Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

ANTIPSIKOTIK DAN MENYUSUI PADA PSIKOTIK POST PARTUM Wardani, Natalia Dewi
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 2 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.516 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.2.2019.19-22

Abstract

Latar BelakangGangguan jiwa berat bisa terjadi pasca melahirkan sebagai lanjutan proses kronis psikotik sebelum kehamilan atau episode psikotik yang muncul segera setelah melahirkan. Episode Psikotik post partum bisa memberat walaupun pada wanita yang memiliki keluarga yang sangat suportif. Farmakoterapi diperlukan di fase akut dengan mempertimbangkan paparan antipsikotik terhadap bayi saat menyusui.MetodeLiteratur antipsikotik dan menyusui pada psikotik pot partum dicari di media dan dipilah referensi sesuai akses yang didapatkan.HasilOlanzapin dan Quetiapin aman diberikan untuk ibu menyusui. Chlorpromazine, Haloperidol dan Risperidon memungkinkan untuk ibu menyusui dengan pengawasan dokter.KesimpulanLiteratur yang ditemukan menyarankan evaluasi risiko dan keuntungan paparan antipsikotik pada neonates, derajat keparahan gangguan psikiatri pada ibu dan pemilihan antipsikotik secara seksama. Kata kunci: antipsikotik, menyusui, psikosis post partum 
PENGARUH PEMBERIAN KONSELING INDIVIDU SEBELUM MELAHIRKAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA IBU POSTPARRTUM Husen, Kamelia; Wardani, Natalia Dewi; Puspitasari, Vannya Dewi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.361 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18586

Abstract

Latar Belakang  Kecemasan merupakan perasaan subjektif secara emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak diketahui secara pasti yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam. Permasalahan terhadap kualitas janin yang dikandung dan komplikasi yang menyertai proses persalinan ibu dapat disebabkan oleh peningkatan beban psikologis ibu.Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan rasa takut untuk mempersiapkan ibu dalam menjaga kehamilan dan proses persalinannya, salah satunya adalah dengan pemberian konseling pra-persalinan.Tujuan  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling individu sebelum melahirkan terhadap tingkat kecemasan pada ibu postpartum.Metode  Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experimental Nonequivalent Control Group Pre Test dan Post Test. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling dari bulan Maret sampai bulan Mei 2016. Sampel penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang dibagi menjadi kelompok kontrol (n=19) dan kelompok perlakuan (n=19). Instrumen yang digunakan adalah Zung-self Rating Anxiety Scale (ZSAS). Semua sampel mengisi dua kuesioner pre test dan post test. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan uji t berpasangan dengan alternatif uji Wilcoxon, dan uji t tidak berpasangan dengan uji alternatif Mann-Whitney.Hasil  Terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada ibu hamil yang diberi konseling individu sebelum melahirkan (p=0,000). Terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada ibu hamil sebelum dan sesudah pemberian konseling individu sebelum melahirkan (p=0,003).Simpulan  Terdapat pengaruh pemberian konseling individu sebelum melahirkan terhadap tingkat kecemasan pada ibu postpartu 
Emotional Focused Therapy pada Pasangan Paska Perselingkuhan Natalia Dewi Wardani
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 5, No 1 (2017): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.131 KB) | DOI: 10.14710/jnh.5.1.2017.1-11

