Penelitian ini diberi judul ``Gorga Ruma Bolon Batak Toba di Kecamatan Sigumpar, Kajian Semiotika''. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagian-bagian Ruma Bolon, jenis-jenis Gorga, bentuk Gorga, fungsi dan makna Gorga pada masyarakat Batak Toba. Teori yang digunakan untuk analisis adalah semiotika.(Charles Sanders Peire) menggemukakan Semiotika adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku pada pengguna tanda. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Ada 12 bagian ruma bolon di Kecamatan Sigumpar. yaitu batu ojahan atau pondasi rumah, bahasi atau tiang rumah, rasang, balatuk atau tangga, jendela rumah, bara atau kolong rumah. sokkor, tartaring atau tempat masak, lantai rumah, dinding ruma bolon, pintu ruma bolon, dan atap ruma bolon, 2) terdapat 17 gorga beserta fungsi dan maknanya yaitu Gorga Siture -Ture, Gorga Boraspati, Gorga Adop- Adop atau Susu, Gorga Singa Singa, Gorga Ipon Ipon, Gorga Sompi, Gorga Mataniari atau Matahari, Gorga Desa Na Ualu atau delapan penjuru mata angin, Gorga Simarogung-ogung atau Gong, Gorga Ulupaung, Gorga iran-iran, Gorga Silintong, Gorga Sitangan-tangan, Gorga Simeol Eol, Gorga Dalihan Na Tolu, Gorga Gaja Dompak, Gorga jorngom atau jenggar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Gorga merupakan ukiran atau ukiran tradisional yang biasa terdapat pada dinding luar rumah atau pada rumah adat atau disebut juga Gorga yang menjelaskan tentang bentuk, fungsi dan makna Gorga Ruma bolon. Hal ini menandakan mengandung unsur mistis. Terletak di Kecamatan Sigumpar.