In order to increase community participation in preventing the spread of mosquito-borne diseases, education for the community needs to be carried out through counseling. Tanggamus Regency is one of the areas in Lampung where DHF occurred, where from January to June 2024 there were 227 cases. To increase public knowledge in Banjar Agung Udik Village, Pugung District, Tanggamus Regency regarding phytotelmata as a breeding ground for mosquitoes, this counseling was carried out. Counseling was carried out using the pretest, lecture and discussion methods, and practicum. The results of the counseling showed that most participants knew that DBD and malaria were transmitted by mosquitoes, but not all knew the name of the vector species. Participants knew where mosquitoes perched at home and how to avoid mosquito bites. Participants also know mosquito breeding places, but are new to phytotelmata in this counseling. The practicum carried out by participants successfully identified six plant species that were proven to be phytotelmata. Thus, it can be concluded that this counseling has succeeded in providing knowledge to the community about the potential of phytotelmata as a source of mosquito-borne diseases.Keywords: Phytotelmata; Mosquito Borne Diseases; Mosquito Breeding Places; Mosquitoes Bite. Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit tukar nyamuk itulah pendidikan kepada masyarakat perlu perlu dilakukan melalui penyuluhan. Kabupaten Tanggamus adalah salah satu daerah di Lampung yang kejadian DBD-nya dimana sejak Januari hingga Juni 2024 ada 227 kasus. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di Desa Banjar Agung Udik, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus terhadap fitotelmata sebagai tempat perindukan nyamuk maka penyuluhan ini dilakukan. Penyuluhan dilakukan dengan metode pretes, ceramah dan diskusi, serta praktikum. Hasil penyuluhan didapatkan bahwa sebagian besar peserta tahu bahwa DBD dan malaria ditularkan nyamuk, tetapi tidak semua tahu nama spesies namuk vektornya. Peserta tahu tempat hinggap nyamuk di rumah dan juga tahu cara menghindarkan diri dari gigitan nyamuk. Peserta juga tahu tempat-tempat berkembang biak nyamuk, tetapi baru mengenal fitotelmata dalam penyuluhan ini. Praktikum yang dilakukan peserta berhasil mengidentifikasi enam spesies tumbuhan yang terbukti menjadi fitotelmata.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan ini berhasil memberkan pengetahuan kepada masyarakat tentang potensi fitotelmata sebagai sumber penyebar penyakit tular nyamuk.Kata kunci: Fitotelmata; Penyakit Tular Nyamuk; Tempat Perindukan Nymauk; Gigitan Nyamuk.