Abstract

Pengalaman dan ekspresi emosi berperan penting dalam mengubah relasi pasangan. Ekspresi afektif merupakan bentuk komunikasi dan ekspresi emosi tertentu merupakan hal penting dalam relasi pasangan. Emosi, persepsi, kognisi dan interaksi merupakan target yang perlu diubah  dalam penyelesaian masalah. Enam bulan yang lalu pasien kembali berhubungan intensif dengan mantan pacar. Hal ini kemudian diketahui suami yang melihat telepon seluler pasien. Sejak itu pasien menyesal dan tidak lagi berhubungan dengan mantan pacarnya. Suami merasa sakit hati kemudian mulai berhubungan lagi dengan mantan pacar suami hingga berhubungan intim. Sejak itu pasien sedih dan mempertanyakan apa yang membuat suami tega melakukan hal tersebut dengan mantan pacar. Pasien menyesalkan suami yang tidak memikirkan keluarganya dan dua anak mereka yang masih kecil.Sejak itu pasien takut kehilangan suami dan ingin ikut suami berangkat bekerja karena sering sesak nafas dan berdebar-debar saat suami akan berangkat bekerja. Suami jengah dengan perilaku pasien dan makin sering berhubungan pesan dengan mantan yang sudah menikah di Bandung. Saat pasien pergi dengan keluarga besarnya ke Jakarta, suami pergi ke Bandung menemui mantan pacarnya. Suami mantan pacar suami memberitahu pasien tentang kedatangan suami pasien ke Bandung. Pasien makin marah dan memukul suami ketika pulang dan mengusir suami. Suami setelah diusir pergi ke Bandung untuk meminta maaf pada keluarga besar mantan pacar dan berjanji pada mereka untuk tidak akan berhubungan lagi.Dalam proses terapi, suami menceritakan bahwa dia merasa dikekang dan kecewa karena istri terlalu perhitungan. Contohnya saat suami menghilangkan jam tangan pasien, pasien marah-marah. Suami merasa pasien berselera tinggi dan suami sering tidak mengerti barang yang sesuai dengan keinginan pasien. Akhirnya suami memilih pasif dan banyak diam karena takut salah.Sedangkan pasien merasa suami banyak diam dan kurang perhatian ke pasien padahal ke orang lain perhatian sekali. Bisa dilihat dari aktivitas suami di media sosial ke teman-teman tampak akrab dan dekat namun pasien merasa saat bersama pasien tidak perhatian. Suami sering tidak menelpon pasien dan anak, diam saja saat menyetir hingga pasien meminta suami untuk mengobrol. Pasien ingin mendapat perhatian suami dan bisa mengobrol dengan suami seperti suami ke teman-temannya.Dari ilustrasi di atas bisa dilihat adanya siklus interaksi yang negatif antara pasien dan suami. Pasien banyak memulai kontak dengan suami namun tidak direspon oleh suami. Semakin pasien menuntut, suami semakin menarik diri. Terapis kemudian mengidentifikasi siklus interaksi negatif ini dan mengeksplorasi perasaan yang mendasari interaksi mereka tersebut. Keywords : ekspresi emosi, pasangan, perselingkuhan
PENGARUH PEMBERIAN MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI SEBELUM DAN SESUDAH ODONTEKTOMI PADA PASIEN GIGI IMPAKSI Dewi Sartika; Gunawan Wibisono; Natalia Dewi Wardani
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.915 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18561

Abstract

Latar Belakang:Gigi impaksi merupakan gigi yang gagal erupsi secara utuh pada posisi yang seharusnya. Odontektomi merupakan tindakan pembedahan untuk mengangkat gigi impaksi. Tindakan pembedahan dapat menimbulkan kelainan psikologis pada pasien seperti timbul kecemasan yang dapat memicu perubahan emosional sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi. Musik merupakan salah satu metode non-farmakologis untuk memicu relaksasi yang aman dan murah. Mendengarkan musik dapat mengurangi kecemasan dan stres sehingga tubuh mengalami relaksasi yang mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut nadi.Tujuan:Mengetahui pengaruh pemberian musik terhadap perubahan tekanan darah dan denyut nadi sebelum dan sesudah odontektomi.Metode:Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan time series design. Subjek berjumlah 26 orang merupakan pasien odontektomi berusia 18–50 tahun di Rumah Sakit Nasional Diponegoro dan klinik gigi jejaring lainnya. Subjek diberi informed consent, mengisi identitas dan diberi terapi musik selama tindakan odontektomi berlangsung. Pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi dilakukan sebelum dan sesudah tindakan odontektomi. Analisis statistik menggunakan uji Shapiro-Wilk.Hasil:Terdapat penurunan tekanan darah dan denyut nadi pada pasien odontektomi yang diberi terapi musik instrumental. Uji beda t tidak berpasangan dan uji Wilcoxon menunjukan adanya perbedaan bermakna ( p<0,01 ).Kesimpulan:Pemberian musik instrumental berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan tekanan darah dan denyut nadi pada pasien odontektomi.
PENGARUH PEMBERIAN MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN ODONTEKTOMI Shahumi Anun Petronowati; Gunawan Wibisono; Natalia Dewi Wardani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.343 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16244

