Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pendampingan Peningkatan Mutu Pengajaran Guru untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Samarinda Soe’oed, Rahmat; Hanim, Zaenab; Sanda, Yustinus; Yau, Lita
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement Vol 3 No 2 (2022): Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement
Publisher : LP2M INSURI Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/amalee.v3i2.1998

Abstract

Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan bagi peningkatan mutu pengajaran guru dalam menghadapi perkembangan era revolusi, sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dalam bidang pendidikan. Metode PkM yang digunakan adalah participatory action research (PAR). Hasil dari kegiatan PkM ini yaitu memberikan manfaat bagi peserta dalam mengatasi masalah serta kendala yang ditemui oleh pendidik ketika melakukan rangkaian proses pengajaran di kelas dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran guru. PkM juga memberikan manfaat bagi tenaga kependidikan dalam mendukung dan membantu pendidik meningkatkan mutu pengajaran yang berkualitas di kelas. Kegiatan PkM mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta kompetensi kepala sekolah, para guru, dan tenaga kependidikan lainnya dalam mewujudkan mutu pengajaran yang berkualitas sebagai langkah peningkatan mutu pendidikan.
Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Meningkatkan Kompetensi Guru SMA Negeri di Kota Samarinda Hanim, Zaenab; Soe’oed, Rahmat; Halimah, Siti; Angela Orin, Elizabeth; Jarob, Jarob; Nursoleha, Siti
Communio: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2023): COMMUNIO: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Literasi Nusantara Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulisan karya tulis ilmiah memiliki peranan penting dalam dunia akademik dan penelitian. Karya tulis ilmiah merupakan wujud dari proses pemikiran, penelitian, dan analisis yang mendalam terhadap suatu topik tertentu. Makalah ilmiah tidak hanya menjadi sarana untuk mengkomunikasikan temuan penelitian, tetapi juga menjadi alat untuk menyebarkan ide, pemikiran, dan kontribusi intelektual kepada komunitas ilmiah dan masyarakat luas. Kemampuan membuat karya tulis ilmiah sangat penting bagi guru, terutama dalam konteks pendidikan dan pengembangan kompetensi mereka. Program pendampingan bagi guru dalam membuat karya tulis ilmiah dan PTK merupakan hal yang sangat diperlukan. Pendampingan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang salah satunya berupa In-House Training. Oleh karena itu program pengabdian ini bertujuan untuk membantu para guru dalam meningkatkan kemampuan mereka khususnya dalam membuat karya tulis ilmiah. Sasaran PkM ini adalah kepala sekolah,guru, dan tenaga kependidikan lainnya di Sekolah Menengah Atas Negeri Samarinda. PkM iini dilakukan dalam bentuk pelatihan/workshop. Hasil dari kegiatan PkM adalah memberikan manfaat bagi peserta dalam mengatasi masalah yang ditemui ketika menyusun karya tulis ilmiah, kegiatan PkM mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta kompetensi, serta kompetensi kepala sekolah, para guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengemplementasikan langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah.
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SUHRAWARDI DITINJAU DARI ASPEK KURIKULUM MERDEKA Subakti, Hani; Khojir, Khojir; Soe’oed, Rahmat
AZKIYA Vol 6 No 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53640/azkiya.v6i1.1430

