Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Persiapan Pranikah Pasangan Usia Muda di Pengadilan Agama Wates Kulonprogo Nurul Mahmudah; Ririn Wahyu Hidayati
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v6i1.1597

Abstract

Masa pranikah merupakan masa yang tepat untuk melakukan persiapan yang matang baik secara fisik, psikis maupun sosial. Usaha untuk membentuk kualitas kesehatan keluarga dalam melakukan peran mereka sebagai pasangan, seorang suami dan istri haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah bahwa kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik. Demi membangun hubungan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah, setiap calon pengantin hendaknya mempunyai bekal yang cukup untuk dapat membangun suatu hubungan rumah tangga.   Perkawinan di Indonesia mendapat legalitas menurut hukum selama dilangsungkan menurut ketentuan agama atau kepercayaan yang dianut serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di antara alasan yang sering dikemukakan di dalam permohonan Dispensasi Kawin (DK) adalah hubungan di antara calon mempelai pria dan calon mempelai wanita sudah sangat erat, sehingga tidak dimungkinkan lagi untuk menunda pelaksanaan pernikahan, atau bahkan keduanya telah terlanjur melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Sehingga orang tua khawatir jika anak-anak mereka tersebut akan semakin terjerumus ke dalam perbuatan yang bertentangan dengan syariat Islam.   Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Pengadilan Agama Wates Kulonprogo, ditemukan masalah sebagai berikut : banyaknya kasus kehamilan diluar nikah yang datang ke Pengadilan Agama Wates untuk mendapatkan surat DK, dikarenakan usia pernikahan baik calon mempelai laki-laki maupun perempuan berada dibawah umur dan kasus perceraian usia muda meningkat seiring dengan banyaknya pengajuan DK. Solusi yang ditawarkan yaitu pemberian informasi tentang persiapan pranikah (fisik, psikis, dan materi), memberikan promosi kesehatan melalui media booklet, memfasilitasi sarana konsultasi, diskusi, dan sharing. Kata Kunci :  Persiapan Pranikah, Pasangan Usia Muda
The description of the causes of young marriage Ririn Wahyu Hidayati
International Journal of Health Science and Technology Vol 4, No 1 (2022): July
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.804 KB) | DOI: 10.31101/ijhst.v4i1.2511

Abstract

Marriage at young age has risks of reproductive health such as premarital pregnancy, anemia, to cervical cancer. Based on WHO data in 2018, there were 16 million young women aged 15-19 years who gave birth (WHO, 2018). Therefore, the researcher intends to know the description of the factors that cause marriage at a young age. This research was conducted semi-qualitatively, the number of participants was 14 pairs of prospective brides and grooms. Sampling technique with total sampling. Data analysis with frequency distribution and open interview. The results obtained that the bride and groom aged 19 years were 100% female and 42.9% male.42.9% of prospective grooms and 100% of women had not worked. The results of in-depth interviews with prospective brides who decided to marry at a young age because they were pregnant outside of marriage. Meanwhile, according to the prospective groom, he decided to get married because he felt he was capable enough to meet his needs, was responsible for his actions and already liked each other. Young marriages occur no longer because of lack of knowledge, but because of premarital pregnancy, inappropriate perceptions of marriage, and economic problems. 
The Survey of Food Consumption Among Traders with Hypertension at Bantul Traditional Market Ririn Wahyu Hidayati
International Journal of Health Science and Technology Vol 2, No 2 (2020): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.984 KB) | DOI: 10.31101/ijhst.v2i2.1849

