Ramlan, Andi Ade Wijaya
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Blok Subarahnoid Dosis Rendah dan Epidural pada Pasien Hamil dengan Gagal Jantung dan Komorbid Lain yang Menjalani Seksio Sesarea: Sebuah Laporan Kasus Soenarto, Ratna Farida; Alexandra, Arky Kurniati; Ramlan, Andi Ade Wijaya; Alatas, Anas
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 40 No 1 (2022): Februari
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.716 KB) | DOI: 10.55497/majanestcricar.v40i1.238

Abstract

Latar Belakang: Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab signifikan pada mortalitas ibu di negara-negara berkembang. Komorbid yang mempengaruhi ini mencakupi obesitas, hipertensi dan kehamilan tua yang memperberat kinerja jantung sehingga dapat mengakibatkan gagal jantung. Ini menjadi tantangan untuk tatalaksana anestesi dengan tujuan utama mencegah luaran buruk kepada ibu dan neonatusnya. Ilustrasi Kasus: Pada kasus ini kami melaporkan wanita, 28 tahun, G4P3A1 hamil 28 minggu, ASA 3 dengan gagal jantung kongestif, superimposed pereklampsia, serta obesitas morbid. Pasien direncanakan untuk seksio sesarea dengan kombinasi anestesi menggunakan penggunaan blok subarahnoid dosis rendah dan epidural (Combined Spinal Epidural Anesthesia/CSE), serta pertimbangan tatalaksana anestesi pada ibu hamil dengan gagal jantung atau komorbid lainnya. Simpulan: Anestesi dengan blok subarakhnoid dosis rendah memiliki efek yang minimal terhadap hemodinamik, dan dapat digunakan pada selektif pasien yang mengalami gagal jantung dan komorbid lainnya.
Skor Kelelahan pada Peserta Didik Anestesiologi dan Terapi Intensif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Heriwardito, Aldy; Sugiarto, Adhrie; Setiadi, Bakti; Dwiputra, Anggara Gilang; Hafidz, Noor; Ramlan, Andi Ade Wijaya
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 40 No 1 (2022): Februari
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.993 KB) | DOI: 10.55497/majanestcricar.v40i1.252

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi kelelahan secara global bervariasi antara 2,36-75,7%. Kelelahan merupakan konsekuensi yang dapat dialami oleh peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitasi Indonesia (FKUI) selama menjalami proses pendidikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelelahan pada PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI/RSCM setelah bertugas selama 24 jam di RSCM dengan menggunakan penilaian FAS, serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode: Metode penelitian adalah studi potong lintang dan acak. Analisis dilakukan terhadap 36 subjek peserta PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI tahap paripurna, mandiri dan magang selama periode penelitian. Subjek diberikan kuesioner berisi pertanyaan mengenai faktor yang dapat memengaruhi tingkat kelelahan. Kelelahan secara subjektif diukur dengan Fatigue Assessment Scale (FAS) setelah peserta PPDS bekerja di Rumah Sakit dr.Cipto Mangunkussumo (RSCM) selama ≥ 24 jam. Hasil: Sebanyak 55,6% peserta PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif mengalami kelelahan seetelah bekerja di RSCM selama > 24 jam, dengan rerata skor kelelahan berdasarkan FAS adalah 23,6±4,2 yang berada diatas titik potong skor kelelahan dari FAS yaitu > 22. Kelelahan fisik memiliki rerata nilai yang lebih besar (15,19±2,7) dibandingkan dengan kelelahan mental (10,61±2,2) dengan perbedaaan yang bermakna (p<0.01). Kelelahan pada peserta PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI tidak dipengaruhi oleh karakteristik, gaya hidup dan karakteristik pekerjaan. Kesimpulan: PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif mengalami kelelahan fisik pasca bekerja selama >24 jam di RSCM. Kelelahan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor gaya hidup dan pola kerja.
Bleeding Following Pediatric Liver Transplantation: A Brief Overview Gunawan, Ferriansyah; Ramlan, Andi Ade Wijaya
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 42 No 2 (2024): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v42i2.382

Abstract

End-stage liver disease (ESLD) occasionally needs liver transplantation (LT) as a life-saving treatment. In pediatric population, LT procedure is more complicated than adults, since they are mainly caused by extrahepatic cholestasis, has a variety of age groups, and has various infection susceptibilities. Furthermore, there is a complication related to LT, such as bleeding, which cannot be disregarded because it may aggravate patients’ conditions and necessitate reoperation. Moreover, in the case of hepatic artery thrombosis and portal vein thrombosis, which is caused by severe bleeding, patients and grafts’ survival may be significantly reduced. In this review, we are discussing bleeding following LT phenomena from the basic introduction, pathophysiology, prevention, monitoring, and treatment
Colorado Pediatric Airway Score (COPUR) as a Predictor of Intubation Difficulty in Children Aged 1-8 Years Kapuangan, Christopher; Perdana, Aries; Fadhila, Fulki; Ramlan, Andi Ade Wijaya; Zahra, Raihanita; Ferdiana, Komang Ayu; Rahendra, Rahendra
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 17, No 2 (2025): Jurnal Anestesiologi Indonesia (Issue in Progress)
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v0i0.70707

Abstract

Background: Airway management is critical in pediatric anesthesia, as failure can lead to severe complications, including cardiac arrest. Anticipating and preparing for difficult intubation is essential, particularly in children with unique anatomical and physiological characteristics. The Colorado Pediatric Airway Score (COPUR) is a predictive tool for assessing intubation difficulty in pediatric patients.Objective: This study evaluates the validity of COPUR in predicting difficult intubation in children.Methods: A cross-sectional diagnostic study was conducted on 121 pediatric patients (aged 1–8 years) undergoing general anesthesia at Cipto Mangunkusumo Hospital. COPUR assesses jaw structure, mouth opening, prior intubation history, uvula visibility, neck movement, and additional modifying factors (macroglossia, obesity, mucopolysaccharidosis, and protruding teeth). A COPUR score >7 was used to predict difficult intubation, while intubation difficulty was defined by an Intubation Difficulty Score (IDS) >5.Results: A COPUR score ≥8 predicted difficult intubation in 15.7% of patients, whereas actual difficult intubation occurred in 9.92%. A COPUR threshold of ≥7 provided optimal sensitivity (83.3%) and specificity (61.47%), outperforming the original cutoff of 8 (50% sensitivity, 87% specificity). The score demonstrated good discriminative ability (AUC-ROC: 0.770, 95% CI: 0.685–0.842) and suitable calibration (Hosmer-Lemeshow test, p = 0.584).Conclusion: The COPUR score is a valid tool for predicting difficult intubation in pediatric patients aged 1–8 years, demonstrating fairly good discrimination and calibration values.