbstrakArtikel ini menampilkan pembahasan mengenai kerapuhan manusia di dalam epistemologis Kristen, terutama pasca kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa dan mewariskan dalam kehidupan manusia turun-temurun. Dosa telah membuat manusia berjalan keluar dari jalur yang diinginkan Allah sebagai representative Allah melalui tubuh manusia. Melalui pengenalan akan pemulihan datang dari Allah, manusia diharapkan tetap setia dalam memiliki pengharapan akan janji-janji Allah.  Dengan menggunakan pendekatan metode kepustakaan dalam penelitian kajian antroplogi dalam perspektif iman Kristen dengan keyakinaan kebangkitan tubuh. Penulis mencoba mensintesakan pemahaman,  pertama untuk memperoleh pemahaman yang benar tentang asal-usul eksistensi manusia dalam menjawab teori evolusi, kedua mengenai manusia jatuh di dalam dosa yang mengakibatkan asalinya yang normal menjadi abnormal sebagai manusia, ketiga mengenai Allah yang oleh kasih karunia di dalam keadilan dan kerahiman-Nya, telah menganugerahkan keselamatan bagi manusia, dan keempat mengenai kebangkitan tubuh yang membawa setiap orang percaya untuk hidup dalam kekekalan di dalam Yesus Kristus.
Proses Kedewasaan Rohani Orang Kristen berdasarkan Kolose 2:6-10 Nakmofa, Sutidjo Justus Jerzak; Mangoli, Yefta Yan
KARDIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Parakletos Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69932/kardia.v1i2.12

Abstract

Abstract: This research aims to find out about the exegetical review of the process of Christian spiritual maturity based on Colossians 2:6-10, and what are the inhibiting factors for Christian spiritual growth towards spiritual maturity. The research methodology used in this research is a qualitative literature research methodology with a biblical theological research approach, through an exegetical strategy of text criticism, because the goal to be achieved is related to an exegetical review of the process of Christian spiritual maturity. The results of the discussion based on the letter Colossians 2:6-10 to the Colossians and Christians today are experiencing spiritual growth to the stage of spiritual maturity. Therefore, Christians must experience a process of spiritual maturity which includes accepting Christ, living in God, rooted in God, built up in God, growing firm in faith, hearts overflowing with thanksgiving, and experiencing the fullness of Christ (Pleroma). In undergoing the process of maturity there are obstacles that make Christians spiritually immature, including environmental influences and heretical teachings that are inconsistent with Christ's which become a snare for Christians so they do not grow towards spiritual maturity. To overcome these obstacles, Christians must build an intimate personal relationship with God through prayer, quiet time, contemplation of God's word, and spiritual discipline. Thus Christians experience Christ in his life, where Christ dwells in full control of his life as expressed by the Apostle Paul in terms of you having been filled with Christ. Abstrak: Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui tentang tinjuan eksegetis Proses kedewasaan rohani orang Kristen berdasarkan surat Kolose 2:6-10, dan apa saja Faktor penghambat pertumbuhan rohani orang Kristen ke arah kedewasaan rohani. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ialah metodologi penelitian kualitatif pustaka dengan pendekatan penelitian riset teologia biblika, melalui strategi eksegetis kritik teks, karena tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan tinjauan eksegetis tentang proses kedewasaan rohani orang Kristen. Adapun hasil pembahasan berdasarkan surat Kolose 2:6-10 kepada jemaat Kolose dan orang Kristen masa kini adalah mengalami pertumbuhan rohani sampai kepada tahap dewasa rohani. Oleh karena itu, orang Kristen harus mengalami proses kedewasaan rohani meliputi menerima Kristus, hidup di dalam Tuhan, berakar di dalam Tuhan, dibangun di dalam Tuhan, bertambah teguh dalam iman, hati yang melimpah dengan ucapan syukur, dan mengalami kepenuhan Kristus (Pleroma). Dalam menjalani proses kedewasaan ada hambatan yang membuat orang Kristen tidak dewasa rohani antara lain pengaruh lingkungan dan pengajaran sesat yang tidak sesuai dengan Kristus menjadi jerat bagi orang Kristen sehingga tidak bertumbuh ke arah kedewasaan rohani. Untuk mengatasi hambatan tersebut, orang Kristen harus membangun hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan melalui doa, saat teduh, perenungan firman Tuhan, dan disiplin rohani. Dengan demikian orang Kristen mengalami Kristus dalam hidupnya, dimana Kristus berdiam secara penuh menguasai kehidupannya seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus dalam hal kamu telah dipenuhi Kristus.