Setyaningsih, Nur
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Correlation Between Fear of Missing Out (FoMO) and Internet Addiction in Vocational High School Students Setyaningsih, Nur; Widodo Sarjana; Natalia Dewi Wardani
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 12 No. 1 (2023): May
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jps.v12i1.30653

Abstract

Abstracts Background: Advanced and rapid technologic development has a great impact on the Indonesian education system. Indonesia was the sixth-largest internet users in the world. The increasing number of internet users potentially may increase the number of internet addicts caused by many factors, such as fear of missing out (FoMO). Objective: To determine the correlation between FoMO and internet addiction cases in Mitra Karya Mandiri Vocational High School, Brebes. Methods: This was a quantitative study with a cross-sectional design. Subjects of this study were all 11th-grade students of Mitra Karya Mandiri Vocational High School selected using a stratified random sampling method. The instruments used in this study was the Indonesian version of the sociodemographic questionnaire, the Internet Addiction Diagnostic questionnaire (KDAI) and the Fear of Missing Out questionnaire (FoMO-scale). Results: Most subjects (68.9%) did not have an internet addiction. There was a significant correlation between internet addiction with FoMO (p=0.009). The result of the ANOVA test showed that there were no significant differences in internet addiction from three majors of Mitra Karya Mandiri Vocational High School (p=0.586) and FoMO from three majors of Mitra Karya Mandiri Vocational High School (p=0.969). Conclusion: There was a significant correlation between internet addiction and FoMO. There was a significant correlation between internet addiction with gender and peer environment. However, there were no significant differences found between internet addiction and FoMO from each major.
LAPORAN KASUS: SKIZOFRENIA PARANOID Chian, Sung; Setyaningsih, Nur
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.24585

Abstract

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang memengaruhi fungsi dan ditandai dengan halusinasi, delusi, dan gangguan dalam berpikir, persepsi, dan perilaku. Skizofrenia ditandai dengan gejala positif seperti halusinasi, delusi, gangguan berpikir formal, dan gejala negatif seperti tidak dapat berkata-kata, anhedonia, dan kurangnya motivasi. Skizofrenia didefinisikan sebagai penyakit yang harus berlangsung paling sedikit 6 bulan. Skizofrenia mempengaruhi sekitar 1% populasi dunia dan merupakan salah satu penyakit medis paling mematikan. Meskipun pengobatan dapat memperbaiki gejala, pengobatan tersebut tidak mengembalikan fungsi normal pada sebagian besar pasien dan tidak cukup mengurangi penderitaan pasien dan keluarganya akibat kerusakan yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Antipsikotik oral generasi kedua seperti aripiprazole, olanzapine, risperidone direkomendasikan untuk pengobatan awal psikosis akut. Ilustrasi kasus terdapat seorang pasien laki-laki usia 50 tahun dengan keluhan mendengara suara bisikan di telinga yang menyuruh untuk marah-marah yang tidak dapat di dengar orang lain. Tatalaksana pada pasien ini adalah risperidone 2x3 mg dan trihexyphenidil HCL 3x2 mg. Hasil dari penatalaksaan pada pasien yaitu adanya perbaikan klinis yang dapat diambil dari PANSS skor yang menurun sebanyak 38 persen. Kesimpulan laporan kasus ini adalah skizofrenia paranoid merupakan kasus yang mudah kambuh dan menjadi kronik sehingga memerlukan penatalaksanaan yang tepat agar dapat memperbaiki GAF skor.