Abstract

Hypertension is a non-communicable disease which ranks in the top 3. Untreated hypertension will have an impact on increasing the incidence of stroke and coronary heart disease. The prevalence of hypertension in Indonesia is 25, 8%, while the incidenceof hypertension in Special Region of Yogyakarta is 25,7%. In Indonesia in 2017, 77% of people with a history of hypertension had a stroke. Therefore, in 2025 it is projected that 29% of the world's population or as many as 1.56 billion adults will experience hypertension. This is influenced by several factors, one of which is an unhealthy lifestyle. Efforts that have been made by Indonesia in the prevention and control of hypertension with "CERDIK" behavior. This study aims to determine the types of food consumed by traditional market traders in Bantul who have hypertension. The study used a simple quantitative descriptive design with cross sectional approach. The population in this study were 87 traders. Samples were taken by purposive sampling method, namely all traders who have hypertension and are willing to be respondents as many as 50 traders. This research is expected to increase public awareness independently and research data can be used as basic health data for traders and follow-up for health workers for appropriate hypertension management in the community.
The effect of Footsteps Total to Long Labor Ririn Wahyu Hidayati
JHeS (Journal of Health Studies) Vol 2, No 1: Maret 2018
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.465 KB) | DOI: 10.31101/jhes.434

Abstract

Quantitative research aims to demonstrate the effect of footsteps for 4 weeks at the third trimester pregnant women to the long labor. Analysis with normality test and Mann Whitney. Therefore, the research proves that the third trimester pregnant women who walk ≥5,697 steps/day have a labor time stage I, II and the total of labor are shorter than the third trimester pregnant women who walk 5,697 steps/day (p=0.0001). The conclusion from this study is footsteps affects the duration of labor. Pregnant women at least walk 5,697 steps/day to shorter labor duration.
PENDAMPINGAN PROKES SISWA “SUKSESKAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS DI MASA PANDEMI” DI TK ABA SUMBERMULYO V Ririn Wahyu Hidayati; Elika Puspitasari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v5i1.11508

Abstract

Kondisi pandemi menimbulkan masalah di berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan. Pembelajaran daring yang telah dilakukan untuk Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar memunculkan masalah baru. Protokol kesehatan (prokes) selama masa Pandemi dan PTM percobaan ini menjadi hal yang sangat penting dan menjadi perhatian. Oleh karena itu dunia pendidikan mulai mencanangkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Prokes yang dilaksanakan di sekolah mengadop dari Dinas Kesehatan Sleman “CITA MAS JAJAR”. Kesadaran guru, orang tua untuk mengarahkan prokes pada anak yang masuk pembelajaran tatap muka merupakan kunci menjaga kesehatan anak. Terbukti dengan angka kejadian covid pada anak masih ada 12,6% terjadi di Indonesia. Sedangkan angka kematian akibat covid pada anak sebesar 0,15%. Hasil observasi di TK ABA Kedon masih menunjukkan kurangnya perhatian untuk prokes saat PTM berlangsung. Contohnya adalah praktik cuci tangan dilakukan siswa hanya menggosokkan handsanitaizer di tangan, masker masih sering dilepas-pakai, dan orang tua yang menganggap cuci tangan dengan air sudah cukup. Kondisi ini cukup menjadi perhatian untuk sekolah dan tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, tim pengabdian masyarakat menawarkan solusi yaitu pemberian pendampingan, pelatihan dan praktik terkait prokes selama PTM terbatas, memberikan promosi kesehatan melalui media poster, memfasilitasi sarana konsultasi, diskusi, dan sharing melalui forum media sosial.
KEKEP Ibu Motivator Empowerment Program with a Digital Handbook as an Effort to Prevent Stunting Intan Putri; Esi Putri Silmina; Ririn Wahyu Hidayati
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2023): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/abdimas.v6i4.3908

