Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The effect of active range of motion exercise on foot sensitivity in type II diabetes mellitus patients Asih, Erliana Dwi Retna; Agung Widiastuti; Mursudarinah
Physical Therapy Journal of Indonesia Vol. 5 No. 1 (2024): January-June 2024
Publisher : Universitas Udayana dan Diaspora Taipei Medical University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/ptji.v5i1.160

Abstract

Background: Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease that can be characterized by the presence of high sugar levels in the blood, resulting in an imbalance between insulin demand and production in the human body. One of the complications is peripheral neuropathy nerve damage, which causes diabetic ulcers, so there is a risk of decreased sensitivity to diabetics. Active Range of Motion (ROM) exercises are one effort to overcome this. The objective is to determine whether the active ROM of the lower extremities affects foot sensitivity in type II DM patients. Methods: The research used a pre-experimental quantitative research design with the one-group pre-test and post-test method. The sampling technique used purposive sampling with 22 respondents. Results: The analysis using the Wilcoxon test obtained a p-value <0.005. This indicates an increase in foot sensitivity in type II DM patients. Conclusion: There is an effect of active foot ROM on foot sensitivity in type II DM patients.
PENGARUH TERAPI GENGGAM BOLA KARET TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Astuti, Andriani Mei; Krisna, Rakha; Mursudarinah
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.31812

Abstract

Penyakit degeratif menjadi penyakit yang ditakutkan masyarakat secara global stroke menjadi salah satu masalah serius yang dihadapi di seluruh dunia. Stroke merupakan kehilangan fungsi otak yang di akibatkkan oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak. Stroke non hemoragik adalah stroke yang di sebabkan karena penyumbatan pembuluh darah di otak oleh thrombosis maupun emboli sehingga suplai glukosa dan oksigen ke otak berkurang dan terjadi kematian latihan jaringan otak yang disuplai. Thrombus atau bekuan darah terbentuk akibat plak aterosklerosis pada dinding arteri yang akhirnya menyumbat lumen arteri. Sebagian thrombus dapat terlepas dan menjadi embolus yang berjalan lewat aliran darah dan dapat menyumbat pembuluh arteri yang lebih kecil. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUD Pandan Arang Boyolali didapatkan hasil wawancara dengan perawat dan data dari rekam medis, pasien stroke di poli rehab medik dan poli fisioterapi dari bulan oktober sampai desember 2023 sebanyak 212 pasien, di antara 212 pasien terdapat pasien dengan kelemahan otot sebanyak 113 pasien dengan kelamahan otot di poli rehab medik di ruang poli fisioterapi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh terapi genggam bola karet terhadap kekuatan otot pada pasien stroke. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan quasi-eksperiment dengan desain one group design pre dan post, sampel pada penelitian ini sebanyak 35 responden. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode simple random sampling . alat yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu lembar observasi dan hasil kekuatan otot. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap skor kekuatan otot sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
KOMBINASI SENAM LANSIA DAN AROMATERAPI LEMON BERPENGARUH TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI Fakhrudin Nasrul Sani; Mursudarinah; Muzaroah Ermawati Ulkhasanah; Annisa Cindy Nurul Afni; Diva Agustinaningrum; Noor Sari Aditiya
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2021: SIKesNas 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.23 KB) | DOI: 10.47701/sikenas.v0i0.1269

Abstract

Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang muncul oleh karena interaksi berbagai faktor. Peningkatan umur dapat menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada lanjut usia terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Penatalaksanaan hipertensi bertumpu pada pilar pengobatan standar dan merubah gaya hidup yang meliputi mengatur pola makan, mengatur koping stress, mengatur pola aktivitas, menghindari alkohol, dan rokok. Salah satunya terapi non-farmakologis untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan senam lansia dan aromaterapi lemon. Tujuan: pengaruh kombinasi senam lansia dan aromaterapi lemon terhadap penurunan tekanan darah pada penyakit hipertensi. Metode: Rancangan dalam penelitian ini quasi experiment dengan menggunakan pre and post test without control grou pdesign. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 32 responden. Analisa data ini menggunakan uji wilcoxon dengan tingkat kesalahan 0,005. Hasil: Hasil uji wilcoxon signed rank test pre test dan post test tekanan darah sistol didapatkan nilai signifikansi (p-value) 0,000 < 0,05 sehingga keputusan uji Ho ditolak. Kemudian pada diastol pre test dan post test didapatkan nilai signifikansi (p-value) 0,000 < 0,05, sehingga keputusan uji Ho ditolak. Kesimpulan: pemberian kombinasi senam lansia dan aromaterapi lemon dapat menurunkan tekanan darah pada lansia.Kata Kunci : hipertensi, lansia, pemberian kombinasi senam lansia dan aromaterapi lemon.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KUALTAS TIDUR PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG HEMODIALISA CAHYANI, ARINDA; Endrat Kartiko Utomo; Mursudarinah
MOTORIK Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 20 No 2 (2025): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61902/motorik.v20i2.1888

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Pasien penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani terapi hemodialisa cenderung mengalami stres karena perubahan gaya hidup, keterbatasan aktivitas, serta ketergantungan terhadap prosedur medis yang berkelanjutan. Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kualitas tidur pasien, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan.Tujuan : Menganalisa adakah hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Metode : Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 73 responden. Instrumen untuk mengukur menggunakan kuesioner, meliputi kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) untuk mengukur tingkat stress dan Pittsburgh Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisa data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil : Mayoritas responden mengalami tingkat stres sedang 61 responden (83,6%) dan kualitas tidur buruk 60 responden (88,2%). Hasil uji Spearman Rank menunjukan ada hubungan signifikan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa (p-value 0.013), dengan nilai koefisien korelasi Spearman (r) = 0,288. Kesimpulan : Terdapat hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur pada penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Penurunan tingkat stres perlu menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan kualitas tidur dan mendukung perawatan holistik responden. Hasil analisis menunjukan bahwa responden yang mengalami stres, baik kategori rendah, sedang, maupun tinggi, memiliki risiko mengalami kualitas tidur buruk.