Eriman, Laode
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kepemimpinan Visioner Terhadap Pembangunan Berkelanjutan di Kota Baubau A, Herry Pratama; Gazalin, Junaid; Sarsina, Wa Ode; Oksahill, Oksahill; Eriman, Laode
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 3: April 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i3.7832

Abstract

This research aims to analyze the role of visionary leadership in supporting sustainable development in Baubau City, particularly in the context of the development of the Kota Mara (Kotamara) area. Visionary leadership is identified as a key factor in formulating strategic policies oriented towards sustainability, including economic, social, and environmental aspects. This study used a qualitative approach with a descriptive-analytical method, through in-depth interviews, observation, and document review. The results show that visionary leadership is able to create synergy between the government, community, and private sector in realizing sustainable development. Leaders with a long-term vision play a role in designing innovative programs, such as community participation-based environmental management, environmentally friendly infrastructure development, and strengthening the local economy. In addition, visionary leadership is also a catalyst in building collective awareness of the importance of sustainability as the main foundation of development. This study concludes that the consistent implementation of visionary leadership can be an effective model to encourage city transformation towards inclusive and sustainable development.
Al Islam Kemuhammadiyaan sebagai Basis Pendidikan Karakter Calon Pemimpin Ihu, Safardan Ko; Ferdiansyah, Ferdiansyah; Eriman, Laode; Mardin, Yuzuf; Fadli, Fadli; Gazalin, Junaid
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muhammadiyah didirikan pada saat kondisi pendidikan pemerintah kolonial yang diskriminatif dan kondisi pendidikan Islam yang memprihatinkan. Kondisi tersebut mendorong KH. Ahmad Dahlan untuk menyelenggarakan sekolah Muhammadiyah, yang memadukan pengetahuan umum dengan pengajaran agama. Hal ini bertujuan untuk memberi keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan spiritual pada siswa. Pendidikan karakter KH. Ahmad Dahlan didasarkan pada ajaran Islam, yaitu iman, ilmu, dan amal. Pada prinsipnya, agama bukan sekedar sebagai pengetahuan saja, tetapi harus sampai pada amalan. KH. Ahmad Dahlan menolak sistem pendidikan pemerintah kolonial Belanda saat itu, yang diskriminatif dan sangat intelektualis. Selain itu, KH. Ahmad Dahlan menganggap penting dilaksanakannya pendidikan yang bersifat menyeluruh, yang dilaksanakan dalam sistem pondok, dan dikelola dengan prinsip kekeluargaan. Melalui sistem pondok, dengan kebersamaan guru dan murid setiap harinya, secara tidak langsung anak tidak hanya belajar dari buku-buku pelajaran, tetapi juga melalui kehidupan yang mereka alami sehari-hari. Pendidikan karakter berbasis agama dalam pendidikan akhlak menurut KH. Ahmad Dahlan sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang berbasis agama dan budaya, jika diterapkan saat ini selaras pula dengan desain induk pendidikan karakter yang dikembangkan oleh pemerintah.
Al Islam Kemuhammadiyaan sebagai Basis Pendidikan Karakter Calon Pemimpin Oihu, Safardan Ka; Ferdiansyah, Ferdiansyah; Eriman, Laode; Mardin, Yuzuf; Fadli, Fadli; Rosita, Rosita; Restiawati, Restiawati; Yanto, La Yuki; Gazalin, Junaid
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muhammadiyah didirikan pada saat kondisi pendidikan pemerintah kolonial yang diskriminatif dan kondisi pendidikan Islam yang memprihatinkan. Kondisi tersebut mendorong KH. Ahmad Dahlan untuk menyelenggarakan sekolah Muhammadiyah, yang memadukan pengetahuan umum dengan pengajaran agama. Hal ini bertujuan untuk memberi keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan spiritual pada siswa. Pendidikan karakter KH. Ahmad Dahlan didasarkan pada ajaran Islam, yaitu iman, ilmu, dan amal. Padaprinsipnya, agama bukan sekedar sebagai pengetahuan saja, tetapi harus sampai pada amalan. KH. Ahmad Dahlan menolak sistem pendidikan pemerintah kolonial Belanda saat itu, yang diskriminatif dan sangat intelektualis. Selain itu, KH. Ahmad Dahlan menganggap penting dilaksanakannya pendidikan yang bersifat menyeluruh, yang dilaksanakan dalam sistempondok, dan dikelola denganprinsip kekeluargaan. Melaluisistempondok, dengan kebersamaan guru dan murid setiap harinya, secaratidaklangsung anak tidak hanya belajar dari buku-buku pelajaran, tetapi juga melalui kehidupan yang mereka alami sehari-hari. Pendidikan karakter berbasis agama dalam pendidikan akhlak menurut KH. Ahmad Dahlan sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang berbasis agama dan budaya, jika diterapkan saat ini selaras pula dengan desain induk pendidikan karakter yang dikembangkan oleh pemerintah.