Abstract

Latar belakang: Gigi impaksi merupakan gigi yang gagal erupsi secara utuh pada posisi yang seharusnya. Odontektomi merupakan tindakan pengangkatan gigi impaksi. Kecemasan sangat umum dialami oleh pasien saat kunjungan pasien ke dokter gigi. Penatalaksanaan kecemasan sendiri dapat dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Musik merupakan salah satu metode non-farmakologis untuk memicu relaksasi yang aman, murah, dan efektif. Dengan demikian dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pasien odontekomi.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pasien odontektomi.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis dengan non-randomized post test only control group design. Subjek sebanyak 32 dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kontrol dan perlakuan. Subjek diberi informed consent, mengisi data identitas subjek, pada kelompok perlakuan mengisi Zung Self-rating Anxiety Scale setelah mendengarkan musik klasik Mozart selama tindakan odontektomi berlangsung sedangkan pada kelompok kontrol tanpa mendengarkan musik. Analisis statistik menggunakan uji Saphiro Wilk.Hasil: Terdapat penurunan tingkat kecemasan pada kelompok perlakuan yang mendengarkan musik klasik Mozart, sedangkan kelompok kontrol tidak. Uji beda t tidak berpasangan antar kelompok menunjukan adanya perbedaan bermakna (p < 0,001).Simpulan: Terdapat pengaruh secara bermakna, tingkat kecemasan menurun pada kelompok perlakuan yang mendengarkan musik klasik Mozart.
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Stefani Pramudita Jaya; Natalia Dewi Wardani; Innawati Jusup
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.463 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15963

Abstract

Latar belakang: Situs jejaring sosial telah menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa sehari-hari termasuk mahasiswa tingkat akhir. Penggunaan situs jejaring sosial dapat memberikan dampak positif dan negatif. Beberapa studi terakhir menemukan bahwa penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Penelitian ini menganalisis hubungan intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi.Tujuan: Mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir.Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dilakukan pada 211 mahasiswa/i tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Responden diberi informed consent, mengisi kuesioner demografi, Social Networking Time Use Scale (SONTUS), dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II). Analisis hubungan dilakukan dengan uji korelasi Cramer’s V dan Spearman.Hasil: Sebanyak 35,1% responden menggunakan situs jejaring sosial dengan intensitas rendah, 46,9% intensitas sedang, 17,1% intensitas tinggi, dan 0,9% intensitas sangat tinggi. Sebanyak 83,9% tidak mengalami depresi, 10,4% mengalami depresi ringan, 4,3% depresi sedang, 1,4% depresi berat. Korelasi positif signifikan ditemukan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi (p<0,001, rs=0,367), jenis kelamin (p<0,05, φc=0,242), dan jumlah uang saku per bulan (p<0,05, rs=0,118), serta antara jumlah uang saku per bulan dengan tingkat depresi (p<0,001, rs=0,227). Tidak ada hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dan prestasi akademik dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial serta antara jenis kelamin, indeks massa tubuh, dan prestasi akademik dengan tingkat depresi.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir.
HUBUNGAN ADIKSI INTERNET DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK Sitiayu Anisa Gultom; Natalia Dewi Wardani; Alifiati Fitrikasari
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.927 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19392