Abstract

Suhrawardi yang seorang filosof Persia abad ke-12 dikenal sebagai pendiri aliran filsafat Ishraqi atau "Iluminasi", memadukan unsur-unsur mistisisme dengan logika dan rasionalitas. Suhrawardi mengembangkan teori pengetahuan yang berakar pada 'pengetahuan intuitif' atau pengetahuan batin, yang ia anggap sebagai sumber pengetahuan yang paling murni dan akurat. Dalam konteks pendidikan, Suhrawardi menekankan pentingnya pengembangan kebijaksanaan batin atau intuisi, di samping pengetahuan rasional dan empiris. Baginya, pendidikan sejati tidak hanya melibatkan pengumpulan informasi atau data, tetapi juga pengembangan kepekaan spiritual dan intuitif. Ini mencakup aspek-aspek seperti kontemplasi, meditasi, dan kepekaan terhadap dimensi yang lebih dalam dari realitas.Suhrawardi juga memandang pentingnya integrasi antara ilmu pengetahuan dan etika. Ia percaya bahwa pengetahuan sejati harus membawa individu ke arah kebaikan moral dan pemahaman yang lebih dalam tentang kebenaran universal. Secara keseluruhan, filsafat pendidikan Suhrawardi menawarkan perspektif yang unik dan mendalam, menggabungkan pencarian ilmu pengetahuan dengan perkembangan spiritual dan moral individu. Pendekatannya mencerminkan upaya menghubungkan dunia material dengan realitas spiritual yang lebih tinggi. Suhrawardi tentu tidak secara langsung berbicara tentang "Kurikulum Merdeka" yang merupakan konsep modern. Namun, prinsip-prinsip pendidikan dapat diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam konteks kurikulum yang lebih merdeka atau independen dalam pendidikan kontemporer. Pengembangan kecerdasan holistik: menekankan pada pengembangan intelektual yang seimbang dengan kecerdasan spiritual. Pentingnya pengetahuan intuitif dan kontemplatif: menghargai pengetahuan yang didapatkan melalui intuisi dan kontemplasi. Integrasi ilmu pengetahuan dan etika: percaya bahwa ilmu pengetahuan harus diintegrasikan dengan nilai-nilai etis. Pendidikan yang menekankan pencarian kebenaran: mencari kebenaran melalui pendekatan yang menggabungkan filsafat, misticisme, dan logika. Pembelajaran berbasis pengalaman: berdasarkan penekanan pada pengetahuan batin dan intuitif, kurikulum merdeka dapat mengutamakan pembelajaran berbasis pengalaman, di mana siswa belajar melalui kegiatan praktis, proyek, dan eksplorasi langsung. Fleksibilitas dan pilihan siswa: menghormati keunikan setiap individu, kurikulum merdeka dapat memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengeksplorasi area minat mereka sendiri, sesuai dengan prinsip Suhrawardi tentang pencarian kebijaksanaan individual
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SUHRAWARDI DITINJAU DARI ASPEK KURIKULUM MERDEKA Subakti, Hani; Khojir, Khojir; Soe’oed, Rahmat
AZKIYA Vol 6 No 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53640/azkiya.v6i1.1430

Abstract

Suhrawardi yang seorang filosof Persia abad ke-12 dikenal sebagai pendiri aliran filsafat Ishraqi atau "Iluminasi", memadukan unsur-unsur mistisisme dengan logika dan rasionalitas. Suhrawardi mengembangkan teori pengetahuan yang berakar pada 'pengetahuan intuitif' atau pengetahuan batin, yang ia anggap sebagai sumber pengetahuan yang paling murni dan akurat. Dalam konteks pendidikan, Suhrawardi menekankan pentingnya pengembangan kebijaksanaan batin atau intuisi, di samping pengetahuan rasional dan empiris. Baginya, pendidikan sejati tidak hanya melibatkan pengumpulan informasi atau data, tetapi juga pengembangan kepekaan spiritual dan intuitif. Ini mencakup aspek-aspek seperti kontemplasi, meditasi, dan kepekaan terhadap dimensi yang lebih dalam dari realitas.Suhrawardi juga memandang pentingnya integrasi antara ilmu pengetahuan dan etika. Ia percaya bahwa pengetahuan sejati harus membawa individu ke arah kebaikan moral dan pemahaman yang lebih dalam tentang kebenaran universal. Secara keseluruhan, filsafat pendidikan Suhrawardi menawarkan perspektif yang unik dan mendalam, menggabungkan pencarian ilmu pengetahuan dengan perkembangan spiritual dan moral individu. Pendekatannya mencerminkan upaya menghubungkan dunia material dengan realitas spiritual yang lebih tinggi. Suhrawardi tentu tidak secara langsung berbicara tentang "Kurikulum Merdeka" yang merupakan konsep modern. Namun, prinsip-prinsip pendidikan dapat diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam konteks kurikulum yang lebih merdeka atau independen dalam pendidikan kontemporer. Pengembangan kecerdasan holistik: menekankan pada pengembangan intelektual yang seimbang dengan kecerdasan spiritual. Pentingnya pengetahuan intuitif dan kontemplatif: menghargai pengetahuan yang didapatkan melalui intuisi dan kontemplasi. Integrasi ilmu pengetahuan dan etika: percaya bahwa ilmu pengetahuan harus diintegrasikan dengan nilai-nilai etis. Pendidikan yang menekankan pencarian kebenaran: mencari kebenaran melalui pendekatan yang menggabungkan filsafat, misticisme, dan logika. Pembelajaran berbasis pengalaman: berdasarkan penekanan pada pengetahuan batin dan intuitif, kurikulum merdeka dapat mengutamakan pembelajaran berbasis pengalaman, di mana siswa belajar melalui kegiatan praktis, proyek, dan eksplorasi langsung. Fleksibilitas dan pilihan siswa: menghormati keunikan setiap individu, kurikulum merdeka dapat memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengeksplorasi area minat mereka sendiri, sesuai dengan prinsip Suhrawardi tentang pencarian kebijaksanaan individual
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SUHRAWARDI DITINJAU DARI ASPEK KURIKULUM MERDEKA Subakti, Hani; Khojir, Khojir; Soe’oed, Rahmat
AZKIYA Vol 6 No 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53640/azkiya.v6i1.1430

