Prevalensi stunting pada balita di Indonesia berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan mencapai 21,6% di Tahun 2022. Puskesmas Minggir merupakan salah satu Puskesmas rawan stunting yang masuk kriteria lokasi khusus (lokus) stunting nasional. Desa Sendangmulyo menjadi salah satu desa dengan kasus stunting yang tinggi. Faktor penyebabnya antara lain karena pengetahuan orang tua, pola asuh orang tua, dan praktik pemberian makan pada anak yang belum tepat. Hal tersebut menjadi faktor pendukung untuk mengadakan sebuah program penyuluhan stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pencegahan stunting dan tumbuh kembang anak sehingga bisa mencegah terjadinya peningkatan prevalensi stunting di Indonesia khususnya Yogyakarta. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada Bulan Agustus 2023 yang bertempat di Posyandu Anggrek, Padukuhan Sragan Banaran, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan oleh Mahasiswa KKN UNISA dengan judul "Gizi Seimbang pada 1000 HPK sebagai Solusi Cegah Stunting dan Gizi Kurang”. Pelaksanaan penyuluhan dengan judul tersebut tersebut dilatar belakangi oleh tingginya angka stunting pada balita di Posyandu Anggrek yaitu 21,7% dengan rujukan angka stunting pada balita dari Riskesdas Tahun 2018 sebesar 19,3%. Subjek kegiatan penyuluhan ini adalah ibu-ibu balita di Padukuhan Sragan Banaran. Penyuluhan stunting diawali dengan pembukaan dan berdoa, lalu pemaparan materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, dan penutup. Dapat disimpulkan bahwa acara berjalan lancar sesuai rencana. Peserta yang terdiri dari ibu balita di Padukuhan Sragan Banaran berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan dengan menunjukkan responnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama sesi tanya jawab berlangsung.