Purnama, Tetti Eka
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Degradasi budaya tolong menolong Pasingkopkon dalam acara Marolek Kampung Fadila, Nurul; Indrawadi, Junaidi; Bakhtiar, Yusnanik; Purnama, Tetti Eka
Journal of Education, Cultural and Politics Vol. 4 No. 2 (2024): Eighth Edition
Publisher : Departemen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jecco.v4i2.480

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk degradasi budaya tolong menolong pasingkopkon di Nagari Padang Mantinggi, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman serta mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya degradasi budaya tolong menolong. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Informan ditetapkan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik dan alat pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan melalui ketekunan pengamatan, member check, dan teknik triangulasi meliputi triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Selanjutnya analisis data dilakukan melalui redaksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa tolong menolong pasingkopkon dalam acara marolek kampung di Nagari Padang Mantinggi mengalami degradasi atau penurunan. Adapun bentuk-bentuk degradasi budaya tolong menolong pasingkopkon dalam acara marolek kampung secara umum dibagi menjadi dua yakni pertama tolong menolong pasingkopkon dalam acara marolek kampung bentuk materi meliputi tolongan beras atau kelappa dan STM Siriaon. Kedua tolong menolong pasingkopkon dalam acara marolek kampung bentuk non materi meliputi tolong menolong bantuan tenaga terbagi menjadi memasak gulai kaum bapak, memasak nasi, manyaok ombu-ombu, mencuci peralatan masak kaum ibu dan memarut kelapa atau mencari buah nangka oleh pemuda. Terjadinya degradasi budaya tolong menolong tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adanya sistem penunjukan kerja, ekonomi, modernisasi, dan karakter sosial.
Kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar pada Pendidikan Pancasila Nahdah Kurnia, Arinda; Indrawadi, Junaidi; Moeis, Isnarmi; Purnama, Tetti Eka
Journal of Education, Cultural and Politics Vol. 5 No. 1 (2025): Eleventh Edition
Publisher : Departemen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jecco.v5i1.693

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pelanggaran kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar dan upaya guru dalam mendisiplinkan siswa dalam proses belajar mengajar PPKn di MAN 1 Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penentapan informan penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik dan alat pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan studi dokumentasi. Alat yang digunakan pedoman wawancara, alat perekam suara, kamera, dan buku catatan. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data dilakukan dengn cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyatakan bahwa pelanggaran kedisiplinan oleh siswa masih terjadi. Kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar PPKn dapat membuat siswa memiliki dan komitmen dalam pelaksanaan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah atau madrasah.
Faktor penyebab respons negatif siswa terhadap praktik penanaman nilai-nilai moral di SMP Dellafebriyanti, Dellafebriyanti; Moeis, Isnarmi; Fatmariza, Fatmariza; Purnama, Tetti Eka
Journal of Education, Cultural and Politics Vol. 5 No. 2 (2025): Twelfth Edition
Publisher : Departemen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jecco.v5i2.707

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab respons negatif siswa terhadap praktik penanaman nilai-nilai moral di SMP Negeri 2 Tilatang Kamang. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melalui observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data. Informan merupakan guru dan siswa yang dipilih berdasarkan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons negatif siswa dalam bentuk pengabaian terhadap ajaran guru dalam menanamkan nilai moral dengan bersikap tidak acuh terhadap tata tertib sekolah, nasehat, teguran, bahkan sanksi yang diberikan dengan melakukan pelanggaran yang sama. Masih banyak siswa yang memberikan respons negatif yang ditandai dengan perilaku kurangnya rasa hormat, disiplin dan tanggung jawab siswa baik dalam proses pembelajaran, pemenuhan tata tertib, kegiatan rohani, dan kepedulian terhadap lingkungan. Respons negatif ini disebabkan baik dari faktor internal maupun eksternal yaang memiliki pengaruh cukup besar terhadap perkembangan moral siswa. Dampak dari respons negatif ini mencakup menurunnya kualitas moral siswa dan ketidakefektifan proses pembelajaran bagi siswa maupun guru. Penelitian ini merekomendasikan perlunya upaya kolaboratif antara guru dan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penanaman nilai-nilai moral, sehingga siswa dapat merespons secara positif terhadap ajaran moral yang diberikan.
Penanaman pendidikan nilai karakter mandiri di panti asuhan Wilsandi, Afifa; Purnama, Tetti Eka; Moeis, Isnarmi; Tiara, Monica
Journal of Education, Cultural and Politics Vol. 5 No. 2 (2025): Twelfth Edition
Publisher : Departemen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jecco.v5i2.721

