Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Jenis Phytotelmata Sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk Aedes sp. Berdasarkan Jumlah Telur yang Mendiaminya di Area Kampus Universitas Lampung Ramadhanti, Saskya Adrila; Rosa, Emantis; Rustiati, Elly Lestari
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 22, No 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/bioma.22.2.115-120

Abstract

Phytotelmata is the part of a plant that can collect water and can be used as a natural breeding site for insects including mosquitoes. This research was conducted in August-December 2019 in the University of Lampung to find out the species of phytotelmata that have the potential to be Aedes sp. breeding site based on the number of eggs that inhabit it, as one of the efforts to controlling Dengue Hemorrhagic Fever vector. The study used experimental methods with complete random design. Analysis data was done using ANOVA and continued with the BNT test with 95% (α=5%) confidence. This research show that it found six species of Phytotelmata in the University of Lampung, such as Cocos nucifera, Artocarpus heterophyllus, Bambusa sp., Bauhinia purpurea, Colocasia esculenta, and Musa paradisiaca. The most potential species of phytotelmata became the natural breeding site for Aedes sp. mosquito is a Cocos nucifera with an average of 16,33 eggs.
Uji Potensi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Anthelmintik Terhadap Ascaridia galli pada Ayam Petelur (Gallus domesticus) Utami, Hanifa Fauzia; Rosa, Emantis; Pratami, Gina Dania; Busman, Hendri
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 3 (2023): October 2023
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v8i3.6475

Abstract

Dalam menjalankan usaha peternakan unggas, para peternak tak lepas dari hambatan dan masalah yang harus dihadapi, salah satunya adalah penyakit yang menyerang unggas. Ascaridia galli merupakan nematoda parasitik yang sering ditemukan pada unggas. Penanggulangan cacing oleh peternak dapat dilakukan dengan pemberian anthelmintik dari bahan-bahan kimiawi atau anthelmintik sintetik. Namun, penggunaan anthelmintik sintetik dalam jangka panjang dapat mengakibatkan resistensi terhadap cacing dan meninggalkan residu pada daging serta telur. Oleh karena itu, disarankan menggunakan bahan alami. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui potensi tepung daun kelor dan efektivitasnya sebagai anthelmintik terhadap A. galli. Perlakuan pemberian tepung daun kelor dilakukan dengan cara dicampurkan pada pakan dengan 4 dosis berbeda selama 14 hari. Data jumlah telur cacing dalam Egg Per Gram (EPG) kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA dan didapatkan perbedaan yang signifikan, maka selanjutnya dilakukan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung daun kelor berpotensi sebagai anthelmintik terhadap cacing A. galli karena mampu mereduksi nilai EPG sebelum perlakuan. Dosis efektif pemberian tepung daun kelor yakni terdapat pada dosis 20% dari 120 kg pakan namun belum mampu mencapai standar efektivitas (≥ 95 %).  
PREFERENSI UMPAN TIKUS DALAM UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR DI BANDAR UDARA RADIN INTEN II LAMPUNG Wulandari, Kartika Dwi; Setyaningrum, Endah; Nurcahyani, Nuning; Rosa, Emantis
ZOO INDONESIA Vol 32, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v32i2.4678

