Abstract—Circumcision is the oldest surgical science practiced worldwide. There are three reasons why people practice circumcision. The first is culture, the second religion, the third health. UTI can be prevented by keeping the prepuce area dry, considering that the prepuce is very sensitive to microlesions and a moist environment. Whereas out of 112 UTI incidents, 24% were found in children aged less than 3 years, especially in children who had not been circumcised. The purpose of this research to determine the effect of circumcision on the incidence of Urinary Tract Infection (UTI) in toddler boys aged 2-5 years. Research Methods in this study used an observational analytic method with a cross-sectional approach, using a sample of 80 who fit the inclusion and exclusion criteria, which were collected from secondary data and tracked to conduct interviews. The result in this study, significant results were obtained from the effect of circumcision on the incidence of Urinary Tract Infection (UTI), this was seen from the p-value of 0.000 and the prevalence ratio value obtained was 0.078 with a confidence interval (CI) value range of 0.017-0.363 with an accuracy rate of 95%, because the range of confidence interval values does not exceed one, circumcision is a defense or risk factor for urinary tract infection (UTI). Conclusion This study shows that there is a significant influence between circumcision on the incidence of urinary tract infections (UTI). This is in accordance with previous research which states that there is an effect of circumcision on Urinary Tract Infection (UTI). Keywords: circumcision, toddler age,urinary tract infection (uti) Abstrak—Sirkumsisi ilmu bedah tertua yang di praktikan di seluruh dunia. Terdapat tiga alasan masyarakat mempraktikan sirkumsisi. Pertama budaya, kedua agama, ketiga kesehatan. ISK dapat dicegah dengan menjaga area preputium agar tetap kering, mengingat preputium sangat peka dengan mikrolesi dan lingkungan yang lembab. Bahwa dari 112 kejadian ISK 24% ditemukan pada anak berusia kurang dari 3 tahun, khususnya pada anak yang belum di khitan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perngaruh sirkumsisi terhadap kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada balita laki-laki usia 2-5 tahun. Metode penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan penedekatan cross sectional, dengan menggunakan sampel sebanyak 80 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, yang dikumpulkan dari data skunder dan di tracking untuk dilakukan wawancara. Hasil yang di dapat pada penelitian ini didapatkan hasil yang signifikan dari pengaruh sirkumsisi terhadap kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK), hal ini dilihat dari p-value sebesar 0,000 dan nilai rasio prevalensi yang didapat yaitu 0,078 dengan rentang nilai confidence interval (CI) yaitu 0,017-0,363 dengan tingkat ke akuratan 95%, karena rentang nilai confident interval tidak melewati angka satu, maka sirkumsisi adalah sebagai faktor pertahanan atau resiko terhadap kejadian Infeksi saluran kemih (ISK). Kesimpulan pada penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara sirkumsisi terhadap kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa adanya pengaruh sirkumsisi terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK). Kata kunci: infeksi saluran kemih (isk), sirkumsisi, usia balita