Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Pemahaman Tentang Etika Pancasila Melalui Sosialiasi Pentingnya Membuang Sampah Pada Tempatnya Di Wilayah Pariwisata Pantai Air Manis Padang Melisa Baitul Novia; Mutiara Gusliandini; Keke Kemala Dewi; Zaki Mubarak; Lara Sati; Dwi Puspita Putri; Reza Dwi Afrilla Yulanda; Panji Indra Lesmana; Muhammad Fajri; Nesa Dela Konceta; Satria Falih Ibrahim; Elwidarifa Marwenny; Eka Marayanti
Jurnal Imiah Pengabdian Pada Masyarakat (JIPM) Vol 2 No 3 (2025): Januari - Maret
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air Manis Padang Beach is one of the popular beach attractions in West Sumatra. Apart from enjoying the natural panorama and waves, this beach cannot be separated from the legend of Maling Kundang. This sweet water beach has an unspoiled natural atmosphere. Plastic waste management in the Air Manis beach area aims to increase public awareness regarding the negative impact of plastic waste on the environment and the importance of maintaining beach cleanliness. Plastic waste management is a priority program based on the condition of the most abundant and frequently encountered piles of plastic waste. Therefore, local people and tourists will better understand the negative impact of plastic waste on the environment. And it can encourage a reduction in the amount of plastic waste that is thrown away carelessly, thereby reducing pollution in coastal areas. In this way, the beach will become more beautiful and attractive for tourists, thereby having a positive impact on the local tourism sector. The method used is an educational and participatory approach through socialization, discussions, quizzes activities, giving out door prizes. This research involved 10 respondents consisting of local communities, tourist visitors and tourism business actors. The research results show that this outreach increases public awareness and understanding of the importance of disposing of waste in the right place, as well as Pancasila ethical values such as environmental concern, social responsibility and shared awareness. This activity has a positive impact on the environment and quality of life of the surrounding community, as well as increasing awareness of the importance of environmental conservatio
Jenis Tumbuhan Hasil Hutan Bukan-Kayu Sebagai Produk Kerajinan Yang Dikomersialisasikan Di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat Dwi Puspita Putri; Kardiman, Reki
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i2.14913

Abstract

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merujuk pada produk alami dari hutan selain dari kayu. HHBK telah menjadi fokus dalam pengelolaan hutan yang lestari, utamanya kelompok tumbuhan, dan nilainya menjadi tinggi ketika banyak dimanfaatkan oleh manusia, salah satunya adalah produk kerajinan yang diperdagangkan di sentra-sentra ekonomi daerah. Permintaan pasar pada produk kerajinan akan terkait dengan nilai produk HHBK dalam pengelolaan hutan oleh masyarakat di pinggir hutan, tetapi data mengenai jenis dan karakteristik tumbuhan HHBK yang digunakan, produk kerajinan yang dihasilkan, serta tingkat kebutuhannya masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi jenis dan karakteristik tumbuhan HHBK yang digunakan sebagai produk kerajinan dan kebutuhannya di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Survei dilakukan pada tujuh toko kerajinan yang dipilih secara purposive, dan data dikumpulkan melalui pengamatan langsung dan kuesioner. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan HHBK yaitu Calamus spp. (rotan), Bambusa spp.(bambu), Cocos nucifera (kelapa), Eichhornia crassipes (eceng gondok), Pandanus spp.(pandan), Arenga pinnata (aren), dan Metroxylon sagu(sagu) untuk menghasilkan 61 tipe produk kerajinan yang dikomersialisasikan di Kota Padang. Batang adalah bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan dengan ukuran diameter bervariasi 2-38 mm. Rotan adalah jenis HHBK paling banyak dibutuhkan, dengan kriteria sudah tua, lentur dan serat halus. Tujuh belas tipe produk kerajinan diproduksi dan dikomersialkan di Kota Padang dengan bahan mentah berasal dari Kabupaten Mentawai. Kebutuhan bahan baku juga bervariasi antar jenis HHBK dan tipe produk kerajinan. Selain diproduksi di daerah kota Padang, produk juga berasal dari Payakumbuh dan Jawa dengan jumlah kebutuhan yang beragam. Penelitian ini menerangkan tingginya kebutuhan tumbuhan HHBK di Kota Padang yang bahan bakunya tidak ada yang bersumber dari kawasan hutan Kota Padang. Informasi ini dapat menjadi pedoman bagi masyarakat lokal dalam memanfaatkan jenis tumbuhan HHBK di dalam kawasan di Kota Padang.