Abstract

Padatnya aktivitas yang terdapat di Bandar Udara Radin Inten II Lampung berpengaruh pada kebersihan lingkungan. Salah satu hewan yang berpotensi sebagai penular penyakit adalah tikus. Tikus merupakan vektor penyakit leptospirosis, pes, dan murine typhus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis umpan yang paling disukai tikus, spesies yang tertangkap dan indeks kepadatan tikus di Bandar Udara Radin Inten II Lampung. Pada penelitian ini, menggunakan 4 jenis umpan berbeda yaitu ikan asin, keju, roti oles margarin dan kelapa bakar. Keempat umpan tersebut diletakkan di 3 lokasi di Bandar Udara Radin Inten II Lampung yang menunjukkan tanda-tanda keberadaan tikus yaitu area gedung parkir, area gedung VVIP dan area gedung hygiene. Data penelitian ini dianalisis menggunakan two-way ANOVA dan dilakukan uji lanjutan berupa post hoc Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umpan yang paling disukai tikus di Bandar Udara Radin Inten II Lampung yaitu umpan roti oles margarin (0,89). Spesies tikus yang berhasil teridentifikasi adalah Rattus tanezumi. Indeks kepadatan tikus di Bandar Udara Radin Inten II Lampung termasuk ke dalam kategori rendah (0,33).
PREFERENSI UMPAN TIKUS DALAM UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR DI BANDAR UDARA RADIN INTEN II LAMPUNG Wulandari, Kartika Dwi; Setyaningrum, Endah; Nurcahyani, Nuning; Rosa, Emantis
ZOO INDONESIA Vol 32, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v32i2.4678

Abstract

Padatnya aktivitas yang terdapat di Bandar Udara Radin Inten II Lampung berpengaruh pada kebersihan lingkungan. Salah satu hewan yang berpotensi sebagai penular penyakit adalah tikus. Tikus merupakan vektor penyakit leptospirosis, pes, dan murine typhus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis umpan yang paling disukai tikus, spesies yang tertangkap dan indeks kepadatan tikus di Bandar Udara Radin Inten II Lampung. Pada penelitian ini, menggunakan 4 jenis umpan berbeda yaitu ikan asin, keju, roti oles margarin dan kelapa bakar. Keempat umpan tersebut diletakkan di 3 lokasi di Bandar Udara Radin Inten II Lampung yang menunjukkan tanda-tanda keberadaan tikus yaitu area gedung parkir, area gedung VVIP dan area gedung hygiene. Data penelitian ini dianalisis menggunakan two-way ANOVA dan dilakukan uji lanjutan berupa post hoc Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umpan yang paling disukai tikus di Bandar Udara Radin Inten II Lampung yaitu umpan roti oles margarin (0,89). Spesies tikus yang berhasil teridentifikasi adalah Rattus tanezumi. Indeks kepadatan tikus di Bandar Udara Radin Inten II Lampung termasuk ke dalam kategori rendah (0,33).
Types, Prevalence, and Infection Rate of Ectoparasites on Dumbo Catfish (Clarias gariepinus): (Jenis, Prevalensi, an Tingkat Serangan Ektoparasit Pada Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) Rizky Baninta Ekaputri; Rosa, Emantis; Pratami, Gina Dania; Sumardi, Sumardi
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 10 No. 2 (2023)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v10i2.268

Abstract

Catfish (Clarias gariepinus) is a fish that is cultivated for human consumption. The success rate of cultivation is influenced by many factors, including the presence or absence of parasitic infections in cultivated fish. This study aims to determine the type, prevalence, and level of ectoparasite attacks on Dumbo Catfish in the Rajabasa Raya fishing pond, Bandar Lampung. The ectoparasites were taken using the method of scraping mucus and staining the ectoparasites on the surface of the fish's body, and then identified. The prevalence rate is determined using the Kabata prevalence formula. The results showed that two types of ectoparasites were found, namely Dactylogyrus sp. with the highest prevalence of 100% (infection rate is always), and Gyrodactylus sp. with the highest prevalence of 80%. (infection rate is common).
The Effectiveness of Nigrospora sp. and Penicillium sp. As Entomopathogenic Fungi Against in Bactrocera sp. Oktariana, Putri; Rosa, Emantis; Setiawan, Wawan Abdullah; Nurcahyani, Nuning
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 11 No. 1 (2024)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v11i1.361

