Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Forensic Stylistics Analysis of Kim Jonghyun’s Suicide Note Apuilina, Theresia Widya; Margareth, Ruth Anggina; Sihotang, Anggraeni Permata; Sijabat, Carissa Margaret; Rangkuti, Rahmadsyah
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 8 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v8i1.32832

Abstract

This study examines the language and stylistic aspects of the suicide note left by Kim Jonghyun, a Kpop singer who tragically committed suicide in December 2017. Using Prokofyeva's (2013) theory of unique language patterns in suicide notes, this study attempts to analyze the motivation and mental state of the victim, shedding light on the field of forensic style. The research method utilizes a descriptive qualitative approach to examine the note's language features, such as clear logic, emotional expression, text structure, and grammar. The research revealed that the notes reflected common themes found in suicide notes, such as emphasis on past events, feelings of loneliness, and self-blame. Linguistic elements, such as the use of past tense and expressive language, provide information about Jonghyun's psychological state and his decision. Finally, this study contributes to better knowledge about suicide prevention and intervention measures, emphasizing the need for early detection and support for people dealing with mental health issues. Abstract Penelitian ini meneliti aspek bahasa dan gaya bahasa dari catatan bunuh diri yang ditinggalkan oleh Kim Jonghyun, seorang penyanyi Kpop yang secara tragis melakukan bunuh diri pada bulan Desember 2017. Dengan menggunakan teori Prokofyeva (2013) tentang pola bahasa yang unik dalam catatan bunuh diri, penelitian ini mencoba untuk menganalisis motivasi dan kondisi mental korban, memberikan pencerahan pada bidang gaya forensik. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk memeriksa fitur bahasa catatan tersebut, seperti logika yang jelas, ekspresi emosional, struktur teks, dan tata bahasa. Penelitian ini mengungkapkan bahwa catatan tersebut mencerminkan tema umum yang ditemukan dalam catatan bunuh diri, seperti penekanan pada peristiwa masa lalu, perasaan kesepian, dan menyalahkan diri sendiri. Unsur-unsur linguistik, seperti penggunaan bentuk lampau dan bahasa ekspresif, memberikan informasi tentang kondisi psikologis Jonghyun dan keputusannya. Akhirnya, penelitian ini berkontribusi pada pengetahuan yang lebih baik tentang pencegahan bunuh diri dan langkah-langkah intervensi, menekankan perlunya deteksi dini dan dukungan bagi orang-orang yang berurusan dengan masalah kesehatan mental.
Semiotika Analisis pada Ulos Mangiring Batak Toba Margareth, Ruth Anggina; Sijabat, Carissa Margaret; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14155

Abstract

Indonesia dengan keberagaman budayanya, memancarkan kekayaan dalam tradisi dan seni. Suku Batak Toba di Sumatera Utara, melalui Ulos Mangiring menjadi salah satu wujud keindahan budaya yang unik. Penelitian ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam terhadap simbol-simbol dan makna dalam Ulos Mangiring menggunakan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes. Pendekatan deskriptif digunakan dengan memusatkan pada Ulos Mangiring. Data sekunder diambil dari literatur dan dokumen terkait budaya Batak Toba. Ulos Mangiring memiliki makna denotatif melalui motif Mangiring Padang Ursa dan warna-warna dominan. Pada tingkat konotatif, Ulos Mangiring melambangkan kesuburan, kesepakatan, dan identitas sosial. Dalam dimensi mitos, kain ini menjadi hadiah untuk anak pertama dengan harapan kelahiran yang baik. Analisis semiotika Roland Barthes membuka pemahaman mendalam terhadap kekayaan simbolik dalam Ulos Mangiring. Kesimpulan penelitian ini adalah Ulos Mangiring bukan hanya pakaian adat, melainkan sistem tanda dengan makna mendalam. Simbol ini mencerminkan asumsi, norma, dan harapan simbolis masyarakat Batak Toba. Peningkatan pelestarian dan edukasi perlu dilakukan untuk menjaga keberlanjutan tradisi ini.