Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengelolaan Atraksi Pendukung Oleh Masyarakat di Obyek Wisata Pantai Tobololo Kota Ternate Fadel, Muslim; Fajrhi, Nur
Jurnal Kajian Pariwisata Dan Perhotelan Vol. 2 No. 2 (2024): September-Desember 2024
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jkph.v2i2.1772

Abstract

Pengelolaan pariwisata adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh masyarakat, swasta maupun pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sebuah objek wisata. Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengelolaan atraksi pendukung oleh masyarakat di obyek wisata pantai Tobololo. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum, dan menafsirkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek pengembangan bersifat stagnan dan cenderung menurun, sementara dari aspek pengaturan menunjukkan bahawa terdapat empat bagian dalam kepemilikan lahan yang sah secara hukum oleh empat orang pemilik lahan yang terbentang disepanjang pantai, sementara dari aspek kelembagaan menunjukkan bahwa belum adanya suatu organisasi atau pokdarwis yang mengelola obyek wisata secara menyeluruh, setiap pemilik lahan mengelola tempatnya masing-masing dan belum adanya suatu bentuk kerja sama baik antar pemilik lahan. Kata kunci: Pengelolaan, Atraksi wisata , Pantai Tobololo
The Violation of Politeness Maxims in Ridwan Kamil's Old Tweet about Jakarta Sailuddin, Sartika Putri; Mahmud, Fitriningsih Pratiwi; Fajrhi, Nur
Tekstual Vol 23, No 1 (2025): Tekstual: Humaniora
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tekstual.v23i1.9819

Abstract

Politeness is one of the basics in creating effective communication in public spaces. One of the public spaces that is quite often used when communicating is social media, one of which is Twitter. People, including politicians, often express their opinions on certain issues through Twitter. Ridwan Kamil expressed his opinion about the characteristics of Jakarta residents long before entering politics. The tweet received many negative responses from netizens because it was considered impolite. This study aims to analyze the pragmatic features of the tweet by identifying violations of the principle of politeness and discussing its effectiveness on political discourse and digital communication. The data used are Ridwan Kamil's tweets in 2011, which mention in detail the characteristics of Jakarta residents, which were reposted by the @txtdrjkt account. Data analysis uses a discourse analysis approach guided by the theory presented by Leech (1991). The results of the analysis show that through a single tweet, Ridwan Kamil also violates the maxims of tact, generosity, approbation, modesty, agreement, and sympathy.
PEMANFAATAN APLIKASI DIGITAL DALAM MENINGKATKAN WAWASAN SISWA DI PONDOK PESANTREN PUTRI HIDAYATULLAH KOTA TERNATE Magfirah, Sulmi; Talaohu, Ahmad Rifani; Irsyadi, Hudan; Fajrhi, Nur; Agnurhasta, Azzan Wafiq
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.31139

Abstract

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pengembangan wawasan siswa. Dalam pengabdian ini, dilakukan pelatihan kepada para siswa dalam penggunaan aplikasi digital yang relevan dengan konten pendidikan Islam dan umum. Metode yang digunakan adalah ‘learning by doing’ (LBT) yang merupakan model pembelajaran yang juga dibarengi dengan tindakan, yang artinya belajar tidak hanya secara teoretis tetapi juga dipraktekkan langsung dilapangan. Rangkaian kegiatan pada program ini meliputi pelatihan praktis, pembimbingan, dan demonstrasi penggunaan aplikasi untuk memastikan pemanfaatan teknologi secara optimal. Hasil dari pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pemahaman teknologi dan membantu mereka mengembangkan keterampilan menggunakan teknologi dalam bentuk video digital interaktif. Selain itu, diharapkan pula tercipta lingkungan pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan di lingkungan pesantren, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Kesimpulannya, pemanfaatan aplikasi digital dalam pendidikan pesantren memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan semangat belajar siswa, serta mampu mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan di era digital ini. Sangat diharapkan agar program pengabdian ini bisa menjadi acuan untuk bisa diimplementasikan di pesantren-pesantren lainnya yang ada di wilayah Indonesia pada umumnya, dan terkhususnya di Kota Ternate.
Exploring Ethnophysics in Javanese Gamelan: Bridging Cultural Heritage and STEAM-Based Physics Learning Saputra, Aji; Sambiri, Usman; Fajrhi, Nur
SAINTIFIK@: Jurnal Pendidikan MIPA Vol 10, No 2 (2025): SAINTIFIK@: Jurnal Pendidikan MIPA EDISI OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/saintifik.v10i2.11018

Abstract

This study aims to explore the ethnophysics characteristics of Javanese gamelan and to analyze how these characteristics can be integrated into STEAM-based physics learning. Specifically, the research seeks to identify the ethnophysics phenomena embedded in gamelan instruments, examine their cultural meanings, and formulate pedagogical implications for culturally responsive science education. Using a qualitative ethnographic design, data were collected through interviews, observations, and documentation involving gamelan craftsmen, pengrawit, and cultural experts. The findings show that instruments such as saron, demung, peking, kenong, gong, and kendang embody fundamental physics principles, including vibration, resonance, frequency, amplitude, and damping, which arise naturally from their material composition, construction processes, and performance techniques. At the same time, these instruments carry symbolic values rooted in Javanese philosophy, representing harmony, balance, collectivism, and spiritual interconnectedness. The combination of scientific and cultural dimensions demonstrates that gamelan can serve as an authentic learning medium that bridges traditional knowledge with modern physics concepts. Pedagogically, integrating ethnophysics into STEAM supports interdisciplinary learning that blends scientific investigation, engineering design, mathematical reasoning, technological tools, and artistic expression. This approach enhances contextual understanding, creativity, inclusivity, and cultural identity. The study proposes the Ethno-STEAM model as an innovative framework for decolonizing science education by positioning cultural heritage as a legitimate source of scientific insight. Overall, the ethnophysics of Javanese gamelan offers a transformative pathway for physics learning that is both scientifically rigorous and culturally grounded.