Pekerja di sektor konstruksi sering dihadapkan pada postur kerja yang tidak ergonomis akibat aktivitas fisik yang berat, berulang, dan dilakukan secara manual. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya gangguan muskuloskeletal seperti nyeri punggung, leher, bahu, dan ekstremitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis postur kerja pekerja pada proyek pembangunan Suralaya Bridge menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) untuk mengidentifikasi tingkat risiko ergonomi dan memberikan rekomendasi perbaikan. Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif terhadap 19 pekerja di PT Hefa Sarana Kontraktor yang terlibat dalam berbagai jenis pekerjaan konstruksi seperti pemasangan besi, fabrikasi beton, pengelasan, dan pengoperasian alat berat. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung, dokumentasi foto, dan pengukuran sudut postur tubuh sesuai metode REBA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 19 jenis pekerjaan yang memiliki level risiko high risk sebanyak 2 pekerjaan, medium risk 15 pekerjaan, dan low risk yaitu 2 pekerjaan. Jenis pekerjaan dengan skor REBA tertinggi adalah pada aktivitas pemerataan cor pada dinding jembatan, dengan skor 10 karena posisi pekerja yang tidak ergonomis dan posisi badan atau punggung sedikit memutar ke samping, dan pada pekerjaa perbaikan crane dengan skor 9 karena pekerja dalam posisi menuntut pekerja menjangkau area sempit pijakan yang berada pada ketinggian, sering kali dalam posisi membungkuk dan berdiri tidak seimbang. hal ini jika dilakukan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan musculoskeletal, sehingga segera dilakukan Tindakan pengendalian. Temuan ini menegaskan pentingnya penerapan prinsip ergonomi dan peningkatan kesadaran K3 dalam sektor konstruksi.