Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengelolaan Pembelajaran Biologi Sekolah Internasional di Sekolah Bogor Raya Sari, Deva Dewiyana; Permatasari, Maulida Azzra; Aidah, Roza Sani; Suryanda, Ade; Azizah, Azizah
Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 2 No. 03 (2022): Artikel Riset Edisi Desember 2022
Publisher : ITScience (Information Technology and Science)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/educendikia.v2i03.1902

Abstract

Penerapan kurikulum Cambridge adalah pemahaman, pengetahuan dan keterampilan siswa berpikir kritis yang melibatkan strategi mental, serta pendekatan belajar student center. Memberikan pengetahuan dan memaparkan mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran biologi di Sekolah Bogor Raya, salah satu Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), karena data-data yang digunakan merupakan objek yang bersangkutan secara langsung oleh narasumber. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi pribadi mengenai fasilitas, proses belajar mengajar dan informasi lainnya. Kelas VI–VIII (Cambridge Secondary 1) Ada kerangka kurikulum untuk setiap mata pelajaran, Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, matematika dan sains yang menyediakan struktur pengajaran yang jelas. Kelas IX–X (Cambridge IGCSE) membantu meningkatkan kinerja dengan mengembangkan keterampilan dalam berpikir kreatif, inkuiri, dan pemecahan masalah. Kelas XI–XII (IB Diploma Programme) Program ini memberikan kualifikasi yang diterima secara internasional untuk mempersiapkan masuk ke pendidikan tinggi dan diakui oleh banyak universitas di seluruh dunia. Kurikulum IB terdiri dari 6 kelompok mata pelajaran dan 3 elemen dasar pendidikan tinggi. Proyek pada kurikulum IB lebih banyak dibandingkan dengan kurikulum Cambridge, karena kurikulum IB terdapat internal assessment. Kurikulum IB lebih mengutamakan scientific skills, yaitu observasi dan praktik lapangan sedangkan kurikulum Cambridge berfokus pada sisi akademis (content).
Pengukuran Pengukuran Tinggi Pohon Menggunakan Klinometer Di Taman Margasatwa Ragunan Bagian Utara Nirmalasari, Nirmalasari; Sihab, Mutia Ayaar; Cheren, Aurel; Dinillah, Rafika; Aidah, Roza Sani; Suryanda, Ade; Azrai, Eka Putri
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 24 No. 1 (2024): Ecosystem Vol. 24 No 1, Januari - April Tahun 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v24i1.3894

Abstract

Ketinggian pohon adalah faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pohon dan memperkirakan berbagai parameter seperti biomassa, cadangan karbon, pertumbuhan pohon, dan sebagainya. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui ukuran tinggi dari beberapa pohon di Ragunan menggunakan alat klinometer yang mana memiliki manfaat juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon, termasuk iklim, ketersediaan air dan juga interaksi dengan spesies lain. Metodologi penelitian artikel ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil yang didapatkan adalah Ficus sp. Sebagai pohon paling tinggi, yaitu 18,05 meter dan pohon Syzygium aqueum yang terpendek dengan tinggi 3,3 meter yang dihitung menggunakan phytagoras. Kesimpulannya, semakin tinggi pohon menandakan bahwa lingkungan tersebut memiliki kondisi yang baik untuk tempat tumbuh vegetasi, sehingga kondisi tanah pada pohon Ficus sp. memiliki kondisi tanah yang lebih baik daripada kondisi tanah pada pohon Syzygium aqueum. The height of trees is a factor that can influence tree quality and estimate various parameters such as biomass, carbon reserves, tree growth, and so forth. This article aims to determine the height measurements of several trees in Ragunan using a clinometer, which also serves to identify factors affecting tree growth, including climate, water availability, and interactions with other species. The research methodology of this article employs a quantitative descriptive method. The results indicate that Ficus sp. is the tallest tree, measuring 18.05 meters, while Syzygium aqueum is the shortest at 3.3 meters, calculated using the Pythagorean theorem. In conclusion, taller trees signify that the environment provides favorable conditions for vegetation growth, indicating that the soil conditions for Ficus sp. are superior to those of Syzygium aqueum.
Pengembangan Media Pembelajaran Kotak Kromosom (KOKRO) Pada Materi Kromosom Kelas XII Sekolah Menengah Atas Nirmalasari, Nirmalasari; Aidah, Roza Sani; Diputri, Rimba Liewa Dinta; Widianti, Serli; Suryanda, Ade; Pusparini, Fitria; Dewahrani, Yulilina Retno; Rini, Daniar Setyo
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v6i1.6145

Abstract

Kesulitan dalam memahami materi genetika seringkali muncul akibat sifat abstrak dan ketersediaan media pembelajaran yang kurang memadai. Penelitian ini bertujuan mengatasi permasalahan tersebut dengan fokus pada pengembangan media pembelajaran "Kotak Kromosom" (KOKRO) untuk materi kromosom. Metode Research & Development (R&D) dengan model 3D digunakan dalam penelitian ini. Pengembangan KOKRO melibatkan tahap define, design, dan development, dengan validasi konten dan media oleh ahli Pendidikan Biologi. Kotak Kromosom adalah perangkat pengajaran berbentuk kotak dari kardus, dilapisi kertas pembungkus, dan bagian dalamnya dilapisi kertas berwarna cerah yang berisi gambar-gambar tentang kromosom. Hasil dari kedua uji tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum, media pembelajaran KOKRO layak digunakan dengan sedikit revisi kecil untuk meningkatkan efektivitasnya.