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi penanaman pendidikan karakter mandiri di Panti Asuhan Alfalah Mentawai Padang, dan untuk mengidentifikasi kendala dalam penanaman pendidikan karakter mandiri tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif metode deskriptif. Informan penelitian ini ditentukan secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi penanaman pendidikan karakter mandiri di panti asuhan dilakukan melalui kegiatan yang terprogram dan kegiatan insidental. Kegiatan terprogram meliputi piket harian, mencuci dan menyetrika pakaian, gotong royong, serta kegiatan keagamaan yang dirancang secara sistematis untuk membentuk tanggung jawab, disiplin, inisiatif, dan kemandirian anak-anak. Sementara itu, kegiatan insidental seperti memperbaiki fasilitas dan menerima tamu memberi ruang bagi anak untuk mengembangkan kemandirian melalui pengalaman langsung. Melalui kegiatan ini terbentuk inisiatif, tanggung jawab, kepedulian sosial, kemandirian berpikir, dan keberanian bertindak, yang muncul secara spontan tanpa perintah. Selanjutnya kendala yang dihadapi dalam melaksanakan penanaman pendidikan karakter mandiri di Panti Asuhan dibagi menjadi dua aspek. Dari pihak panti, kendala mencakup perbedaan latar belakang anak, kurangnya sosialisasi dari pemerintah, keterbatasan dana dan waktu, serta tidak adanya panduan sistematis. Dari pihak anak asuh, berupa kurangnya rasa percaya diri dan ketergantungan pada pengasuh.
Makna tradisi ba-alua pada proses pertunangan Oftayanti, Nala; Dewi, Susi Fitria; Indrawadi, Junaidi; Purnama, Tetti Eka
Journal of Education, Cultural and Politics Vol. 5 No. 2 (2025): Twelfth Edition
Publisher : Departemen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jecco.v5i2.736

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami makna tradisi ba alua pada prosesi pertunangan di Nagari Mahat. Permasalahan dalam penelitian ini muncul ketika berdasarkan data usia terlihat bahwa semakin kebawah rentang usia, semakin sedikit jumlah tokoh yang dapat menggantikan peran dalam tradisi ini. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan penelitian adalah tokoh masyarakat yang terdiri dari tokoh adat, bundo kanduang, dan tokoh pemuda yang dipilih berdasarkan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pelaksanaan tradisi ba alua pada prosesi pertunangan di Nagari Mahat adalah interaksi yang interaktif, terlihat dalam tujuh tahapan tradisi ba alua. Tujuh tahapan dalam tradisi ba alua yaitu, pertama pihak laki-laki datang kerumah pihak perempuan, kedua penyerahan kompia siriah, ketiga penyajian snack dan nasi bajamba, keempat pidato sirih, kelima ma uluan tando, keenam berdoa, dan ketujuh tahapan mintak turun. Tradisi ba alua pada prosesi pertunangan mengandung tiga makna, yaitu makna penghormatan, kerendahan hati, serta ketelitian dan kecermatan.
Membentuk Generasi Toleran: Studi Empiris Proses dan Faktor Pendorong Internalisasi Nilai Multikultural Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Purnama, Tetti Eka
Journal of Moral and Civic Education Vol 9 No 2 (2025): Journal of Moral and Civic Education
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial Politik Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/8851412922025917

Abstract

Indonesia is rich in cultural, ethnic, religious, linguistic, and traditional diversity. This situation demands the presence of a young generation who is inclusive, open, and respect to the differences. This article aims to analyze the process of internalizing multicultural values ​​through Pancasila and Citizenship Education (PPKn) learning at Universitas Negeri Padang. The method used in this article is descriptive qualitative. Data were obtained through interviews, observation, and documentation, then analyzed using triangulation techniques to ensure the validity of the findings. This study was conducted on PPKn students at Universitas Negeri Padang. The results show that the internalization of multicultural values ​​occurs through direct experience, personal reflection, and cross-cultural social interactions. Internal factors include motivation, self-awareness, and family background, while external factors include field experience, the role of education, and positive support in developing students' attitudes of tolerance. This attitude is characterized by increased openness, empathy, adaptability, and willingness to establish harmonious relationships amidst diversity. This study confirms that multicultural-based Pancasila and Citizenship Education learning is effective in instilling the value of tolerance. This research is limited to the internalization of values ​​in PPKn students at UNP, so the results may not be directly generalizable to other study programs or universities without further research.