Abstract

Latar Belakang: Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk menunda kegiatan dan perilaku yang berhubungan dengan akademik. Adiksi terhadap internet dapat diartikan sebagai ketidakmampuan individu untuk mengontrol penggunaan internet, yang menyebabkan gangguan pada psikologis, sosial, akademik, dan pekerjaan . Penelitian ini menganalisis hubungan adiksi internet dengan prokrastinasi akademik.Tujuan: Mengetahui hubungan adiksi internet dengan prokrastinasi akademik studi pada mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (n=158) yang berusia 18-22 tahun, Responden diberi informed consent, mengisi kuisioner demografi, Procrastination Assessment Scale for Students (PASS), dan  Young’s Internet Addiction Test (YIAT). Analisis hubungan yang digunakan adalah uji Mann-Whitney dan Uji Spearman. Hasil: Sebanyak 77,2% responden memiliki tingkat adiksi internet rendah, 19,6% adiksi internet sedang, dan 3,2% adiksi internet tingkat tinggi. Sebanyak 34,1 % responden memiliki frekuensi prokrastinasi yang cukup tinggi, besar prokrastinasi menjadi masalah cukup tinggi sebanyak 49,5%, keinginan untuk mengurangi prokrastinasi cukup tinggi sebanyak 82,9%, dan prevalensi prokrastinasi cukup tinggi sebanyak 49,4%. Korelasi positif signifikan ditemukan antara jenis kelamin dan prevalensi prokrastinasi akademik (p<0,001). Korelasi positif signifikan antara adiksi internet dan prevalensi prokrastinasi akademik (p<0,05), frekuensi prokrastinasi (p<0,001), alasan ketidaktertarikan tugas (p<0,05), alasan takut gagal (p<0,05), dan alasan kesenangan menunda (p<0,001). Tidak ada hubungan  yang bermakna antara tempat tinggal dan indeks prestasi kumulatif dengan prevalensi prokrastinasi akademik. Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara adiksi internet dengan besar prokrastinasi menjadi masalah dan keinginan mengurangi prokrastinasi akademik.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara adiksi internet dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa angakatan 2016 program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN KAPASITAS MEMORI KERJA PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Shania Puspasari; Maria Belladona; Natalia Dewi Wardani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.339 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23392

Abstract

Latar Belakang: Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi. Terkadang seseorang lupa akan pentingnya tidur, contohnya mahasiswa kedokteran yang cenderung memiliki kualitas tidur buruk. Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat kualitas tidur buruk yang adalah memori kerja yang melambat. Memori kerja digambarkan sebagai sistem memori yang berperan penting dalam proses reasoning, pembelajaran, dan pemahaman yang dibutuhkan khususnya oleh mahasiswa kedokteran. Tujuan: Mengetahui korelasi kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilaksanakan di wilayah kampus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sample pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir (n = 70) yang telah mengisi lembar informed consent, lembar identias, kuesioner PSQI, serta telah mengerjakan operation span task dan rotation span task. Analisis yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji korelasi Spearmann, uji t tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney. Hasil: Terdapat korelasi bermakna antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja verbal, dengan nilai p = 0,007 (p < 0,05). Terdapat korelasi tidak bermakna antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja visuospasial. Terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada analisis pengaruh factor perancu dengan kapasitas memori kerja. Kesimpulan: Terdapat korelasi bermakna antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja pada mahasiswa tingkat akhir.Kata kunci: Kualitas tidur, Kapasitas Memori Kerja Verbal, Kapasitas Memori Kerja Visuospasial
The role of Zinc Intake in Serotonin and Cortisol Level in Patient with Depression Tanjung Ayu Sumekar; Innawati Jusup; Natalia Dewi Wardani; Titis Hadiati; Mohammad Sulchan; Alifiati Fitrikasari
Journal of Biomedicine and Translational Research Vol 8, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jbtr.v1i1.13808

Abstract

Background: Low zinc levels affects the relationship between the glutamatergic and serotonergic systems in major depressive disorders that cause stress and inflammation. Decreased zinc in the hippocampus can activates the HPA axis associated with an increase in cortisol. Several studies documented the relationship between zinc and clinical depression, however further research including biological measurements is needed to support these studies.Objective: To observe the correlation between zinc intake with serotonin and cortisol serum in patient with depressionMethods: This was an observational study with cross sectional design. Subjects were patients with depression who came to Dr. Kariadi Hospital, Tugurejo Hospital, Diponegoro National Hospital and Permata Medika Hospital met the inclusion and exclusion criteria. The food frequency questionnaire (FFQ) was used to assess daily zinc intake. The levels of serum serotonin and cortisol were measured using ELISA technique.Results: Of the 53 subjects, there was significant correlation between zinc intake with serotonin serum level (p=0,038), however there was no correlation between zinc intake with cortisol serum level (p=0,845)Conclusion: The higher zinc intake the higher serotonin serum level, however there was no correlation between zinc intake with cortisol serum level in patients with depression. 
MANAJEMEN TERAPI GANGGUAN PERILAKU PADA DEMENSIA Natalia Dewi Wardani
Media Medika Muda Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.863 KB)

