Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Vegetation Structure of Bukit Barisan Protected Forest I Sub DAS Lubuk Paraku Lubuk Kilangan District Padang City Ramadhani, Suci; Leilani Eka Putri, Irma; Satria, Rijal; Kardiman, Reki
Jurnal Serambi Biologi Vol. 8 No. 4 (2023): Jurnal Serambi Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/srmb.v8i4.234

Abstract

Vegetation plays an important role in overcoming hydrological processes in an area, including protected forest areas. Changes in vegetation cover in protected forests will affect the water flow of a watershed ecosystem. However, there is still a lack of information about the vegetation structure of the Bukit Barisan I protected forest, so it is important to do research to find out the vegetation that makes up the Bukit Barisan I protected forest, the Lubuk Paraku Sub-watershed in Lubuk Kilangan District, Padang City. The research was conducted from November 2022 - March 2023. This type of research is descriptive using a survey method. For field data collection, the single plot method was used in 2 areas, the natural forest area and the forest adjacent to the garden. In each area, 3 single plot plots were made, 2 x 2 m plots for undergrowth and seedlings, 5 x 5 m for saplings, 10 x 10 m for poles, and 20 x 20 m for trees. Found at the seedling stage 145 individuals from 20 families, saplings 51 individuals from 10 families, pole stage 29 individuals from 10 families and tree stage 48 individuals from 12 families. The most individuals at the seedling level are included in the Araceae family, the most individual saplings and trees are included in the Moraceae family, the most individual pole stages are included in the euphorbiaceae family. Keywords: structure, protected forest, Lubuk Paraku watershed
Profile of Bukit Barisan I Protection Forest, Lubuk Paraku Sub-watershed, Lubuk Kilangan District, Padang City Mahdiyah, Naura; Leilani Eka Putri, Irma
Jurnal Serambi Biologi Vol. 8 No. 4 (2023): Jurnal Serambi Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/srmb.v8i4.285

Abstract

Forests are natural resources that play an important role in economic, social, cultural and ecological life. (Widodo & Sidik, 2020). One of the main environmental problems that arise is land damage due to deforestation and conversion of land to plantations (Akhmaddhian, 2016). Profile diagrams can be used to identify tree characteristics starting from height, crown density and width, tree architectural forms, and strata that are often used by wild animals in carrying out their daily activities (Nugraha, 2017). The purpose of this research is to learn how to make vertical and horizontal profile diagrams, to know the structure and stratification of forest vegetation in the Bukit Barisan I Protection Forest in the Lubuk Paraku sub-watershed, and to know how to cover the forest floor by the tree canopy. The research was conducted in November 2022-March 2023 in the Bukit Barisan I Protection Forest, Lubuk Paraku sub-watershed, Lubuk Kilangan District, Padang City. The method used is descriptive which begins with a field survey and then makes a single 60x20 meter plot at 2 observation stations. Then the collected data will be digitally described using the SeXI-FS application. The total number of trees in the natural forest is 37 trees of 6 different species, and in the forest adjacent to the parak 53 trees with 12 different species. The two locations are dominated by the species Villebrunea rubescens from the Urticaceae family. The structure of the vegetation at the two observation sites occupies stratum B and C, and the distribution pattern of the vegetation shows a random (uniform) distribution pattern. Thus, stratification, vegetation structure and forest floor cover structure are moderate.
Analisis Tutupan Kanopi Dengan Metode Hemispherichal Photography Di Kawasan Hutan Lindung Bukit Barisan I Sub DAS Lubuk Paraku Kota Padang Oktarina, Talia; Leilani Eka Putri, Irma
Jurnal Serambi Biologi Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Serambi Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/srmb.v9i1.312

Abstract

Forests have various ecological functions, such as carbon storage and the hydrological cycle which is an important part of the ecological function of tropical rainforests. One use of identification data based on the condition of forest canopy cover in the future can be developed to determine conditions (forest health), conservation, disaster management and evaluation in forest management. The aim of this research is to determine Canopy Cover Using the Hemispherical Photography Method in the Bukit Barisan I Protected Forest Area, Lubuk Paraku Watershed, Padang City. This research was carried out from December 2022 - January 2023. The research method was a survey method, where the Indarung forest was used as the location. research and trees in the Bukit Barisan I Protected Forest Area, Lubuk Paraku Watershed, Padang City, were used as research objects. Analysis using the Hemispherical Photography method and Glama software. The results of the research show that the canopy cover of the Bukit Barisan I Protected Forest, Lubuk Paraku Sub-Watershed, has the highest value at Forest Station 3 at 86.67% and the Standard Deviation is 4.28% and the smallest is found at Parak Station 1 has a cover of 78.81% and a standard deviation of 4.38%. The canopy cover of all stations is included in the dense category. Keywords : Canopy cover, Hemispherical photography, Forest
Literatur Review: Koenih Rimbo (Curcuma sumatrana Miq.) Tumbuhan Endemik Terancam Punah Pulau Sumatra yang Berpotensi Sebagai Tumbuhan Obat Citaindah, Ameilia; Leilani Eka Putri, Irma
Jurnal Serambi Biologi Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Serambi Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/srmb.v9i1.324