Abstract

Pest attacks caused by fruit flies (Bactrocera sp.) can cause damage to fruit quality. Damage can become more severe due to secondary infection by bacteria or fungi which can cause fruit to rot. This research was conducted to determine the effectiveness and morphological changes caused by the fungus Nigrospora sp. and Penicillium sp. on the mortality of Bactrocera sp. This research was conducted using a Randomized Block Design (RBD) with two factors: the type of entomopathogenic fungi and the density of spores. Entomopathogenic fungi isolates were obtained from the isolation of entomopathogenic fungi from fruit flies (Bactrocera sp.) from previous studies. The spore density used for each fungus was 105, 106, and 107 spores/mL. Each treatment unit used 5 Bactrocera sp. adults with 3 repetitions. In the isolates of Nigrospora sp. they have resulted in mortality at a spore density of 105 spores/mL of 86%, a density of 106 spores/mL of 93%, and a density of 107 spores/mL of 100%. In the isolates of Penicillium sp. all treatments resulted in 100% mortality.
Pembuatan Larvitrap Berbasis Limbah Plastik Dalam Menurunkan Kepadatan Nyamuk Vektor DBD Di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Rosa, Emantis; Yulianti; Marcelia, Selvi; Septiani, Linda
AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 8 : September (2024): AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Multi Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Larvitrap is a mosquito trap intended for control at the pre-adult stage of vector mosquitoes in an effort to reduce mosquito density in nature. In the development of mosquitoes, the pre-adult stage is an important stage because the critical point in the mosquito life cycle is at the pre-adult stage, namely the egg and larval stages. The term larvitrap, its uses and benefits are not widely known and understood by the community in Tanjung Baru Village, Jati Agung District. Therefore, this counseling was carried out which was aimed at mothers and young women on how to make it. The results of the community service activities showed that there was a change in knowledge and understanding about making larvitraps which from the analysis results showed an increase in knowledge from participants from a low percentage to a high percentage (35% - 65%) with an average increase of 30%.
Pengenalan Fitotelmata Sebagai Tempat Perindukan Nyamuk Penular Penyakit Pada Masyarakat Desa Banjar Kanedi, Mohammad -; Sutyarso, Sutyarso; Rosa, Emantis; Abdullah Setiawan, Wawan
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 7, No 4 (2024): Oktober 2024
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v7i4.3386

Abstract

In order to increase community participation in preventing the spread of mosquito-borne diseases, education for the community needs to be carried out through counseling. Tanggamus Regency is one of the areas in Lampung where DHF occurred, where from January to June 2024 there were 227 cases. To increase public knowledge in Banjar Agung Udik Village, Pugung District, Tanggamus Regency regarding phytotelmata as a breeding ground for mosquitoes, this counseling was carried out. Counseling was carried out using the pretest, lecture and discussion methods, and practicum. The results of the counseling showed that most participants knew that DBD and malaria were transmitted by mosquitoes, but not all knew the name of the vector species. Participants knew where mosquitoes perched at home and how to avoid mosquito bites. Participants also know mosquito breeding places, but are new to phytotelmata in this counseling. The practicum carried out by participants successfully identified six plant species that were proven to be phytotelmata. Thus, it can be concluded that this counseling has succeeded in providing knowledge to the community about the potential of phytotelmata as a source of mosquito-borne diseases.Keywords: Phytotelmata; Mosquito Borne Diseases; Mosquito Breeding Places; Mosquitoes Bite. Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit tukar nyamuk itulah pendidikan kepada masyarakat perlu perlu dilakukan  melalui penyuluhan.  Kabupaten Tanggamus adalah salah satu daerah di Lampung yang kejadian DBD-nya dimana sejak Januari hingga Juni 2024 ada 227 kasus. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di Desa Banjar Agung Udik, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus terhadap fitotelmata sebagai tempat perindukan nyamuk maka penyuluhan ini dilakukan. Penyuluhan dilakukan dengan metode pretes,  ceramah dan diskusi, serta praktikum. Hasil penyuluhan didapatkan bahwa  sebagian besar peserta tahu bahwa DBD dan malaria ditularkan nyamuk, tetapi tidak semua tahu nama spesies namuk vektornya. Peserta tahu tempat hinggap nyamuk di rumah dan juga  tahu  cara menghindarkan diri dari gigitan nyamuk. Peserta juga tahu tempat-tempat berkembang biak nyamuk, tetapi baru mengenal fitotelmata dalam penyuluhan ini. Praktikum yang dilakukan peserta berhasil mengidentifikasi enam spesies tumbuhan yang terbukti menjadi fitotelmata.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan ini berhasil memberkan pengetahuan kepada masyarakat tentang potensi fitotelmata sebagai sumber penyebar penyakit tular nyamuk.Kata kunci: Fitotelmata; Penyakit Tular Nyamuk; Tempat Perindukan Nymauk; Gigitan Nyamuk.
Uji Efektivitas Biolarvasida Pada Minyak Atsiri Daun Tembelekan (Lantana camara) Terhadap Larva Anopheles sp. Sebagai Upaya Pengendalian Vektor Malaria Marcellia, Selvi; Ramdini, Dwi Aulia; Setiawan, Gigih; Septiani, Linda; Setyaningrum, Endah; Rosa, Emantis; Annasya, Benazhir Saninah
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 12 (2024): Volume 11 Nomor 12
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i12.18425