Abstract

The Nutritional Status of Toddlers in 2022 at Puskesmas (primary health center) Kasihan 1 revealed 79 cases of short toddlers (2.9%). Although this number decreased from the previous year which reached 4.6%, in absolute terms the incidence of stunting is still quite high. The handling of stunting has so far been carried out by all stakeholders, namely from the BKKN, the Head of Service to the village level. Meanwhile, the role of Puskesmas is in the form of assistance and direct intervention in cases of stunting. However, the combination of all stakeholders makes it difficult to find a comprehensive program for stunting prevention. KEKEP Ibu (Mothers Support Group Class) Motivator can be an extension of Puskesmas by providing direct CIE (Communication, Information, and Education) to the community. Two main problems are found, namely: Health service programs and Information Technology Approaches. The priority problems encountered are (1) Health services and the lack of nutritional program aids at puskesmas; (2) There are KEKEP Ibu motivators who do not have skills in comprehensive stunting prevention; (3) There is no digital-based media as a tool for providing CIE. This Community Service Activity aims to help empower KEKEP Ibu Motivators in a comprehensive stunting prevention effort by procuring an assistive tool in the form of a KEKEP Ibu digital motivator handbook and service model with participatory learning and action. The first stage of the assessment was to collect knowledge of KEKEP Ibu Motivator about stunting prevention. Stage two was planning and development planning and preparation for the implementation of the empowerment program and making IEC tools in the form of digital handbooks. Stage three was implementing a mini-workshop in introducing a stunting prevention program, training on making complementary food menus, and CIE simulation. Stage four was the evaluation of re-collecting the knowledge of KEKEP Ibu motivator about stunting prevention. The results of this activity showed that the level of knowledge of KEKEP Ibu motivators in the low category decreased from the previous 43 people (84.3%) to 10 people (19.6%) while the knowledge in the high category increased by more than 100%, originally 8 people (15 .6%) to 41 people (80.4%).
Asupan Protein Hewani berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Minggir: Asupan Protein Hewani Berhubungan dengan Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Minggir Verrenisa Melati Haryani; Dittasari Putriana; Ririn Wahyu Hidayati
Amerta Nutrition Vol. 7 No. 2SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 3rd Amerta Nutrition Conferenc
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v7i2SP.2023.139-146

Abstract

Background: Stunting in children under fives years of age still become crucial problem. One of the factors that influenced directly to stunting is lack of nutritional intake especially protein. Most of protein consumed by under-fives children must be in high quality such as animal-based protein because it has more complete composition of essential amino acids than plant-based protein. Objectives: The study aimed to analyzed the association between animal-based protein and stunting in children in Primary Health Care of Minggir. Methods: This study was analytical observational with cross-sectional design. A total of 50 mothers that have 24–59 months old children were involve in this study and taken by using purposive sampling. Data of animal-based protein intake were collected by SQ-FFQ for the last three months. Height-for-age in z-score was used to determine stunting that were obtained from the last measurement and recorded in Maternal and Child Book. The association between stunting and the animal-based protein intake was analyzed descriptively through cross-tabulation. Results: More than half of under-five children were stunting (56%). Inadequate animal-based protein intake was observed in 46% of under-fives children. Sources of animal-based protein were eggs, chicken, catfish, ice cream and UHT milk. Children who have adequate animal-based protein intake were not stunted (67%), however children who have inadequate animal-based protein intake were stunted (83%). The prevalence of stunting in children who consume inadequate animal-based protein is 2 times greater than in children who consume adequate animal-based protein (PR: 2.478). Conclusions: Based on this study, animal-based protein intake is associated with stunting in under-fives children in Primary Health Care of Minggir. Mothers should improve their children’s animal-based protein intake by local food sources supplied from side dishes to prevent stunting.
Pemberdayaan kebun gizi dengan hidroponik di Karang Taruna Dusun Ledok, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo Noviani, Nor Eka; Hidayati, Ririn Wahyu
Hasil Karya 'Aisyiyah untuk Indonesia Vol. 2 No. 1 (2022): Oktober
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.537 KB) | DOI: 10.31101/hayina.2722