Abstract

Minat masyarakat Indonesia terhadap penggunaan obat tradisional sangat tinggi, dikarenakan penggunaan tanaman obat dipercaya dapat meningkatkan sistem imun tubuh. Koenih Rimbo (Curcuma sumatrana Miq.) merupakan salah satu tumbuhan obat endemik Sumatra yang berasal dari family Zingiberaceae. Namun, saat ini Koenih Rimbo masuk ke dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN Red List pada tahun 2018. Koenih Rimbo memiliki nilai penting dalam bidang pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi, fisiologi, habitat dan potensi nya sebagai tumbuhan obat. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan literature review. Berdasarkan artikel yang dikumpulkan didapatkan hasil bahwa C. sumatrana merupakan tanaman herba yang memiliki tinggi 135 cm dan memiliki rimpang berbetuk bulat seperti telur. C. sumatrana habitatnya dihutan sekunder yang berada pada ketinggian 100-500 mdpl. C. Sumatra merupakn tumbuhan obat yang memiliki potensi meningkatkan meningkatkan kecerdasan, struktur histologi otak dan konsentrasi malondialdehid pada Mencit, sebagai antikanker dan sebagai antibakteri, hal ini dikarenakan terdapat berbagai macam senyawa aktif pada rimpang C. sumatrana.
Inventarisasi dan Distribusi Jenis Mangrove Dekat Pemukiman Kota Padang Qolbi, Syifatul; Leilani Eka Putri, Irma
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14682

Abstract

Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang terdiri dari 13.667 pulau dan mempunyai wilayah pantai sepanjang 54.716 kilometer. Hal itu membuat indonesia memilki ekosistem pesisir berupa lahan mangrove yang luas, salah satunya di kota padang Sumatera Barat. Akan tetapi bertambahnya populasi manusia membuat luas lahan mangrove menjadi berkurang karena padatnya pemukiman. Metode yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik jelajah. Inventarisasi jenis mangrove dilakukan di 5 stasiun pengamatan dan data disajikan dalam bentuk tabel serta deskripsi mengenai habitat dan jenis spesies. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan jenis-jenis Mangrove yang dikelompokkan kedalam 7 ordo, 11 Famili, 12 genus, dan 14 species, dengan satu tidak teridentifikasi. Dari perbandingan 2 data jenis spesies yang ditemukan, didapatkan adanya kemunculan dan ditemukannya spesies mangrove yang kebanyakan jenis mangrove payau dan darat. Pada penelitian kali ini tidak ditemukannya Sonneratia alba, dan Aegiceras sp.
Studi Etnobotani Pada Hutan Mangrove di Kenagarian Pilubang, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat Pratama, Yoga; Leilani Eka Putri, Irma
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14731

Abstract

Ilmu etnobotani sangat besar manfaatnya, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan mangrove. Etnobotani berkembang dari pengumpulan 2 informasi, jenis-jenis dan nama lokal dari tumbuhan hingga manfaat tertentu yang ada pada masyarakat. Selain itu dalam etnobotani juga mempelajari hubungan timbal balik secara menyeluruh antara masyarakat lokal dengan lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat nagari pulubang memanfaatkan tumbuhan mangrove dalam kehidupan seharihari. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan analisis deskriptif. Data primer dikumpulkan melalui observasi dan teknik wawancara semi-terstruktur, hasil dari wawancara terdapat beberapa spesies yang dimanfaatkan oleh masyarakat, 11 spesies dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat seperti Sonneratia caseolaris, Nypa fruticans, Acanthus ebracteatus, Acanthus ilicifolius, Acrostichum aureum, Hibiscus tiliaceus, Pandanus tectorius, Melastoma candidum, Calophyllum inophyllum, Morinda citrifolia, Wedelia biflora, 4 spesies dapat dikonsumsi seperti Sonneratia caseolaris, Nypa frutican, Melastoma candidum, Ardisia elliptic, 8 spesies dimanfaatkan sebagai keperluan lainnya seperti Nypa fruticans, Derris trifolia, Dolichandrone spathacea, Pandanus tectorius, Cerbera manghas, Glochidion littorale, Calophyllum inophyllum, Flagellaria indica. 4 spesies terdata mempunyai manfaat ganda seperti Sonneratia caseolaris, Nypa fruticans, Melastoma candidum, Calophyllum inophyllum. presentase pemanfaatan mangrove sebagai obat sebesar 48%, pemanfaatan mangrove sebagai kerajinan dan ekonomi sebesar 35%, dan pemanfaatan mangrove sebagai pangan yaitu sebesar 17%.
Mikroklimat di Hutan dan Tempat Terbuka di Kawasan Ekowisata Sungai Sungkai, Pauh, Padang, Sumatera Barat Nur Annisa; Leilani Eka Putri, Irma
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i2.14987

Abstract

Kawasan hutan Sungkai Green Park (SGP) merupakan kawasan pengembangan ekowisata lahan terbuka yang dikelilingi bukit-bukit yang berlokasi di Bukik Sungkai, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Ekosistem hutan memiliki iklim mikro di bawah kanopi yang berbeda dan sangat penting bagi pertumbuhan dan mempertahankan hidup vegetasi di bawah tajuk dan bibit. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan yang interaktif antara tumbuhan-tumbuhan di lingkungan terdedah dan ternaung dengan keadaan klimatologi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang menunjukan bahwa terdapatnya perbedaan mikroklimat hutan pada daerah ternaung dan daerah terdedah.