Armenia, Dhinasty
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Determination of Complete Blood Count Reference Values of Mindray BC-760 Hematology Analyzer Iriani, Anggraini; Armenia, Dhinasty; Putri, Dian Eka; Shafwandi, Ritki Fazapadena; Murdianto, Rendy; Aditya, Legina; Purnamasari, Endah; Bahri, Syukrini; Aprilio, Henri; Poerwantoro, Bambang
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 18 No 1 (2024): Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta Kerja Sama KNPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/jpm.v18i1.7644

Abstract

Hematological assessment serves as a standard examination in supporting diagnostics in clinical practice. The advanced hematology analyzer instrument namely Mindray BC 760 has recently introduced several new hematological parameters which previously unavailable. This study set out to establish the value of the reference interval of those new parameters on the Mindray BC 760 device in the Indonesian adult population. This observational study took place at Yarsi Hospital, Jakarta from March to August 2023. A total of 352 subjects who underwent medical check-ups at pathology clinics laboratory in the hospital were enrolled. All participants comprised both females and males aged > 17 years and were confirmed to be healthy through examination. Hematological assessment using Mindray BC 760 device. A remarkable significant difference was observed between females and males (p< 0.05) in terms of Hb, RBC, MCH, MCHC, RHE, RET, PLT, PDW, PCT, PLCC, Monocyte and eosinophil count, and neutrophil%. Conversely, MCV, RDW-SD, RET%, IRF, LFR, MFR, HFR, NRBC, NRBC%, WBC, NEU, LYM, BAS, IMG, LYM%, BAS%, IMG%, MPV, IPF showed no significant differences based on gender. It is recommended to adjust of reference interval value according to gender for several novel hematological parameters assessed through the Mindray BC 760 instrument.
NYERI PUNGGUNG PADA PASIEN MYELOMA MULTIPEL : LAPORAN KASUS Armenia, Dhinasty; Eka, Dian; Mernita, Dita
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43424

Abstract

Myeloma Multipel (MM) merupakan suatu keganasan limfoproliferatif yang berasal dari klonalsel plasma yang ada di sumsumtulang. Salah satu cirri khas dari MM adalah adanya lesilitik di tulang, terjadi pada 80% kasus pasien baru yang dicurigai dengan MM yang sangat mempengaruhi morbiditas dan kualitas hidup pasien. Keluhan utama yang muncul pada kasus MM diberikan akronim ‘CRAB’ yaitu hiperkalsemia (C), gangguan ginjal (R), anemia (A), dan destruksi tulang (B) sesuai dengan criteria International Myeloma Working Group (IMWG).Kolaborasi pemeriksaan penunjang seperti radiologi dan laboratorium dapa tmembantu dalam menegakkan diagnosis MM. Nyeri punggung merupakan salah satu gejala yang umum dialami oleh pasien dengan myeloma multipel, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kompresi tulang belakang, lesi lytic, atau fraktur patologis. Meskipun nyeri punggung sering kali dianggap sebagai keluhan muskuloskeletal yang dapat diatasi dengan pengobatan konservatif, pada pasien myeloma multipel, nyeri tersebut sering kali menjadi tanda adanya progresi penyakit yang memerlukan pendekatan diagnostik dan terapeutik yang lebih mendalam. Artikel ini melaporkan sebuah kasus seorang pasien dengan myeloma multipel yang mengalami nyeri punggung sebagai manifestasi awal dari penyakit tersebut, yang memerlukan identifikasi dan penanganan yang tepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada struktur tulang belakang. Penatalaksanaan nyeri punggung pada pasien myeloma multipel melibatkan kombinasi terapi farmakologis, seperti analgesik dan obat-obatan yang mengatasi gangguan meduler, serta pendekatan non-farmakologis, termasuk fisioterapi dan intervensi bedah jika diperlukan. Dalam laporan kasus ini, penanganan nyeri yang tepat dan pengelolaan penyakit yang agresif berhasil meningkatkan kualitas hidup pasien.