Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Untuk Menciptakan Knowledge Society Hamida, Nurul Atik; Sein, Lau Han
Pustakaloka Vol. 15 No. 1 (2023)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/pustakaloka.v15i1.5808

Abstract

Abstract: The existence of libraries as centers for empowerment and self-development is often overlooked by the community. Libraries need to undergo a transformation into social inclusion-based libraries, meaning they become part of creating a knowledge society, thus raising the quality of life for the community. This research aims to analyze the transformation of social inclusion-based libraries that can create a knowledge society. The research approach used is qualitative with a literature review.The results of this research show that the transformation of social inclusion-based libraries significantly contributes to creating a knowledge society through the activation of literacy culture among all segments of society. Literacy here is not only about reading, writing, and arithmetic skills but also involves cognitive skills that underpin an individual's ability to think critically and logically, enabling them to acquire knowledge that can be used to develop their potential and talents.With a basis in social inclusion, libraries can become open spaces for all layers of society, thus creating a knowledge society with two orientations: outcome orientation, which focuses on the impact of events in society, and service orientation, which places greater emphasis on the humanistic approach and social approach.Keywords : knowledge society; library ; social inclusion Abstrak: Keberadaan perpustakaan sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan diri masih seringkali dihiraukan keberadaannya oleh masyarakat. Perpustakaan harus melakukan transformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial artinya menjadi bagian dalam menciptakan knowledge society sehingga taraf kehidupan masyarakat menjadi meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang dapat menciptakan knowledge society (masyarakat yang berpengetahuan). Adapun pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan tinjauan kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial berkontribusi besar dalam menciptakan knowledge society melalui pengaktifan budaya literasi di semua kalangan. Literasi yang tidak hanya berupa kemampuan baca, tulis, dan hitung, akan tetapi juga memberikan kemampuan terkait aspek cognitive skills yang melandasi seseorang agar mampu berpikir kritis dan logis sehingga mempunyai pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi serta talenta mereka. Dengan basis inklusi sosial, perpustakaan mampu menjadi ruang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga menciptakan knowledge society dengan dua orientasi yaitu orientasi pada outcame (dampak) tertentu yang terjadi di masyarakat dan orientasi pelayanan yang lebih menekankan pada humanistic approach  dan social approach.Kata Kunci : inklusi sosial; knowledge society; perpustakaan
Strategi Peningkatan Keterampilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam; Studi kasus di MI Darul Ulum Madiun Sein, Lau Han; Hamida, Nurul Atik; Litehua, Andy
QUALITY Vol 12, No 1 (2024): QUALITY
Publisher : Pascasarjana IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Strategies to Improve the Teaching Skills of Islamic Education Teachers; Case study at MI Darul Ulum Madiun. This study aimed to identify the factors that affect PAI teacher competence and to find ways of improving it. It used a mix of methods, including observation, interviews and document review. The results show that a number of factors influence the professionalism of PAI teachers at MI Darul Ulum Madiun, including: First, the teacher recruitment system is not professional. Second, many PAI teachers do not teach according to their qualifications. Third, teachers are not motivated to develop their personal qualities. The lack of professionalism of PAI teachers at MI Darul Ulum Madiun can be solved by improving the management of the school. This should include recruiting new educators properly, starting with making staff appointments. The school should also use new applications, filing, and a professional selection stage to ensure that the teachers who are recruited are competent and ready to carry out their duties properly. The school prefers to choose PAI teachers because they have more responsibility.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru PAI dan menemukan cara untuk meningkatkannya. Penelitian ini menggunakan metode campuran, termasuk observasi, wawancara, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru PAI di MI Darul Ulum Madiun, antara lain: Pertama, sistem rekrutmen guru yang tidak profesional. Kedua, banyak guru PAI yang mengajar tidak sesuai dengan kualifikasinya. Ketiga, guru kurang termotivasi untuk mengembangkan kualitas diri. Kurangnya profesionalisme guru PAI di MI Darul Ulum Madiun dapat diatasi dengan memperbaiki manajemen sekolah. Hal ini harus mencakup perekrutan tenaga pendidik baru dengan benar, dimulai dengan membuat pengangkatan staf. Sekolah juga harus menggunakan lamaran baru, pemberkasan, dan tahap seleksi yang profesional untuk memastikan bahwa guru yang direkrut adalah guru yang kompeten dan siap menjalankan tugasnya dengan baik. Sekolah lebih memilih guru PAI karena memiliki tanggung jawab yang lebih besar.
KAJIAN HADIS DI KAWASAN BASRAH: Sebuah Analisis Tentang Penyebaran dan Perkembangan Hadis di Basrah Hamida, Nurul Atik; Sein, Lau Han
Universum Vol. 16 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i2.268

Abstract

Basrah is a city that was built at the beginning of the development of Islam around the year 16 H, precisely during the reign of the caliph Umar bin al-Khattab. In the field of science, Basrah is one of the cities visited by many scholars to seek knowledge, including hadith scholars. The purpose of this study was to determine the study of hadith in Basrah City, both in its development and dissemination. This research is a library research with descriptive analysis method. The results of this study indicate that in Basrah there are many figures who teach Islamic knowledge, especially the Qur'an and Hadith. Hadith itself had entered Basrah during the period of Umar bin Khattab's friend, but at this time the hadith was not so developed because Umar chose to be careful in terms of transmitting hadith by doing al-tathabbut wa taqlil min al-riwayah (tightening or limiting the hadith). and reduce the transmission of hadith). In addition, in Basrah there are also a number of sahabat and tabi'in who live so that they become a reference for obtaining a history of hadith. With the many narrators of hadith from the generation of sahabat and tabi'in in this city, it proves that Basrah is included in the city that is used as a rihlah for religious leaders to demand or spread knowledge Basrah merupakan kota yang dibangun pada awal perkembangan Islam sekitar tahun 16 H, tepatnya pada masa pemerintahan khalifah Umar bin al-Khattab. Dalam bidang keilmuan, Basrah menjadi salah satu kota yang banyak di datangi para ulama untuk mencari ilmu termasuk para ulama hadis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kajian hadis di Kota Basrah, baik dalam perkembangan dan penyebaranya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan metode anasis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Basrah banyak para tokoh yang mengajarkan ilmu keislaman, terutama al-Qur’an dan Hadis. Hadis sendiri sudah masuk ke Basrah pada masa periode sahabat Umar bin Khattab, akan tetapi pada masa ini hadis tidak begitu berkembang karena Umar memilih bersikap hati-hati dalam hal periwayatan hadis dengan melakukan al-tathabbut wa taqlil min al-riwayah (memperketat atau membatasi hadis dan mempersedikit periwayatan hadis). Selain itu, di Basrah juga terdapat sejumlah sahabat dan tabi’in yang berdomisili sehingga menjadi rujukan untuk mendapatkan sebuah riwayat hadis. Dengan banyaknya para perawi hadis dari generasi sahabat dan tabi’in di kota ini, membuktikan bahwa Basrah termasuk ke dalam kota yang dijadikan rihlah para tokoh Agama untuk menuntut atau menyebarkan ilmu.