Pohan, Alfindy Maulana
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Efektifitas Bisoprolol 2,5 mg dan Bisoprolol 5 mg dalam Mengontrol Denyut Jantung pada Pasien Sepsis di Ruang Rawat Intensif Pohan, Alfindy Maulana; Lubis, Bastian; Lubis, Andriamuri Primaputra
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 42 No 2 (2024): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v42i2.339

Abstract

Latar Belakang: Sepsis merupakan keadaan disfungsi organ yang mengancam jiwa di mana terjadi disregulasi respon tubuh terhadap infeksi. Sepsis dikaitkan dengan pelepasan katekolamin endogen masif yang memberikan hasil klinis buruk. Takikardia merupakan prognostik yang buruk pada pasien sepsis. Pasien sepsis dengan takikardi yang mendapat terapi beta-blocker dihubungkan dengan penurunan angka kematian. Bisoprolol merupakan antagonis selektif-ß1 yang mempunyai efek kronotropik negatif. Penggunaan beta-blocker dapat berkontribusi pada perlindungan sistemik dari lonjakan katekolamin yang terjadi selama sepsis. Bisoprolol menurunkan denyut jantung sehingga dapat mengurangi kontraktilitas miokard, lalu mengurangi kebutuhan oksigen miokard yang meningkat pada pasien sepsis.Metode: Penelitian ini merupakan randomized clinical trial (RCT) dengan double blind. Pengumpulan data dengan metode prospektif dilaksanakan di RSUP. H. Adam Malik Medan periode Desember 2022 – Februari 2023. Pemilihan sampel dengan consecutive sampling yang memenuhi kriteria inkusi dan eksklusi. Semua sampel akan diambil data denyut jantung, tekanan darah, tekanan arteri rata-rata (MAP), dan laktat yang nantinya akan dilakukan perhitungan secara statistik. lanjut dengan secara statistik.Hasil: Dengan uji T Independent pada denyut jantung, tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, dan MAP pada 2 jam dan 12 jam setelah perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan, didapatkan nilai p < 0,05. Hasil serupa didapatkan pada pemeriksaan laktat pada 24 jam setelah perlakuan, terdapat perbedaan yang signifikan, nilai p < 0,05.Simpulan: Berdasarkan hasil studi kami, terdapat perbedaan yang bermakna antara pemberian bisoprolol 2,5 mg dan bisoprolol 5 mg. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada pemberian bisoprolol 5 mg lebih efektif dibandingkan dengan bisoprolol 2,5 mg dalam menurunkan denyut jantung pada pasien sepsis
PERBANDINGAN NEBULISASI LIDOKAIN 2% DAN SPRAY LIDOKAIN 10% DALAM MENCEGAH REFLEKS BATUK PADA PASIEN BRONKOSKOPI DENGAN SEDASI DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN Pohan, Alfindy Maulana; Tanjung, Qadri Fauzi; Silaen, Ester Lantika Ronauli; Yunanda, Yuki
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 12, No 3 (2024)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15851/jap.v12n3.4010

Abstract

Keluhan batuk sering muncul pada pasien yang menjalani bronkoskopi akibat adanya trauma mekanik pada dinding saluran napas. Lidokain digunakan pada bronkoskopi untuk menekan refleks batuk. Penelitian ini bertujuan menilai efek lidokain yang diberikan secara nebulisasi dan spray terhadap refleks batuk pada pasien bronkoskopi. Desain penelitian randomized control trial dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik bulan Agustus sampai dengan September 2023 pada pasien bronkoskopi dengan sedasi. Sampel yang diperoleh 36 pasien yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang mendapat spray Lidokain 10% dan kelompok yang mendapatkan nebulisasi lidokain 2%. Variabel yang diteliti adalah derajat batuk. Analisis statistik yang digunakan adalah mann whitney. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat perbedaan derajat batuk yang bermakna pada pada menit ke-15, menit ke-30 dan postperlakuan (p<0,05). Pada kelompok nebulisasi Lidokain 2% derajat batuk lebih rendah dibanding dengan pada kelompok spray Lidokain 10%. Simpulan: Pemberian nebulisasi lidokain 2% lebih efektif menekan derajat batuk dibanding dengan spray lidokain 10% pada tindakan bronkoskopi dengan sedasi.