Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Adaptasi Masyarakat Suku Bajo Terhadap Bencana Di Desa Torsiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo Rubama, Felix; Hasan, Idris; Limonu, Rusli; Lihawa, Fitryane; Sune, Nawir
Geosfera: Jurnal Penelitian Geografi Vol 3, No 1 (2024): Geosfera: Jurnal Penelitian Geografi
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/geojpg.v3i1.25665

Abstract

Suku Bangsa Bajo tidak dapat terpisahkan dari laut. Laut bagi orang Bajo merupakan cermin kehidupan masa lalu, kekinian, dan harapan masa depan. Oleh karena itu, Suku Bangsa Bajo disebut sebagai suku laut karena mereka sangat bergantung pada laut untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, Untuk itu masyarakat suku bajo rentan akan bncana khususnya gempa Tsunami.  Penelitian ini bertujuan untuk melihat adaptasi masyarakat terhadap bencana, Penelitian ini mengunakan metode analisis deskriptif kuantitatif hasil menunjuhkan bahwa Tingkat Pendidikan didominasi oleh masyarakat lulusan SD sederajat, Desa Torsiaje didominasi oleh pekerja dalam sektor nelayan , Masyarakat suku Bajo yang ada di Desa torsiaje tidak memilki pengetahuan tentang tsunami dan gempa bumi. masyarakat hanya memilki mitos tentang gempa bumi. Suku bajo melihat sudut pandang tanda-tanda terjadi gempa bumi dengan bermunculan ikan-ikan dipermukaan air selaian itu Kearifan lokal masyarakat Suku Bajo merupakan aset berharga dalam menghadapi bencana alam. Penggunaan rumah panggung, pengelolaan lingkungan yang bijaksana, dan pengetahuan tradisional tentang tanda-tanda alam adalah contoh nyata dari adaptasi yang telah terbukti efektif.
Aspek Geografis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Suku Minahasa Di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Rubama, Felix; Maryati, Sri; Lahay, Rahkmat Jaya
Geosfera: Jurnal Penelitian Geografi Vol 1, No 2 (2022): Geosfera: Jurnal Penelitian Geografi
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.432 KB) | DOI: 10.34312/geojpg.v1i2.14871

Abstract

Abstract            The socio-economic and cultural conditions of the Minahasa tribe are unique and different from the culture of the Gorontalo tribe. The Minahasa indigenous people’s economic system is based on the principle of kinship. Many Minahasa tribes have transmigrated from North Sulawesi to Gorontalo Province and are settled in Mananggu Sub-district. Administratively, Mananggu Sub-district covers nine villages, including Salilama Village, Kramat Village, Buti Village, Tabulo Village, South Tabulo Village, Mananggu Village, and Kaaruyan Village. One of the villages where there are many Minahasa people is Kaaruyan Village.This study aims to analyze the socio-economic and cultural conditions of the Minahasa tribe in Kaaruyan Village, Mananggu Sub-district, Boalemo Regency, Gorontalo Province. This is a descriptive quantitative study with a spatial and region complex approach. The data collection technique uses questionnaire, interview, and documentation. The level of education is dominated by high school graduates with a percentafe of 42%. Kaaruyan Village is dominated by workers in the agricultural sector with a percentage 42%. The average monthly income of the Minahasa people in Kaaruyan Village is from Rp. 1,000,000 to Rp. 2,000,000, and the Minahasa people in Kaaruyan Village still follow the traditions of the Minahasa ancestors, such as having a wedding ceremony, thanksgiving, the Maengket Dance, and planting seeds. Based on the finding, it is concluded that the Minahasa people in Kaaruyaan Village mostly work in agricultural sector.Keywords: Social-cultural Condition, Minahasa Tribe Abstrak Kondisi sosial ekonomi dan kebudayaan Suku Minahasa memiliki keunikan dan perbedaan tersediri dengan kebudayaan suku Gorontalo. Sistem ekonomi masyarakat adat Minahasa dilandaskan dengan azas kekeluargaan. Suku Minahasa banyak yang melakukan transmigran dari daerah Sulawesi Utara, di Provinsi Gorontalo terdapat di Kecamatan Mananggu banyak Suku Minahasa Mendiami wilayah tersebut.  Secara administrasi Kecamatan Mananggu terdapat sembilan desa yaitu Desa Salilama, Desa Kramat, Desa Pontolo, Desa Buti, Desa Tabulo, Desa Tabulo Selatan, Desa Mananggu dan Desa Kaaruyan. Salah satu desa terdapat banyak masyarakat suku Minahasa yaitu Desa Kaaruyan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi sosial ekonomi dan budaya suku Minahasa di Desa Kaaruyan, Kecamataan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Penelitian ini mengunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan keruangan dan kompleks wilayah. Data yang dikumpulkan berupa kuisioner, wawancara,dan  dokumentasi. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa Tingkat Pendidikan didominasi oleh masyarakat lulusan SMA/SMK sederajat 48%, Desa Kaaruyan didominasi oleh pekerja dalam sektor pertanian sejumlah 42%. Penghasilan rata-rata perbulan masyarakat Desa Kaaruyan Rp. 1.000.000 sampai Rp. 2.000.000, dan Masyarakat Desa Kaaruyan masih mengikuti tradisi-tradisi yang dilakukan nenek moyang Suku Minahasa, memiliki upacara perkawinan, pengucapan syukur, Tarian Maengket, dan penanaman benih. Dari hasil data dikumpulkan di lapangan dapat disimpulkan bahwa masyarakat minahasa di Desa Karuyaan didominasi oleh pekerja dalam sektor pertanianKata Kunci: Kondisi Sosial, budaya, suku minahasa