Abstract

Suhrawardi yang seorang filosof Persia abad ke-12 dikenal sebagai pendiri aliran filsafat Ishraqi atau "Iluminasi", memadukan unsur-unsur mistisisme dengan logika dan rasionalitas. Suhrawardi mengembangkan teori pengetahuan yang berakar pada 'pengetahuan intuitif' atau pengetahuan batin, yang ia anggap sebagai sumber pengetahuan yang paling murni dan akurat. Dalam konteks pendidikan, Suhrawardi menekankan pentingnya pengembangan kebijaksanaan batin atau intuisi, di samping pengetahuan rasional dan empiris. Baginya, pendidikan sejati tidak hanya melibatkan pengumpulan informasi atau data, tetapi juga pengembangan kepekaan spiritual dan intuitif. Ini mencakup aspek-aspek seperti kontemplasi, meditasi, dan kepekaan terhadap dimensi yang lebih dalam dari realitas.Suhrawardi juga memandang pentingnya integrasi antara ilmu pengetahuan dan etika. Ia percaya bahwa pengetahuan sejati harus membawa individu ke arah kebaikan moral dan pemahaman yang lebih dalam tentang kebenaran universal. Secara keseluruhan, filsafat pendidikan Suhrawardi menawarkan perspektif yang unik dan mendalam, menggabungkan pencarian ilmu pengetahuan dengan perkembangan spiritual dan moral individu. Pendekatannya mencerminkan upaya menghubungkan dunia material dengan realitas spiritual yang lebih tinggi. Suhrawardi tentu tidak secara langsung berbicara tentang "Kurikulum Merdeka" yang merupakan konsep modern. Namun, prinsip-prinsip pendidikan dapat diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam konteks kurikulum yang lebih merdeka atau independen dalam pendidikan kontemporer. Pengembangan kecerdasan holistik: menekankan pada pengembangan intelektual yang seimbang dengan kecerdasan spiritual. Pentingnya pengetahuan intuitif dan kontemplatif: menghargai pengetahuan yang didapatkan melalui intuisi dan kontemplasi. Integrasi ilmu pengetahuan dan etika: percaya bahwa ilmu pengetahuan harus diintegrasikan dengan nilai-nilai etis. Pendidikan yang menekankan pencarian kebenaran: mencari kebenaran melalui pendekatan yang menggabungkan filsafat, misticisme, dan logika. Pembelajaran berbasis pengalaman: berdasarkan penekanan pada pengetahuan batin dan intuitif, kurikulum merdeka dapat mengutamakan pembelajaran berbasis pengalaman, di mana siswa belajar melalui kegiatan praktis, proyek, dan eksplorasi langsung. Fleksibilitas dan pilihan siswa: menghormati keunikan setiap individu, kurikulum merdeka dapat memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengeksplorasi area minat mereka sendiri, sesuai dengan prinsip Suhrawardi tentang pencarian kebijaksanaan individual