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus malaria yang tertinggi di dunia. Penyakit malaria merupakan jenis penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. yang mengandung protozoa Plasmodium sp. Daun lantana (Lantana camara L.) memiliki kandungan senyawa aktif lantadine, minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, saponin, dan tannin. Penggunaan biolarvasida merupakan upaya untuk mengurangi preventif Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas minyak atsiri daun lantana sebagai biolarvasida terhadapvektor penyakit Malaria.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah destilasi untuk proses ekstraksi, dan menghitung jumlah kematian dari larva yang telah diberi perlakuan dengan konsentrasi minyak atsiri daun lantana 0,5%, 0,75%, 1%, 1,25% sehingga didapatkan nilai persen mortalitas dan dilanjutkan dengan menghitungan nilai LC50 dan LC90 menggunakan uji probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun lantana (Lantana camara) efektif sebagai biolarvasida. LC50 yang di dapat yaitu0,505% pada jam ke-21. Untuk uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada masing-masing konsentrasi 0,5%, 0,75%, 1%, 1,25%, control negative dan control positif karena nilai p-value 0,000<0,05. Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa senyawa yang terkandung pada minyak atsiri daun lantana (Lantana camara) berpotensi sebagai biolarvasida terhadap larva Anopheles sp.
Pengenalan Dan Penggunaan Edible Coating Dalam Meningkatkan Mutu Buah Dan Sayuran Bagi KWT Anggrek Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan Nurcahyani, Endang; Yulianty; Rosa, Emantis; Busman, Hendri
AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 9 : Oktober (2024): AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Multi Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fruits and vegetables are horticultural products. This product is easily damaged, so it needs good handling and sufficient attention. So that damage arising from poor handling can be reduced and avoided. Fast handling, sometimes by using materials that are not safe for humans, such as wax. Problems in handling fruits and vegetables occur not only in villages but also in urban areas. So it is necessary to understand and practice for women members of KWT Anggrek  in Merbau Mataram District, South Lampung Regency about the use of natural Edible Coatings that are safe for health. The use of Edible Coating is not just giving a thin layer on fruits and vegetables, but it is necessary to find the use of Edible Coating that does not make problems when eaten and of course is environmentally friendly, such as aloe vera, cassava, taro and sweet potato. The pre-test results of the Community Service Participants were 83.2. The post-test results showed an increase with a score of 96.8. This result proves that there is an increase in the understanding and skills of Community Service participants. The existence of this service is expected that KWT Anggrek  members can handle fruits and vegetables that are easily damaged and rotten so that they can last longer, namely by using Edible Coating Natural  that are easily obtained in the surrounding environment and are environmentally friendly.