Abstract

Latar belakang: Demensia merupakan kondisi hilangnya fungsi kognitif seseorang yang berrsifat progresif dan sering menimbulkan perilaku sulit pada individu tersebut. Perilaku sulit sering ditemukan pada Dementia sedang hingga berat dan bisa menyebabkan stress pada pasien dan caregiver. Perilaku sulit pada Demensia sering disebut Behavioral and Psychological Symptom on Dementia (BPSD). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui manajemen terapi farmakoterapi dan non farmakoterapi yang efektif untuk perilaku sulit pada BPSD.Metode: Dilakukan pencarian literatur dengan kata kunci BPSD AND PARANOID AND HALOPERIDOL AND OLANZAPINEmelalui Medscape didapatkan tiga artikel yang sesuai.Hasil: Clozapine, Risperidon, Olanzapin dan Quetiapin direkomendasikan sebagai lini pertama terapi dibandingkan antipsikotik konvensional. Haloperidol sebagai antipsikotik konvensional memiliki efek samping lebih banyak sehingga perlu dipertimbangkan pemakaiannya.Simpulan: Dalam literatur yang ditemukan disebutkan manifestasi BPSD bisa bermacam-macam seperti gejala perilaku, afektif, psikotik dan juga somatik. Terapi komprehensif meliputi terapi farmakologi dan non farmakologi sebaiknya diberikan pada pasien Demensia.
Co-Authors Adhie Nur Radityo Suswihardhyono Adinoto, Septo Pero Alifiati Fitrikasari Alifiati Fitrikasari Anang, Zhavira Dwiyanti Ari Budi Himawan Aris Sudiyanto Atmaja, Diana Aulia Rosma Pramudani Avina Anin Nasia, Avina Anin Ayu Welly Jovita Dewi Sartika Dewi, Amalia Andansari Dodik Tugasworo Elly Noerhidajati Fajriyanti, Nur Isnaeni Fathur Nur Kholis Hang G Asikin Hang Gunawan Asikin Hardian Hardian Hardian Hardian Hardian, Hardian - Hari Peni Julianti Hertanto Wahyu Subagio Husen, Kamelia Innawati Jusup Innawati Jusup Jaeri, Santoso Kesuma, Erlangga Hadi Linda Kartika Sari Lukman, Petrin Redayani M. Besari Adi Pramono, M. Besari Adi Made Agung Tirta Permata Sari Maharatih, Gusti Ayu Mahardhika, Alain Stephano Maria Belladona Mohammad Sulchan Muflihatunnaimah Muflihatunnaimah, Muflihatunnaimah Muniroh, Muflihatul Nisrina Darin Nahda Nurhasanah Nurhasanah Nurwijayanti Oedijani Santoso Pranoto, Ivena Celia Eileen Primada, Lyla Fitrania Puspitasari, Vannya Dewi Rasyad, Ula Faza Nayli Rilla Fiftina Hadi Rohedy Adlina Mizani Jodisaputra Saekhol Bakri, Saekhol Septiawan, Debree Septiawan, Debree - Setyaningsih, Nur Shahumi Anun Petronowati Shania Puspasari Siregar, Jessica Anggun Cristine Sitiayu Anisa Gultom Sofa, Yulia Ratna Stefani Pramudita Jaya Sudiyanto, Aris - Sulistiyowati, Linda Suprapti, Rini Susilo, Kezia Natalia Daniast Sutaty, Witrie Tanjung Ayu Sumekar Titis Hadiati Titis Hadiati, Titis Uminah Uminah, Uminah - Widiastuti, M I Widiastuti, Maria Immaculata Widodo Sarjana AS, Widodo Witrie Sutaty Miliawati Rahayu Yanuar Iman Santosa Yethie Hillda Pranata Yosef Purwoko