Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI KONSTRUKSI DERMAGA PADA PELABUHAN PERIKANAN DI PPI CIKIDANG KABUPATEN PANGANDARAN Hidayat, Agung Maulana; Herwin Siregar; Alip Prajoko; Agus Purba
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 5 (2024): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v4i5.5551

Abstract

ABSTRAKDermaga menjadi infrastruktur utama yang memfasilitasi kegiatan bongkar muat kapal, pengepakan ikan dan distribusi barang. Dalam menjaga operasional yang lancar dan efisien di pelabuhan perikanan, hal yang sangat penting untuk memperhatikan kondisi konstruksi dermaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konstruksi dermaga PPI Cikidang agar berfungsi secara optimal dalam mendukung aktivitas perikanan, keselamatan pelayaran dan keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui data primer (wawancara, dokumentasi kapal, situasi Pelabuhan) dan data sekunder (data gelombang, kedalaman, dimensi pemecah gelombang). Teknik analisis data primer melibatkan pengolahan data, seperti hasil survei dan pengukuran fisik, dan analisis data sekunder mencakup pengolahan informasi dari literatur, dokumen teknis, dan data historis. Berdasarkan evaluasi konstruksi dermaga yang telah dilakukan oleh peneliti di dapatkan bahwa elevasi dermaga diperlukan sekitar 4 meter diatas MSL. Kedalaman kolam pelabuhan saat ini (1,775 meter) tidak cukup dan perlu pengerukan untuk mencapai kedalaman aman (2,5 meter), dan dermaga perlu diperpanjang atau dibangun tambahan. Selain itu, direncanakan eksisting 1 buah batu pada breakwater sebelah timur (200-500 kg m3) dan breakwater sebelah barat (500-900 kg m3) dengan total masing-masing 39.978 kg dan 9.452 kg. Adanya evaluasi konstruksi dermaga ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan fasilitas dermaga PPI Cikidang oleh kapal yang beroperasional. Kata Kunci: Evaluasi Konstruksi, Dermaga, Pelabuhan PPI Cikidang ABSTRACTThe wharf is the main infrastructure that facilitates loading and unloading of vessels, packing of fish and distribution of goods. In maintaining smooth and efficient operations at fishing ports, it is very important to pay attention to the condition of pier construction. This research aims to evaluate the construction of the Cikidang PPI pier so that it functions optimally in supporting fisheries activities, shipping safety and sustainability. This research uses a qualitative method. Research data were obtained through primary data (interviews, ship documentation, Port situation) and secondary data (wave data, depth, breakwater dimensions). Primary data analysis techniques involve data processing, such as survey results and physical measurements, and secondary data analysis includes processing information from literature, technical documents, and historical data. Based on the evaluation of the pier construction that has been carried out by researchers, it is found that the elevation of the pier is required to be about 4 meters above MSL. The current depth of the port pond (1.775 meters) is insufficient and needs dredging to reach a safe depth (2.5 meters), and the pier needs to be extended or built additionally. In addition, it is planned that the existing 1 stone on the east breakwater (200-500 kg m3) and the west breakwater (500-900 kg m3) with a total of 39,978 kg and 9,452 kg respectively. The evaluation of pier construction is expected to increase the utilization of Cikidang PPI pier facilities by operating vessels. Keywords: Construction Evaluation, Pier, PPI Cikidang Port
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BALOK INDUK DENGAN PANJANG 60 METER LEBAR LANTAI KENDARAAN DAN TROTOAIR 2x1,5 METER Hidayat, Agung Maulana; Manurung , Edison Hatoguan; Prajoko, Alip
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 9 (2024): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan adalah sebuah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terpisah oleh berbagai hambatan seperti lembah, aliran sungai, danau, saluran irigasi, jalur kereta api, serta jalan raya yang bersilangan tidak sebidang. area perbukitan dengan lereng yang bervariasi dari landai hingga curam, serta tanah berbatu keras, sehingga pondasi tiang pancang tidak dapat digunakan di daerah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan desain abutment dan pondasi sumuran di daerah perbukitan. Data primer yang digunakan meliputi hasil pengukuran topografi langsung di lapangan, sampel tanah dari uji Sondir dan uji Hand Boring di laboratorium. Data sekunder termasuk peta jaringan jalan, data lalu lintas harian rata-rata, data hidrologi, dan peta zona gempa Indonesia yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abutment I memiliki tinggi 12,2 meter, panjang 10 meter, dan lebar 11,3 meter, sedangkan abutment II memiliki tinggi 13,4 meter, panjang 10 meter, dan lebar 12,5 meter. Dimensi pondasi sumuran ditentukan berdasarkan uji sondir dengan daya dukung 2500 kN pada kedalaman 5 meter dan uji hand boring dengan berat jenis tanah 1,441 gr/cm³, sudut geser 15,87°, serta kohesi 0,125 kg/cm². Pondasi sumuran I memiliki tinggi 3,5 meter dan lebar 3,0 meter dengan dua pondasi, sedangkan pondasi sumuran II memiliki tinggi 3,5 meter dan lebar 3,2 meter dengan dua pondasi.
Karya Ilmiah Sejarah Penerbangan Bandar Udara di Indonesia dari Tahun Ke Tahun Haryanto, Haryanto; Silalahi, Amarson Felix; Hidayat, Agung Maulana; Natalius, Imron; Fadhillah, Raihan; Ardian, Wahyu
Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni Vol. 1 No. 2 (2022): September - Oktober
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.396 KB) | DOI: 10.62379/jishs.v1i2.524

Abstract

Since the Dutch East Indies period in 1913, flights have been taking place in Indonesia. At first, the flight was not for commercial (civil) purposes but for military purposes. There were at least two factors that led to the development of military aviation at that time. First, namely the increase in technological findings that are increasingly sophisticated, especially in Europe and the USA, which became the forerunner to the establishment of airports. The next factor was competition during the Dutch administration, including when Japan won Russia in 1905. Along with military aviation, which began with the emergence of commercial public transportation modes, they contributed to reviving the Indonesian aviation industry. Indonesia's aviation map changed when the Japanese arrived in 1942. In the end, it was Indonesian warplanes that benefited. the physical revolution, which took place between 1946 and 1949. They cleverly used the legacy of Japanese-made aircraft to their advantage. The 1950s were the darkest days of commercial aviation. This is the moment and turning point in the development of commercial and domestic military aviation into the industry as it is today.