Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL Diana, Ridma; Rodhiyana, Mu'allimah
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 6 No 1 (2023): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v6i1.2650

Abstract

Era digital ditandai dengan adanya pembaharuan alat-alat teknologi yang salah satunya seperti komputer dan jaringan internet yang dijadikan sebagai dasar perkembangan teknologi.Guru merupakan seorang yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan peserta didik di dalam lembaga pendidikan. Guru selayaknya memiliki dedikasi dan loyalitas serta berusaha membimbing dan membina peserta didik agar di masa depan dapat menjadi pribadi dan genarasi yang dapat berguna bagi Negara. Kompetensi guru merupakan kompenen yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam setiap jenjang pendidikan. Sebagaimana di jelaskan dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen yang menegaskan bahwa guru harus kompeten dan professional,yang kemudian dijelaskan kembali dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang menetapkan bahwa guru harus memiliki standar minimum kualifikasi akademik dan kompetensi yang menjadi syarat yaitu, kompetensi pedagogik, personal, sosial dan profesional. Beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PAI, antara lain : (1) Kompetensi pembelajaran (educational competency) yaitu, berbasis internet sebagai basic skill, (2) Competence for technological commercialization, artinya seorang guru harus mempunyai kompetensi yang akan membawa peserta didik memiliki sikap entreupeneurship dengan teknologi atas hasil karya inovasi peserta didik, (3) Competence in globalization, yaitu kompetensi guru tidak gagap terhadap budaya dan mampu meyelesaikan persoalan pendidikan, (4) Competence in future strategies dalam arti kompetensi untuk memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan dan strateginya, dengan cara joint lecture, joint-researsh, joint resources, staff mobility dan rotasi, (4) Counselor competency, yaitu kompetensi guru untuk memahami bahwa ke depan masalah peserta didik bukan hanya kesulitan memahami materi ajar, tetapi juga terkait masalah psikologis akibat perkembangan zaman.
OPTIMIZATION OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION TEACHERS' COMPETENCE IN THE ERA OF SOCIETY 5.0 Diana, Ridma
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 8 No 1 (2025): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v8i1.4699

Abstract

The Society 5.0 era, characterized by rapid technological and human-centered advancements, has transformed various sectors, including education. This article discusses the importance of optimizing the competencies of Islamic Religious Education (IRE) teachers to face the challenges of this new era. The study employs a thematic systematic literature review method, analyzing seven relevant articles published within the last five years. The findings reveal that IRE teachers are expected to strengthen their pedagogical, personal, social, and professional competencies as mandated by Indonesian Law No. 14 of 2005. Furthermore, teachers must also develop 21st-century skills, specifically the 4C competencies: Critical Thinking, Creativity, Collaboration, and Communication. These competencies are essential for fostering innovative, interactive, and student-centered learning environments aligned with the needs of the Society 5.0 era. The article concludes that the success of educational transformation in the digital age largely depends on the readiness and adaptability of teachers, particularly IRE educators, in integrating technology and soft skills into their teaching practices. Strengthening these competencies will not only enhance the quality of education but also contribute to shaping students with strong moral character and the ability to face future challenges.
Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Karakter Religius Peserta Didik di Era Globalisasi Diana, Ridma; Sugiharto, Sugiharto
Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Madrasah Vol. 8, No. 2 (April 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (SIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/am.v8i2.3367

Abstract

Pentingnya pendidikan karakter religius dalam era globalisasi saat ini sangat dibutuhkan guna membangun dan menjaga moralitas generasi penerus bangsa. Era globalisasi menuntut agar para generasi bangsa dapat maju dengan kemajuan teknologi dengan tetap menjaga nilai-nilai dan norma-norma agama dan budaya. Usia dini yang duduk dibangku Sekolah Dasar menjadi perhatian utama dalam membangun karakter religius, agar tetap terus berkembang dan menjadikan norma-norma dan nilai-nilai yang tetap dipegang dalam menjalankan kehidupan seharti-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membangun karakter religius peserta didik di era globalisasi di SDN Tanah Sereal 02 Petang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukan, bahwa guru Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang sangat penting sebagai contoh dan teladan untuk seluruh warga sekolah sekaligus orang yang mengajarkan dan membimbing peserta didik untuk dapat mengamalkan nilai-nilai karakter religius peserta didik di lingkungan Sekolah sesuai dengan ajaran Agama Islam. Strategi dalam membangun karakter religius peserta didik juga dilakukan melalui berbagai kegiatan dan program yang terencana serta bekerja sama dengan seluruh guru dan kepala sekolah. Adapun beberapa kendala yang terlihat yaitu salah satu dari fasilitas sarana dan prasarana sekolah, seperti mushollah dan lapangan yang digunakan secara bergantian di Sekolah, kurangnya sinergi yang baik antara program sekolah dan orang tua peserta didik terkait optimalisasi pendidikan karakter religius dan beberapa kegiatan yang tertunda karena rapat kedinasan yang mengharuskan guru Pendidikan Agama Islam meninggalkan Kelas.