Abstract

Pemberdayaan pada pemuda merupakan suatu langkah edukatif dalam peningkatan stabilitas ketahanan pangan di tingkat keluarga atau masyarakat. Pemanfaatan potensi pekarangan di keluarga dan masyarakat membutuhkan peran pemuda, terutama dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pekarangan keluarga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan stabilitas ekonomi keluarga dengan menanam sayuran.  Kegiatan ini memaparkan hasil pelaksanaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pemuda dalam bentuk pemberdayaan kebuh gizi sayuran dengan Teknik hidropobik di Dusun Ledok, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan pengetahuan gizi dan keterampilan dalam mengolah pekarangan sempit untuk menanam sayuran dengan teknik hidroponik. Kegiatan yang telah dilakukan adalah diskusi dan talkshow tentang pentingnya gizi dalam sayuran pada pemuda, pendampingan penanaman sayuran dengan teknik hidroponik dan pemantuan hasil sayuran. Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 bulan mulai dari koordinasi, proses pembibitan, penanaman sayur serta panen dan pemanfaatan sayuran. Kemudian, dilakukan pemantauan setiap 1-2 bulan selama proses pelaksanaan. Selain menambah wawasan bagi peserta, kegiatan ini juga menghasilkan sayur sehat yang siap dimanfaatkan masyarakat sekitar. Tindak lanjut dari kegiatan ini, dilakukan koordinasi dan menjalin komunikasi dengan karang taruna untuk melihat perkembangan dan kendala setelah pelaksanaan pengabdian selesai.
Upaya deteksi dini masalah kesehatan dan peningkatan kesadaran masyarakat melalui screening anemia dan pemeriksaan kesehatan Wahyu Hidayati, Ririn; Hartiningrum, Frida; Mahmudah, Anisatun; Pratiwi, Aprilia Riszi Dwi; Ahmada, Arfan Zafira; Nurisa, Beta Meity; Aulia, Dannisa Nur; Fadhlan, Fikri Muhammad; Sundari, Listia; Raya, Novianda Cintya; Wulandari, Yulisa Widia
Hasil Karya 'Aisyiyah untuk Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/hayina.3643

Abstract

Masyarakat memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi angka kesakitan. Berbagai masalah kesehatan masyarakat masih menjadi tantangan besar di Minggir, Sleman Yogyakarta. Salah satu aspek penting yang memerlukan perhatian khusus adalah gizi dan kesehatan. Kondisi gizi masyarakat menunjukkan adanya peningkatan kasus anemia remaja dan peningkatan prevalensi obesitas dan penyakit tidak menular (PTM). Masalah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu tetapi juga mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang gizi dan kesehatan dapat dilakukan melakui program GEPREK (Gebyar Pemeriksaan Kesehatan) dan screening anemia remaja. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung peran Puskesmas Minggir dalam menyelesaikan masalah gizi dan kesehatan di Padukuhan Toglengan, Sendangarum, Minggir, Sleman. Metode pelaksanaan meliputi observasi, wawancara, screening kesehatan dan penyuluhan masalah gizi. Hasil kegiatan pengabdian berupa peningkatan pengetahuan gizi dan kesehatan keluarga, mengetahui masalah kesehatan masyarakat, deteksi dini anemia remaja dan resiko PTM bagi lansia. Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentinggingnya gizi dan kesehatan, terdeteksinya masalah kesehatan remaja dan lansia. Langkah tindak lanjut, selanjutnya dilakukan oleh Puskesmas Minggir berdasar temuan masalah kesehatan untuk memperluas program sehingga dapat meningkatkan capaian program yang lebih luar dan berkelanjutan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi pada Lansia di Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta Hidayati, Ririn Wahyu
Infomasi dan Promosi Kesehatan Vol 2 No 2 (2023): Informasi dan Promosi Kesehatan
Publisher : Sahabat Publikasi Kuu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58439/ipk.v2i2.131

Abstract

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang mendunia. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg. Dimana Faktor yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu merokok, jenis kelamin, aktivitas fisik, mengkonsumsi garam yang tinggi, status gizi, kolesterol tinggi membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah meningkat. Oleh karena itu tujuan peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta. Dengan jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik yang menggunakan pendekatan cross sectional, populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 395 lansia, Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin yang diperoleh sebanyak 86 lansia. Pengambilan data menggunakan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta diperoleh nilai pvalue jenis kelamin dengan kejadian hipertensi sebesar (p-value =0,000) dan nilai p-value dari kebiasaan mengonsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi sebesar (P-value =0,000). Oleh karena itu, dapat dinyatakan terdapat hubungan antara jenis kelamin, dan kebiasaan mengonsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi